4/23/2014

Akibat malas membaca dan mempelajari sejarahnya sendiri

Moshe Dayan seorang politisi Israel berkata, “Ada 3 kelemahan Muslim saat ini;
1. Mereka malas,
2. Mereka tidak mempelajari sejarahnya sendiri,
3. Mereka itu kaum yang spontan dan tak terencana.

Di lain waktu, Moshe Dayan juga berujar, “Apakah kalian pikir orang Arab akan pernah bisa mengalahkan kalian? Tidak, sampai mereka terlebih dulu belajar bagaimana membuat garis lurus ketika naik bus.” (Maksudnya berbaris rapi dan naik bus satu per satu, tidak bergerombolan dan berebutan seperti yang umumnya kita lakukan).

Setelah mengungkap rencana Zionis untuk menduduki Palestina dipublikasikan pertama kali 50 (lima puluh) tahun sebelum Pendudukan-mantan Menteri Pertahanan Israel Moshe Dayan ditanya dalam sebuah wawancara: “Apakah Anda tidak takut orang-orang Arab akan membaca rencana Anda dan mempersiapkan diri mereka?” Tanggapannya, ”Yakinlah, orang-orang Arab adalah bangsa yang tidak membaca! dan jika mereka membaca mereka tidak mengerti! dan jika mereka memahami mereka tidak bertindak!

Prof. Raghib As-Sirjani dalam sebuah buku mengutip kalimat seorang Yahudi, “Kita orang Yahudi tidak takut dengan umat Islam, karena umat Islam adalah umat yang tidak gemar membaca”.

Marah dikatakan seperti itu? Untuk apa? memang terbukti koq bahwa umat muslim tak suka membaca.

Bagaimana dengan negeri kita Indonesia? ya, lebih kurang sama. Negeri yang mayoritasnya beragama Islam dan jumlahnya terbesar di dunia, dengan kata lain kaum yang tidak gemar membaca sebagian besar ada disini. Bermukim ditengah-tengah kita, atau bahkan penulis sendiri.

Terbukti, bahwa masyarakat Indonesia atau kalau boleh disebut Muslim Indonesia adalam kaum yang tak suka membaca!

Inilah beberapa faktanya:

Pertama, Survei prestasi membaca anak Indonesia dalam Progress of International Reading Literacy Study 2011 menempati peringkat 42 dari 45 negara.

Kedua, beradasarkan rilis dari beberapa lembaga survey 2013 seperti UNDP, UNESCO, dkk. kurang lebih hasilnya:

1. Indeks kegemaran membaca orang pribumi hanya 0.001. Artinya, dari seribu penduduk Indonesia hanya satu orang yang gemar membaca. Bandingkan dengan Singapura, ada 45 orang gemar membaca dari jumlah survei 100 orang.

2. Waktu membaca per hari di USA dan Jepang, rata-rata jumlahnya 8 jam. Sedangkan Indonesia, hanya 2 jam dalam sehari. Masyarakat kita habis waktunya oleh bergosip, main game bertema kekerasan dan menonton di saluran tak mendidik.

3. Di Negara maju, siswa sekolah menengah wajib khatam membaca sejumlah buku. terutama karya sastra, sebelum menyelesaikan studinya. Misalnya, Perancis dan Belanda 22-23 buku per tahun, Jepang 15 buku per tahun, Malaysia 6 buku per tahun, Thailand 6 buku per tahun, Hindia Belanda (Indonesia) 2 buku per tahun.

Lantas, dengan kondisi seburuk itu Indeks Pembangunan Manusia negeri ini berada di posisi 117 dari 175 negara. Kabarnya, Indonesia akan menjadi kiblat muslim di seluruh dunia! Berkah ataukah Musibah?

*JANGAN MENYALAHKAN YAHUDI*

Kita bodoh karena kita tak suka membaca, setidaknya itu yang mesti diakui. Tiada guna mengatakan “Yahudi Musuh Islam, mereka jahat, mereka menghancurkan Islam!” Ngomong aja mah gampang, lalu apa upaya kalian kaum muslimin indonesia agar tak mudah dibodohi dan dizalimi!!?

Syekh Umar Tilmisani berkata, “Jangan sampai kalian hanya bisa melaknat orang zalim, tetapi pikirkanlah bagaimana menghentikan kezalimannya itu?!”

