12/29/2010

berjalan ditempat

masih saja saya mengulanginya lagi, sifat negatif yang saya sadari bahwa saya salah dan ingin berubah dengan tujuan untuk menjadikan diri sebagai pribadi yang lebih matang. akankah ini menjadi benalu selamanya bagi saya? percuma jika kita pintar berteori namun praktiknya nihil. astagfirullahalazim..

12/22/2010

Kisah Seorang Ibu

Bayangkan kalau semua anak Anda menderita lumpuh. Tentu, Anda akan sangat bingung dengan masa depan mereka. Di Purwakarta, ada seorang ibu yang bukan hanya empat anaknya yang lumpuh. Melainkan juga, suami yang menjadi tulang punggung keluarga. Allahu Akbar.

Hal itulah yang kini dialami seorang ibu usia 70 tahun. Namanya Atikah. Di rumahnya yang sederhana, ia dan keluarga lebih banyak berbaring daripada beraktivitas layaknya keluarga besar.

Mak Atikah bersyukur bisa menikah dengan seorang suami yang alhamdulillah baik dan rajin. Walau hanya sebagai pencari rumput, Mak Atikah begitu menghargai pekerjaan yang dilakoni suaminya. Bahkan, tidak jarang, ia membantu sang suami ikut mencari rumput.

Beberapa bulan setelah menikah, tepatnya di tahun 1957, Allah mengaruniai Mak Atikah dengan seorang putera. Ia dan suami begitu bahagia. Ia kasih nama sang putera tercinta dengan nama Entang.

Awalnya, Entang tumbuh normal. Biasa-biasa saja layaknya anak-anak lain. Baru terasa beda ketika anak sulung itu berusia 10 tahun.

Waktu itu, Entang sakit panas. Bagi Mak Atikah dan suami, anak sakit panas sudah menjadi hal biasa. Apalagi tinggal di daerah pedesaan yang jauh dari pelayanan medis. Entang pun dibiarkan sakit panas tanpa obat.

Panas yang diderita sang anak ternyata kian hebat. Tiba-tiba, Entang merasakan kalau kakinya tidak bisa digerakkan. Setelah dicoba beberapa kali, kaki Entang memang benar-benar lumpuh.

Musibah ini ternyata tidak berhenti hanya di si sulung. Tiga adik Entang pun punya gejala sakit yang sama dengan sang kakak. Dan semuanya sakit di usia SD atau kira-kira antara 7 sampai 10 tahun. Satu per satu, anak-anak Mak Atikah menderita lumpuh.

Usut punya usut, ternyata anak-anak yang tinggal di Desa Cileunca, Kecamatan Bojong, Purwakarta itu sebagian besar terserang penyakit polio. Tapi, semuanya sudah serba terlambat. Lagi pula, apa yang bisa dilakukan Mak Atikah dengan suami yang hanya seorang pencari rumput.

Sejak itu, Mak Atikah mengurus empat anaknya sekaligus seorang diri. Dengan sarana hidup yang begitu sederhana, bahkan sangat kekurangan, keluarga ini mengarungi hidup puluhan tahun dengan kesibukan anak-anak yang lumpuh.

Ujian Allah buat Mak Atikah ternyata tidak berhenti sampai di situ. Di tahun 90-an, giliran suami Bu Atikah yang mengalami musibah. Saat mencari rumput, Pak Didin terjatuh. Orang-orang sekitar pun menggotong Pak Didin pulang. Dan sejak itu, Pak Didin tidak bisa lagi menggerakkan kaki dan tangannya. Ia cuma bisa berbaring.

Lalu, bagaimana dengan pemasukan keluarga kalau sang suami tidak lagi bisa berkerja. Bu Atikah pun tidak mau diam. Kalau selama ini ia hanya bisa mengurus anak-anak di rumah, sejak itu, ibu yang waktu itu berusia hampir enam puluh tahun pun menggantikan sang suami dengan pekerjaan yang sama. Di usianya yang begitu lanjut, Bu Atikah mengais rezeki dengan mencari rumput.

Sehari-hari, ia berangkat pagi menuju tanah-tanah kosong yang dipenuhi rumput. Ia kumpulkan rumput-rumput itu dengan sebilah arit, kemudian dibawa ke pemesan. Tidak sampai sepuluh ribu rupiah ia kumpulkan per hari dari mencari rumput. Dan itu, ia gunakan untuk mengepulkan asap dapur rumahnya. Hanya sekadar menyambung hidup.

