4/05/2016

Lebih baik mana?

"Wahai Syaikh..!"ujar seorang pemuda,

"Manakah yang lebih baik, seorang muslim yang banyak ibadahnya tetapi akhlaqnya buruk ataukah seorang yang tak beribadah tapi amat baik perangainya pada sesama."

"Subhaanallah, keduanya baik", ujar sang Syaikh sambil tersenyum.

"Mengapa bisa begitu?"

"Karena orang yang tekun beribadah itu boleh jadi kelak akan dibimbing Allah untuk berakhlaq mulia bersebab ibadahnya. Dan karena orang yang baik perilakunya itu boleh jadi kelak akan dibimbing Allah untuk semakin taat kepadaNya."

"Jadi siapa yang lebih buruk?", desak si pemuda.

Airmata mengalir di pipi sang Syaikh. "(Yang buruk itu) Kita wahai Anakku", ujar beliau. "Kitalah yang layak disebut buruk sebab kita gemar sekali menghabiskan waktu untuk menilai orang lain dan melupakan diri kita sendiri."

Beliau terisak-isak. "Padahal kita akan dihadapkan pada Allah dan ditanyai tentang diri kita, bukan tentang orang lain.

Dari : Abu Muhammad Asep

4/02/2016

Mengapa Berdoa Minta Panjang Umur ?

Sering kali kita mendengar seseorang berdoa agar dipanjangkan umurnya. Kenapa harus minta panjang umur??? [1] Apakah enak hidup orang yang panjang umurnya?

Dan kalau manusia diberi kesempatan untuk menambah umurnya, berapa banyak kiranya yang akan dipinta olehnya?

50 tahun! 100 tahun? 1000 tahun?

Kalaupun umurnya ditambah 1000 tahun, kemudian setelah itu ia mau kemana??

Pasti umur juga akan habis, tidak ada yang kekal dan tidak ada yang abadi di dunia! Hanya ALLAH azza wa jalla Sang Pencipta yang Kekal dan Abadi.

Nabi Musa Alaihissalam, pernah diberi tawaran tambahan umur yang mungkin lebih dari 1000 tahun(sejumlah rambut bulu sapi jantan yang tertutupi oleh tangannya)

Namun sebelum menerima tawaran tersebut, beliau bertanya

“Wahai Rabbi, setelah Hidup (sepanjang jumlah rambut di kulit lembu jantan), kemudian apa?? Maka Allah mengatakan, “Kemudian mati”. Maka akhirnya nabi Musa mengatakan, “Kalau begitu sekarang saja”. (HR Bukhari Muslim)

Iya, kalau ternyata pada akhirnya juga mati, kenapa harus menanti waktu yang lama, maka lebih baik sekarang, dan tentunya Nabi Musa ‘Alaihissalam telah mempersiapkan diri untuk hal itu.

Allah menyatakan bahwa orang-orang yahudi adalah manusia yang paling ambisi untuk hidup lebih lama di dunia dan juga kaum musyrikin. (Lihat Al Baqarah, 96)

Karena mereka adalah orang-orang yang tidak beriman dengan adanya kehidupan yang lebih baik di akhirat.

* Lebih enak dari pada di dunia.
* Surga yang luasnya seluas langit dan bumi.
* Lebih nyaman dari pada di muka bumi ini.
* Tiada duka, tiada gunda, yang ada hanya suka dan tawa.
* Hidup yang tiada akhirnya.

Dan semua itu bermula dengan berpisahnya ruh dari jasad kita! Maka kenapa harus minta panjang umur???

Resiko Panjang Umur

Sebelum meminta panjang umur, coba renungkanlah beberapa hal di bawah ini;

* Orang yang panjang umurnya harus bersabar berpisah dengan orang-orang yang dicintainya.
* Harus tabah ditinggal oleh istri atau suaminya.
* Sabar menyaksikan kematian ayah dan ibundanya serta saudara-saudaranya.
* Sabar menghadapi wafatnya buah hatinya.

Kalau dia memiliki 10 anak, maka ia harus tabah menghadapi anaknya mati satu persatu.

Setiap kali anaknya meninggal maka sepotong dari hatinya akan mengilang dan pergi bersama sang anak, maka hatinya akan terpotong-potong.

* Dia harus bersabar ditinggal mati oleh kawan-kawan dan sahabat-sahabatnya.
* Karena orang yang panjang umur, biasanya akan tinggal sendirian.
* Kawan-kawan sebayanya sudah mati.
* Anak-anaknya sudah mati.
* Mungkin cucunya juga sudah mati.
* Mau berteman dengan siapa?, biasanya sudah susah berkomunikasi.
* Belum lagi kalau tubuh kita tidak sehat.

Maka, mintalah kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat, serta diselamatkan dari siksa kubur dan azab neraka.

Oleh: Ustadz Syafiq Basalamah, MA

Footnote:
([1]) Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam menganjurkan kepada Ummu Habibah, yang tatkala itu meminta panjang umur agar berdoa yang lebih baik dan mulia yaitu berdoa agar dijauhkan dari siksa kubur dan dari azab Neraka. (HR Muslim, Kitab al Qadr,Bab Bayan Annal Aajal wal Arzaaq Wa Ghairaha La Tazied Wa La Tanqush ‘Amma Sabaq Bihil Qadr, no: 33)