Tidak salah, kalau mereka bisa menghancurkan umat Islam. Sebab mereka dikenal suka melahap buku, oleh karena itu mereka jadi mengetahui sejarah Islam dan peradabannya, dan itu merupakan modal besar untuk memperdaya bangsa Islam. Umat Islam Indonesia terlalu banyak wacana! Sudah bodoh, omdo pula! Kita cuma bisa nyalahin orang dan nyalahin keadaan, lupa akan koreksi diri!

Sumber: Group Whatsapp

KETIKA IZZAH MASIH MILIK KITA

Beberapa kisah sejarah berikut ini menunjukkan betapa besar dan agung kemuliaan yg pernah disandang oleh kaum muslimin, bukan sekedar dibaca dan dibuai dgn romantisme masa lalu, namun agar dijadikan motivasi & ibroh bagi kaum muslimin sekarang:

1. Surat Kaisar Romawi Heraklius kepada Mu'awiyah berkaitan dgn pecahnya perselisihan anrtara Mu'awiyah dan Ali bin Abi Thalib radhiallahu'anhum.

Dari Kaisar Romawi kepada Mu'awiyah:
"Kami telah mengetahui perselisihan yg terjadi antara anda dan Ali bin Abi Thalib, dan menurut penilaian kami, andalah yg paling berhak menempati posisi sebagai khalifahjika saja tuan memerintahkan padaku niscaya aku akan mengirimkan kepadamu sejumlah pasukan yg akan membawakan kepadamu kepala Ali bin Abi Thalib."

Surat Kaisar Romawi ini pun dibalas oleh Mu'awiyah.

Dari Mu'awiyah kepada Heraklius:
"Ini adalah perselisihan antara dua saudara, lalu mengapa anda ingin turut campur dalam urusan mereka berdua.
Jika engkau tidak membungkam mulutmu sendiri maka aku akan mengirim kepadamu satu armada pasukan, barisan pertamanya telah sampai kepadamu dan barisan terakhirnya masih ditempatku hanya untuk mendatangkan kepalamu untukku agar aku serahkan kepada Ali bin Abi Thalib."

2. Khalid bin Walid radhiallahu'anhu pernah mengirim sepucuk surat kepada Kisra raja persia.

Dalam surat itu beliau berkata:
"Masuklah kedalam islam niscaya engkau akan selamat, atau jika engkau menolaknya niscaya aku akan mendatangimu dengan sejumlah kesatria yang sangat mencintai kematian seperti kalian mencintai kehidupan..."

Tatkala Kisra membaca surat tersebut, ia segera mengirim utusannya kepada Kaisar Cina untuk memohon bala bantuan, Kaisar Cina kala itu hanya membalas permintaan kisra dengan ucapan berikut:

"Wahai kisra, aku sama sekali tidak memiliki kekuatan melawan suatu kaum yg jika mereka bertekad mencabut sebuah gunung niscaya mereka sanggup untuk melakukannya."

3. Pada zaman kekuasaan Utsmaniyah / Ottoman, kapal-kapal armada perang mereka jika melintasi pelabuhan-pelabuhan di eropa serentak seluruh gereja di kota2 pesisir pantai itu mengehentikan pukulan lonceng2 gereja, sebab mereka sangat takut jika sampai hal itu dapat memancing kaum muslimin untuk menaklukkan negeri mereka.

4. Di kisahkan bahwa pada abad pertengahan salah seorang pendeta berkebangsaan Italia berdiri disebuah lapangan disalah satu kota itu dan berkhutbah, didalam khotbahnya itu ia mengatakan:

"Sungguh merupakan perkara yg benar2 sangat memilukan manakala saat ini kita melihat para remaja nasrani benar-benar telah meneladani orang2 islam berkebangsaan arab itu, dalam seluruh model berpakaian mereka (berjilbab), gaya hidup dan pemikiran mereka, bahkan seorang pemuda nasrani jika ia ingin menunjukkan kebanggaannya dihadapan teman wanitanya si pemuda itu akan mengatakan kpd teman wanitanya tersebut sebuah ungkapan cinta dgn bhs Arab "uhibbuki" (aku mencintaimu) sekedar ingin menunjukkan kepada wanita tersebut bahwa betapa dgn bahasa arab yg baru saja ia gunakan itu ia merasa sangat maju dan moderen."