Di bulan Mei tahun ini, sang suami yang hanya bisa berbaring dipanggil Allah untuk selamanya. Kini, tinggal Mak Atikah yang mengurus keempat anaknya yang tidak juga sembuh dari lumpuh.
Allah menguji hambaNya dengan sesuatu yang mungkin sulit untuk dicerna pikiran orang lain. Subhanallah.

(sumber: era muslim)

Ibu, kami mencintaimu..

Ada seorang pemuda menemui Rasulullah dan berkata, 'Wahai Rasul, ayah saya kini telah tiada, sedangkan ibu saya sudah tua. Kalau makan, saya haluskan dulu makanannya kemudian saya letakkan makanan itu ke dalam mulutnya, tak ubahnya anak kecil. Saya letakkan beliau dalam ayunan kain seperti bayi dan setelah itu saya mengayunnya sampai tertidur.'

Mendengar penuturan Rasulullah meneteskan air mata seraya mengatakan, 'Wahai anak muda, engkau telah mendapatkan keberhasilan yang sangat layak karena engkau memohon kepada Allah dengan hati yang bersih dan niat yang tulus dan Allah telah mengabulkan doamu.' Anak muda itu bertanya, 'Wahai Nabi, apakah saya sudah dapat menggantikan jerih payah ibu saya?' Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam Bersabda, 'engkau takkan pernah bisa menggantikan semua jerih payahnya bahkan satu rintihan di antara rintihan-rintihannya pada saat melahirkan. Didunia ini tidak ada yang bisa bekerja keras yang melebihi dari yang dilakukan oleh seorang ibu.'

Itulah sebabnya menghormati ibu adalah sebuah keharusan. Rintihan ibu ketika melahirkan diri kita, rintihan ibu di kala malam tiba dan bermunajat untuk anaknya akan selalu didengarkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kesuksesan seorang anak berarti munajat yang dipanjatkan ibu. Mari kita muliakan Ibu yang setiap rintihannya tak akan pernah kita sanggup untuk menggantikannya.

Ibu, kami mencintaimu..

Selamat Hari Ibu....

(sumber)

another luck

sepanjang tahun ini ibu saya selalu cerewet mengingatkan untuk memakai jatah tiket free terakhir sebagai fasilitas dari ayah saya yang pensiunan GIA (perusahaan penerbangan tanah air) karena umur saya menginjak 25 tahun depan. itu adalah batas umur anak sudah tidak ditanggung lagi karena asumsi sudah mendapat pekerjaan & fasilitas sendiri.

saya tidak terlalu memikirkan hal tsb karena memang sampai dengan bulan juli adalah semester tersibuk dan paling berkesan dalam hidup saya, dimana kali itu saya kuliah 18 sks (melebihi ketentuan krn suatu kondisi trtentu) + skripsi, kerja, dan periode ayah saya baru terkena stroke. adalah masa-masa percobaan didalam hidup yang mengharuskan saya tetap tegar menjalani kesemuanya itu.

singkat cerita 6 bulan berlalu dengan baik, saya berhasil lulus sidang dan diwisuda dibulan agustus, pekerjaan pun lancar, progress kesembuhan ayahku pesat dan sudah bisa berjalan dibulan tersebut. alhamdulillah..

badai hebat itu pun berlalu... kembali ibu mengingatkan saya untuk pergi berlibur menggunakan fasilitas tiket free tersebut. namun lagi-lagi saya berbenturan dengan biaya, tabungan saya tidak banyak, semakin bertambah bulan semakin sibuk saya dengan pekerjaan kantor yang memang terdapat acara besar di bulan desember, bulan terakhir dalam tahun! lalu kapan donk waktunya?

santai saja saya menjalani semuanya itu.. hingga tiba diakhir bulan pacar saya menginformasikan bahwa dirinya dapat tugas audit ke surabaya setelah saya menyelenggarakan kongres pekerjaan utama saya di kantor. beruntung sekali bukan? apa lagi disana ada keluarga dari ayah sana, ingin rasanya menengok mereka semua terutama nenek kandung saya langsung satu2nya. ditambah adik saya yang memang sedang kuliah disana menitipkan surat pengantar RT/RW asli sebagai persyaratan beasiswa yang ia peroleh setiap semester, maka saya pun membantu menyiapkan surat tersebut dan kemudian mengantarkannya. kebetulan sekali bukan?