5. Pada masa pemerintahan Utsmaniyah Turki, disetiap pintu rumah tergantung dua buah alat pengetuk pintu, besar dan kecil.

Ketika alat pengetuk pintu yg besar digunakan oleh tamu, maka pemilik rumah akan segera mengetahui, bahwa tamu yg di luar itu adalah seorang pria, sehingga orang yg pergi membukakan pintu untuknya adalah pria pula. Dan sebaliknya, jika alat pengetuk yg berukuran kecil digunakan oleh tamu, maka diketahui pula bahwa tamu itu adalah seorang wanita, sehingga istri pemilik rumah lah yg pergi membukakan pintu untuknya..

Explanation of Ibn Khaldun Law

Setiap peradaban itu bangkit dan musnah.

Kebangkitan peradaban selalu diawali dengan fanatisme dan semangat menuntut ilmu.

Setiap peradaban akan sampai pada puncak kejayaannya.

Dan yang menjatuhkan suatu peradaban adalah degradasi moral dan hilangnya semangat keilmuan."

More to read: http://www.dakwatuna.com/2014/04/12/49470/explanation-of-ibnu-khaldun-law/#ixzz2ygLqUp99 

4/09/2014

Pemilu dalam perspektif islam (penjelasan komprehensif)

Sebelum membaca tulisan dibawah ini, boleh dibaca beberapa tulisan sebelumnya:

- Pemilu dalam perspektif islam (catatan singkat) http://ar-rams.blogspot.com/2014/04/pemilu-dalam-perspektif-islam-catatan.html

- Masih ragu untuk memilih? http://ar-rams.blogspot.com/2014/04/masih-ragu-untuk-memilih.html

------------------------------------------

Nasihat Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas terkait Fitnah Demokrasi

Tulisan ini diketik oleh Abu 'Utsman Agus Waluyo sebagai upaya untuk membantu Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas menjelaskan perkara yang selama ini membuat bimbang ummat Islam.

Kajian pada hari Ahad tanggal 30 Maret 2014 di Masjid Imam Ahmad bin Hanbal, Bogor, Ustadz Yazid memberikan nasihat khusus terkait fitnah demokrasi yang sudah lama menimpa kaum muslimin.