dan ketika disanapun saya banyak mendapat keberuntungan-keberuntungan lainnya yang patut saya syukuri kembali, namun akan saya ceritakan lagi dilain kesempatan.

akhir kata sebagai penutup saya mengucapkan alhamdulillah....

luck

saya beruntung, saya sangat beruntung, saya amat sangat beruntung! saya beruntung beruntung beruntung dan seterusnya. kata-kata itu tidak pernah berujung. merefleksikan keberuntungan yang selalu saya alami dalam hidup. alhamdulillah..

misalnya minggu lalu saat saya berpulang dari menemani ayah ibu terapi ceragem ditempat saudara kami yang memiliki alat tersebut. hari minggu itu sudah malam sekitar jam 8, saat kami melintasi jalur tomang yang menuju kearah tol tangerang saya terpaksa membelokkan kendaraan melintasi jalur busway, karena memang biasanya polisi mempersilahkan untuk melintasinya demi mengurangi kemacetan disana yang memang selalu terjadi. tapi malam itu tidak, diujung sana terlihat beberapa polisi sedang sibuk menilang kendaraan-kendaraan lain yang juga melawati jalur busway ini. yah mau diapain lagi pikir saya.. pasrah saja wong memang salah. yasudah jadinya kami seperti antrian kendaraan yang tertib menunggu giliran untuk ditilang. sesampainya disana saya gak basa basi, justru polisinya yang basa-basi, saya cuma bilang udah tilang aja pak.. tapi entah kenapa saya jadi terburu-buru, setelah menyerahkan SIM saya langsung cabut, mereka tampak bingung.. tapi seketika itu juga ayah saya menegur surat tilangnya mana?! astagfirullah... saya lupa! diujung perbatasan jalur busway saya langsung meminggirkan kendaraan dan berlari agak jauh ke belakang untuk mengejar polisi tadi. sesampainya disana untunglah mereka belum kemana-mana, yang ada semakin nyayur mereka dengan jumlah kendaraan yang tak putus (seharusnya dalam kondisi seperti ini polisi memaklumi, toh biasanya juga begitu, dasar ini aja lagi ngejar setoran, but still rule is rule, the wrong is the wrong). polisi yang menilang saya tadi tak heran dengan kedatangan saya karena sudah tau maksutnya,
polisi: "kenapa tadi buru-buru dek? <-- saya dipanggil adek! hehe",
saya: "iya pak maaf gak enak sama yang antri dibelakang semakin panjang."
polisi: "mobilmu mana?"
saya: "didepan sana pak."
polisi: "yausudah sana jalan, nanti kendaraannya hilang gak ada yang jagain (sambil mengembalikan SIM)"
saya: "terima kasih pak!" (sambil berbisik dalam hati padahal ada orangtua saya didalam mobil, masih tetap didalam hati lalu berucap alhamdulillah, beruntung saya tidak jadi ditilang, mana sempat saya mengurus persidangan dan sebagainya, ditambah resiko tetap berkendara tanpa SIM. syukurlah allah maha tahu kondisi hambanya. terima kasih ya rabb sumber segala nikmat dan kebahagiaan di jiwaku.)

12/14/2010

terpacu oleh para pendekar

Adalah sebuah arena yang mempertarungkan para pendekar akuntansi dari seluruh wilayah NKRI dalam sebuah Kongres Akbar bertajuk Kongres XI Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Diselenggarakan pada tanggal 8-10 Desember 2010 di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, tepatnya di GrandBall Room Lantai 11 Westmall.

Para pendekar yang hadir disana sangat berwarna dari berbagai jurusan persilatan, dan dari berbagai kalangan, mulai dari pendekar-pendekar top position, pendekar yang sudah tersohor namanya, pendekar penuh gelar, pendekar mapan, hingga ke pendekar muda yang sedang berjuang dibawah tanah.

Saya tertegun ketika menyaksikan mereka saling beradu argumen bahkan dengan tensi yang tinggi namun tetap menjunjung etika dengan tidak sampai beradu jotos. opini-opini yang mereka lontarkan pun sangat cerdas dengan disertai sanggahan dari berbagai lini, cara mereka mempertahankan argumennya masing-masing pun begitu kokoh selayaknya sebuah rangkaian kalimat yang dipagari beton.

Mereka pun mengambil perannya masing-masing, ada yang sudah terbakar berapi-api, ada sang penjual minyak yang selalu mengompori, ada sang air didaun talas, ada lagi sang pencair atau mungkin golongan pendekar senior yang berperan sangat bijak menjadi penengah, mengarahkan semua pendekar itu menuju musyawarah untuk mufakat.

saya? saya adalah salah satu pendekar junior yang beruntung mengambil pelajaran dari sana.

12/11/2010

laknat lainnya

dulu saya pernah membuat tulisan berjudul laknat;
http://semacamtempatsampah.blogspot.com/2009/06/sayonara-laknat.html, http://semacamtempatsampah.blogspot.com/2009/06/masih-tentang-silaknat.html
dan kali ini saya ingin melaknati sesuatu lainnya.

adalah sebuah hari dimana saya melakukan perjalanan panjang nan melelahkan, dimulai pukul 9 pagi dari tangerang (rumah saya), menuju duren sawit (jakarta timur), baru seperempat jam perjalanan tersebut dimulai saya sudah terkepung dibelantara kemacetan, sekitar kilometer awal keluar tol tangerang barisan kendaraan sudah panjang menjuntai, seluruh sisi jalan tol dari kanan-kiri tersendat, yang namanya jalan tol harusnya jalan bebas hambatan, ditambah lagi dengan sifat saya yang palign tidak suka kemacetan! buang-buang waktu! yasudahlah terpaksa pelan-pelan merambat mengikuti alur didepan, dan ternyata memang ada kecelakaan di kilometer tengah, dasar apes kena macetnya dari ujung sampe sini, yang biasa dilalui 15 menit ini malah menjadi 1 jam! ok skip~

sesampainya diduren sawit saya turun mengambil barang dan berbincang2 sebentar dengan keluarga disana, marshmallow (sebutan si lucu) dan adik nya ikut. oke kita melanjutkan perjalanan berikutnya ke jatiasih bekasi, melewati kalimalang. dan bisa ditebak disanapun kami terjebak macet hampir sepanjang jalan! bingung saya dengan keberadaan kendaraan dikota ini, sangat tidak diimbangi dengan jalan yang tersedia, terjadi penumpukan kendaraan disetiap tikungan, ya karena dari tiap arah pasti ngantri, walopun ada polisi yang memang diplot utk mengatur tetap saja.. alhasil perjalanan yang biasa stngah jam itu molor menjadi 3 jam! astagfiullah.. bahkan ada cerita konyol ketika kami di tngah antrian kndaraan, adik marshmallow yang masih SD itu lapar, nah kami melihat toko2 kue disisi kanan jalan, yasudah si lucu turun saja membeli, sambil saya memajukan kendaraan mngikuti arus, benar saja tuh sekembalinya dia dari tempat beli kue, kami belum jauh dari tempat sebelumnya, benar2 macaaat!

sesampainya dipondok gede kami makaaan! disuguhi rendang dan makanan enak lainnya home made by marshmallow mother! ibu yang pandai memasak. setelah ashar kami berangkat lagi menuju tempat perbelanjaan, namun lagi-lagi sudah bisa ditebak adalah situasi macet yang kami jumpai! gila pikir saya. sampai2 di prjalanan saya ngobrol namun dengan nada emosi didepan mereka. syukurlah mereka mengerti..

nah salah satu tujuan awal marshmallow mengajak keluarganya pergi itu kan belanja sambil nonton, karena hari sudah sore ditambah hujan diluar sana menjadikan suasana saat itu seperti kelabu. namun dasar mereka yang anak2 pada senang jalan2, yowislah the show still go on.

dapet tiketnya yang jam 7 malam! haha. nontonnya harpot, awal bulan, hari sabtu pula! untung saja masih dapet.. sambil menghabiskan waktu kami belanja, yang anak2 saya temani di wahana permainan, mereka sangat antusias sekali, apalagi di wahana yang bisa dapet >50 tiket. waktu 2 jam tak terasa dan diujung permainan tiket terkumpul hampir 500! wow.. yasudahdeh ditukarkan dengan barang yang adik kami suka, trnyata pilihan mereka yaitu buku, pensil warna, dan ATK lainnya utk sekolah. sweet child..
*skipskipskip* makan di A&W, solat maghrib, menjadikan semua hal yang kami lakukan selesai bertepatan dengan waktu film dimulai.