Beliau membawakan surat Al Hujurat ayat 6, artinya
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan) yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu." (Surat Al Hujurat ayat 6)
Beliau membawakan ayat tersebut karena akhir-akhir ini banyak tersebar berita terkait politik yang tidak jelas kebenarannya, tidak jelas siapa yang mengabarkannya dan tidak jelas pula apa tujuan berita tersebut.
Lalu beliau juga membawakan surat An Nisa ayat 83, artinya
"Dan apabila sampai kepada meraka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka (langsung) menyiarkannya. Padahal apabila mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara meraka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya akan dapat mengetahuinya secara resmi dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Sekiranya bukan karena karunia dan rahmat Allah kepadamu, tentulah kamu mengikuti setan, kecuali sebagian kecil saja (di antara kamu)." (Surat An Nisa ayat 83)
Setelah membawakan ayat tersebut, beliau membacakan tafsir ayat tersebut dengan merujuk Kitab Tafsir Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa'ady rahimahullah.
Syaikh berkata dalam tafsirnya: "Ini merupakan pelajaran adab dari Allah kepada hamba-hambanya atas perbuatan meraka yang tidak layak. Sepatutnya bagi mereka, apabila datang satu perkara dari perkara-perkara yang penting serta terkait kemashlahatan umum, berkaitan dengan keamanan, berkaitan dengan kegembiraan kaum mukminin atau dengan ketakutan yang padanya adanya musibah atas kaum mukminin, hendaknya mereka mengecek terlebih dahulu. Dan jangan mereka terburu-buru untuk menyebarkan berita itu. Bahkan hendaknya mereka mengembalikannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, yaitu orang-orang yang berfikir, orang-orang yang berilmu, orang-orang yang memberikan nasihat, orang-orang yang berakal. Dimana mereka mengetahui suatu perkara serta mengetahui mashlahat-mashlahat, dan juga kebalikan darinya (yaitu mudhorotnya). Dan jika mereka melihat apabila menyebarkannya adalah mashlahat dan memberikan semangat kepada kaum mukminin, menggembirakan mereka, dan juga menjaga diri mereka dari musuh-musuh, maka mereka lakukan yang demikian itu. Dan apabila mereka melihat tidak ada sama sekali mashlahat atau hanya sedikit kemashlahatannya dan lebih banyak kemudharatannya, maka mereka tidak menyebarkan berita itu. Akan mengetahui dari mereka hukum-hukum dari hasil pemikiran meraka yang lurus, dan dari ilmu mereka yang mendapat petunjuk dari Allah Ta'ala. Dan di dalam ayat ini ada larangan agar tidak terburu-buru untuk menyebarkan berita. Perkara tersebut harus dilihat dengan hati-hati sebelum berbicara. Apakah hal itu mashlahat, yang seorang itu bisa melaksanakannya. Atau hal itu tidak mashlahat, yang orang itu menahan diri darinya. Karena taufik dan rahmat dari Allah kepada kalian, Allah mengajarkan adab kepada kalian, Allah mengajarkan kepada kalian apa yang kalian tidak ketahui. Jika tidak karena rahmat dan taufik-Nya, kalian akan mengikuti syaitan. Pada sesungguhnya sifat manusia itu zhalim dan jahil, dan nafsunya menyeru kepada kejelekan. Apabila dia berlindung kepada Allah, dia memohon kepada Allah, dan dia bersungguh-sungguh pada yang demikian, maka Allah akan memberikan kasih sayang kepadanya dan Allah akan memberikan taufik kepada dia dari setiap kebaikan dan Allah akan jaga orang itu dari godaan syaitan yang terkutuk."
Itu penjelasan Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa'ady terkait penyebaran suatu berita, adab seorang muslim atas suatu berita.
Lalu Ustadz Yazid membawakan kisah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim tentang suatu berita bahwa Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam menalak seluruh istri-istrinya. Berita itu telah tersebar, lalu Umar bin Khatab bertanya kepada Rasulullah tentang kebenaran berita itu, Rasulullah berkata berita itu tidak benar.
Dari kisah tersebut ada pelajaran adab tentang menyebarkan berita. Penyebaran berita yang tidak sesuai dengan keadaan, maka akan menimbulkan fitnah. Dan saat ini telah tersebar kabar yang membuat ketakutan di tengah kaum muslimin. Berita seperti yang mengabarkan ketakutan jika pemimpinnya orang Syiah, jika mereka berkuasa maka akan membunuh kaum muslimim. Berita seperti itu jelas tidak boleh disebarkan. Kenapa? Karena tidak jelas siapa yang menyebarkannya, bisa saja yang pertama kali yang mengirim itu syaitan atau orang Syiah itu sendiri. Seharusnya kita berpikir dahulu atas berita tersebut sebelum menyebarkannya. Dan apakah semudah itu Syiah akan berkuasa lalu akan langsung membunuhi kaum muslimin? ALLAH MEMBERIKAN PEMIMPIN YANG ZHALIM KARENA RAKYATNYA JUGA YANG ZHALIM. Hal itu telah Allah terangkan di dalam Quran.
------------------------------------------
Lalu Ustadz Yazid memberikan penjelasan tentang demokrasi, beliau merujuk beberapa kitab Para Ulama seperti Syaikh Abu Nashr bin Muhammad Al Imam yang diberi muqaddimah oleh Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullah dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al Washoby. Demokrasi bukan dari Islam, demokrasi bermula 500 tahun sebelum masehi di Yunani. Demokrasi berprinsip bahwa kekuasaan tertinggi adalah di tangan rakyat. Dari segi ini saja sudah bertentangan dengan Islam, Quran dan Sunnah. Lalu apakah akan bersatu antara Islam dengan Demokrasi? Jawabannya adalah TIDAK. Kenapa demikian?