*skiiiiiiiiiip lagiii..* saaat hendak keluar dari parkiran yang letaknya di lantai 8, kembali kami terjebak oleh si laknat! sungguh aneh, didalam parkiran mall saja macet! macetnya ini tidak biasa, benar2 macet semacet-macetnya, dari atas sampai bawah kendaraan tak bisa keluar dari garis parkirnya! kacau! kami pun inisiatip menegur petugas disana kesalahan sistem atau sdm yg tdk becus atau kenapa? moso pengunjung dibiarkan mengantri berjam-jam cuma dipelataran parkir, sungguh mencoreng citra baik mall tersebut, habislah manajemen mall malam itu disemprot para pengunjung yang protes!

yah bgitulah..jadinya kami berkutat didalam parkiran mall selama sejam lebih! pdhl perjalanan masih jauh, jam sudah menunjukkan pukul 23:00, kasihan mereka pulang tralu larut akibat dari awal memang kita sudah ngaret berangkatnya, ditambah masih harus mengantar ibunya marshmallow, adik-adik, dari jatiasih bekasi, ke duren sawit jakarta timur hingga cipondoh tangerang.

perjalanan panjang lintas propinsi & waktu itu berakhir dirumah saya pukul 03:00 dini hari. benar-benar menjadi word of the day 'laknaaaaaaaaaat!' haha.

12/09/2010

si lucu

saya memiliki seorang kekasih yang lucuuuu sekali! lucu dalam arti sifat nya kepada saya.

wanita ini manjanya super! gak ada bandingannya! no.1 didunia saya. gak pernah bisa lepas, selalu nemplok. makanya saya sering meledeknya lucu seperti anak kecil, seperti anak dengan omnya, eh bapaknya, he2.

wanita ini sayangnya juga lebiiih sekali, saking lebihnya saya juga sering meledeknya lebay! jika saya mengatakan sayang maka dia pasti membalikkannya aku lebih sayang! gak mau kalah. persaingan yang sehat pikir saya..

dan juga ketika saya sedang sibuk tidak online ataupun tidak sempat bertemu pasti deh dia cemberut ngambek nglantur gak karuan, pernah suatu waktu saya ketawa terbahak mndengar ambekannya, eh yang ada dia malah gak jadi ngambek, habis malu katanya. :p ckckck

sehari saja gak ketemu dia bilang kangen,
cewek: "sayang aku kangen.."
cowok: "lah kan kemarin baru ketemu?!"
cewek: "kurang..."
cowok: "!@$%^&*("

yah begitulah hari-hari saya dihiasi oleh keberadaan si mahluk cantik yang paling lucu ini.

seandainya

ini kisah tentang suatu pagi disaat saya terbangun secara alami sekitar pukul 03:00!

denting lempengan jarum jam terasa begitu dekat demikian juga dengan aliran angin yang membentuk harmonisasi nada kala itu.

saya angkatkan tubuh ini kekamar mandi untuk berwudhu, lalu tahajud, setelah itu mengaji. panjaaang sekali.. entah berapa ayat.. yang pasti terus menyambung hingga waktu subuh tiba.

saya solat subuh, namun tidak drumah melainkan dimasjid, kebetulan ada sepeda yang bisa saya gunakan.

suasana disana cukup khusyu dengan jumlah shaf 2, cukup ramailah.. karena komplek saya ini bapak2nya banyaknya yang hobby solat jamaah dimasjid. alhamdulillah..

setelah selesai semuanya itu, pikiran saya segaaaar sekali rasanya, bukannya suntuk ataupun ngantuk, pokoke fresh! yasudah lanjut gowes saja keliling kota pikir saya!

saya segera kembali kerumah untuk mengganti pakaian dan membawa persiapan tour sepeda, ya minimal jaket, celana panjang, sepatu, helm, masker, dll.

jam 5 pun saya memulai perjalanan, langit masih gelap, namun segarnya udara, subhanallah! hanya dapat dinikmati oleh orang2 yang terbiasa bangun pagi, solat subuh, dan berolahraga!

sambil mendengarkan radio yang playlistnya mendukung sekali dengan aroma kesegaran pagi, tak terasalah perjalanan 2 jam menggowes sepeda non-stop!

pikiran yang segar itu kini dilengkapi dengan tubuh yang segar..

mensana incorpore sano


seandainya setiap hari seperti ini....