Pertama, Islam berhukum dengan hukum Allah, sedangkan demokrasi berhukum dengan buatan manusia. Orang yang mendukung demokrasi, maka orang tersebut tidak akan selamat dari azab Allah. Lihat surat Al Jasiyah ayat 18 dan surat Hud ayat 113. Di dalam demokrasi, semua orang punya hak yang sama, antara muslim dan kafir haknya sama dalam menentukan hukum. Dan itu adalah kesyirikan.
Allah telah menghalalkan musyawarah, sedangkan orang kafir menghalalkan demokrasi. Musyawarah menghalalkan yang Allah halalkan, mengharamkan yang Allah haramkan. SEDANGKAN DEMOKRASI, MENGHALALKAN YANG ALLAH HARAMKAN DAN MENGHARAMKAN YANG ALLAH HALALKAN. Contoh, Allah telah haramkan perzinaan, tetapi demokrasi tidak bisa mengharamkan perzinaan. Karena apa? Karena keputusan halal dan haram ada ditangan para manusia yang menjadi wakil rakyat di parlemen. Sedangkan di parlemen penuh dengan kemajemukan dalam beragama.
Kedua, produk demokrasi diantaranya adalah partai. Jumlah partai dalam demokrasi banyak, dan ini yang membuat ummat Islam berpecah-belah. Padahal Allah telah mengharamkan berpecah-belah. Bahkan Allah telah mengancam dengan azab yang pedih dengan sebab berpecah-belah. Lihat Surat Al Imran ayat 105.
"Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat." (Surat Al Imran ayat 105)
KITA SUDAH MENDAPATKAN KETERANGAN YANG JELAS DI ATAS SUNNAH, MAKA JANGAN BERPECAH-BELAH!!! 
------------------------------------------
Lalu Ustadz Yazid membahas fatwa yang beredar, beliau mengatakan bahwa PENDAPAT ULAMA BUKAN WAHYU. Meskipun ada SERIBU FATWA ULAMA, TIDAK AKAN MENGALAHKAN WAHYU. Imam Malik, Imam Ahmad, Imam Syafi'i dan Imam Hanafi mengatakan "JIKA ADA PENDAPATKU YANG MENYELISIHI SUNNAH MAKA BUANGLAH!" Para Ulama berfatwa sesuai pertanyaan. Belum tentu fatwa mereka sesuai keadaan sesungguhnya. Ulama yang mengerti permasalahan di suatu negeri adalah ULAMA NEGERI ITU SENDIRI. Contoh: Syaikh Muqbil bin Hadi memfatwakan HARAMNYA PEMILU, karena beliau tinggal di negeri demokrasi.
Lalu jika ada mashlahat dalam memilih, maka harus memilih yang mana? Karena yang dipilih jumlahnya banyak. KETIKA SUDAH MEMILIH, MAKA AKAN TERKENA HUKUM HARAMNYA BERPECAH-BELAH. Jika harus memilih, ketika akan memilih apakah sudah kenal orang yang akan dipilih? APAKAH AQIDAHNYA BENAR? APAKAH DIA SESUAI SUNNAH? APAKAH AMANAH? DAN SUDAH TERBUKTI AQIDAHNYA LURUS? SESUAI SUNNAH? DAN AMANAH? Selama ini yang terlihat hanya fotonya saja. Bagaimana kita bisa kenal dengan baik? TIDAK CUKUP DENGAN BACA BIODATANYA SAJA, harus dibuktikan!!!
Jika mereka sudah terpilih, apakah mereka bisa bersuara tentang Islam? Jawabnya, TIDAK. Kenapa? Ketika sudah berkumpul sejumlah orang dari berbagai agama ( Islam, Hindu, Budha, Nasrani, Atheis) dan berbagai kepentingan, maka tidak mungkin bicara Islam saja, PASTI ADA PENCAMPURAN HUKUM AGAMA. Karena disana menjunjung tinggi KEMAJEMUKAN. Dan pasti suara Islam tidak akan bisa ditinggikan di parlemen itu. Maka, ketika kita memilih orang menjadi wakil rakyat atau pemimpin di parlemen, artinya kita telah menyuruh orang itu untuk mengubah undang-undang Allah, menyuruh BERBUAT SYIRIK kepada Allah. Sehingga TIDAK MUNGKIN Islam diperjuangkan di parlemen. Islam tidak mungkin menang dengan demokrasi SELAMA-LAMANYA. Islam akan menang dengan ilmu dan amal shalih. Itu adalah kondisi NYATA di negeri ini.
Lalu apakah bisa dipikir dengan akal yang sehat ketika suara orang pintar (ahli ilmu) disamakan dengan orang bodoh, suara orang shalih disamakan dengan orang tholeh, suara wanita disamakan dengan suara laki-laki, suara orang ISLAM disamakan dengan orang KAFIR? Hanya pada demokrasi suara itu akan disamakan. Itu adalah kondisi NYATA di negeri ini.
Ketika ada orang baik sudah berhasil masuk parlemen, setelah masuk parlemen maka yang sudah pernah terjadi justru tidak bisa lagi jadi orang baik. Dia terbawa oleh sistem demokrasi. Itu adalah kondisi NYATA di negeri ini. Jika sudah seperti penjelasan di atas, maka apakah kemashlahatan yang selama ini difatwakan akan terwujud?
Kemashlahatan ummat Islam hanya akan terwujud sebagaimana di dalam surat At Taubah ayat 33 yang artinya,
"Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukainya." (Surat At Taubah ayat 33)
Di dalam ayat tersebut Allah menyebutkan "petunjuk (Al Quran)" maka yang dimaksud adalah ilmu yang bermanfaat. Jadi Islam ini akan menang dengan sebab ilmu yang bermanfaat dan amal shalih yang diamalkan oleh ummat Islam. Oleh karena itu, untuk memperbaiki pemimpin negeri ini, MAKA YANG HARUS DIPERBAIKI ADALAH UMMATNYA TERLEBIH DAHULU.
------------------------------------------
Demikian tulisan yang dapat penulis susun dari rekaman kajian Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas -hafizhahullah- pada hari Ahad tanggal 30 Maret 2014 di Masjid Imam Ahmad bin Hanbal Bogor, atas izin beliau untuk menulis dan menyebarkannya. Jika terdapat kesalahan, maka penyusun tulisan ini yang akan menanggung kesalahannya.

Selesai diketik pada hari Rabu, tanggal 9 April 2014 pukul 02.35 WIB, Cileungsi, Bogor.

Abu 'Utsman Agus Waluyo

Pada Rabu, April 09, 2014

Sumber : http://www.sunnahcare.com/2014/04/nasihat-ustadz-yazid-bin-abdul-qadir.html?m=1

------------------------------------------

Akhir kata perbedaan ijtihad diantara kedua golongan ini sudah selesai dengan tasamuh (tenggang rasa) diantara kita.

Masih ragu untuk memilih?

Silahkan mencoblos dgn catatan assyaddu dharuroh. Jika mencoblos dapat meminimalisasir kemudhorotan, atau memilih mudhorot yg paling ringan.

Berikut beberapa fatwa ulama besar yang diakui kedalaman ilmu agamanya:

1. Syaikh Abdul Aziz ibn Abdullah ibn Baz
"...Tidak mengapa memberikan suara dalam Pemilu yang dapat membantu terpilihnya para du'at yang shalih serta penguatan terhadap kebenaran dan para pelakunya."
(Sirah Ibn Ishaq, vol. II, hlm. 223)

2. Syaikh Muhammad ibn Shalih Al Utsaimin
"Iya, kami memberi fatwa demikian (kebolehan ikut Pemilu) -dan ini harus dilakukan-, sebab jika hilang suara kaum muslimin sama artinya kita memberi (kursi) majelis pada ahli keburukan. Namun jika kaum muslimin bergabung dalam Pemilu, mereka akan memilih siapa yang layak untuk demikian, dan dengannya akan tercapai kebaikan dan berkah."
(http://www.elkhabar.com/quotidien/lire.php?idc=30&ida=87671&key=1&cahed=1)

3. Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani
"...Saya mengatakan ini -walaupun saya yakin bahwa pencalonan dan pemilihan ini tidak dapat merealisasikan tujuan yang diharapkan seperti telah dijelaskan terdahulu- sebagai suatu upaya untuk meminimalisir kejahatan atau sebagai suatu bentuk usaha menolak mafsadat yang lebih besar dengan menempuh mafsadat yang lebih kecil sebagaimana dikatakan para fuqaha."
(Majalah Al Ashalah, edisi IV, hal 15-22)

4. Syaikh Abdullah ibn Jibrin
"Melihat kepentingan dan pengaruh Pemilu ini dalam kebaikan negara dan memilih apa yang merupakan kepentingan dan maslahat bagi negara dan umat, maka kami memandang penting ikut serta dalam Pemilu tersebut untuk memilih siapa yang paling afdhal dari para calon dari kalangan orang yang berpengalaman memiliki pengetahuan dan kebaikan guna memberi pelayanan bagi program-program negara."
(http://www.shawati.com/vb/showthread.php?t=12080)

Namun kita juga harus tahu benar secara nyata tentang pilihan kita, bukan kata orang lain, bahwa orang (caleg) tersebut amanah, sholatnya rajin selalu berjamaah, pemahaman yang baik akan hukum syara', serta indikasi2 lainnya, sehingga kita tidak asal pilih.

Kenapa? Karena diminta di surat Al-'Isrā' ayat 36, "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya."

Wallahu'alam.

Selamat memilih! :)

4/06/2014

7 Golongan manusia yang dilindungi Allah dihari kiamat

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwasanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَا
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: 
1.    Pemimpin yang adil. 
2.    Pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ‘ibadah kepada Rabbnya. 
3.    Lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid. 
4.    Dua orang yang saling mencintai karena Allah, sehingga mereka tidak bertemu dan tidak juga berpisah kecuali karena Allah. 
5.    Lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’. 
6.    Orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya. 
7.    Orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.” 
(HR. Al-Bukhari no. 620 dan Muslim no. 1712)

Pria/Lelaki/Ikhwan, Tautkan dirimu ke masjid!

Wahai pria, maukah engkau termasuk kedalam salah satu golongan yg dilindungi robb mu di hari kiamat kelak?

Tautkan hatimu ke masjid!

Jika sudah terbiasa solat subuh berjamaah di masjid, solat di 4 waktu lainnya (dzuhur, ashar, maghrib, isya) pun serasa begitu mudah & ringan!

Percayalah!

4/05/2014

Pemilu dalam perspektif islam (catatan singkat)

Ada catatan singkat menjelang pemilu indonesia tahun 2014 ini, mohon maaf bagi yang awam, saya tidak merinci secara detail makna istilah & sumber dari dalil2 yg disertakan dibawah, silahkan antum cari sendiri. In syaa Allah dapat dipertanggung jawabkan.

Bismillahirrohmanirrohim ,

Pemilu merupakan aqad wakalah yg hukum asalnya mubah, bukan haram! Oleh karena itu terjadilah perbedaan ijtihad antar ulama dalam menyikapi hal ini.

Jika antum mencari tau, ulama ahlus sunnah yang bermanhaj sama yakni salaf pun terjadi perbedaan ijtihad diantara mereka.

Yang satu mengangkat urgensi dari ushul fiqh nya, yang satu lagi menolak karena merupakan bagian dari sistem kufar yg berhukum thoghut.

Jika kita renungi dengan jiwa yg bersih. Tak ada yg salah dari fatwa2 tersebut! Dua2nya berhujjah kuat yg boleh kita jadikan landasan hukum.

Dalam situasi membingungkan ini, ada qiyas dari peristiwa waqa'at jamal (perang unta);

3 sahabat assabiqunal awwalun yg tersisa, Yang trmsk kedlm 10 yg dijanjikan surga itu pun berbeda ijtihad:
Zubair bin awwam & Thalhah bin ubaidillah rodhiallahu'anhum vs Ali bin abi thalib rodhiallahu'anhu.

Diantara mereka ada sahabat utama lainnya yakni ibnu umar & ibnu abbas rodhiallahu'anhum yg netral menghindari huru-hara.

Siapa yang salah? TIDAK ADA! Mereka semua benar. Ijtihad ulama yang dalam ilmu agamanya, jika benar maka mendapatkan pahala dua, dan jika salah, maka pahala nya satu.

Namun perlu dicatat, para ulama besar yg zuhud & wara' itu juga mengingatkan "Jika ada ditemukan dari fatwa kami yg menyelisihi Kitabullah (Al-Quran) & Sunnah (Hadits Rosulullah Sholallahu'alaihi wa sallam), maka tinggalkanlah!"

*Kesalahan yang ada dalam catatan singkat ini mohon dimaklumi karena sifat dhoif saya, Kebenaran hanya milik Alloh Subhanahu wa ta'ala.

Wallahu'alam bisshowab,