5/23/2016

Selalu mencari kebenaran, diantara sumber / pendapat yang paling benar, tanpa merasa diri yang paling benar

"Selalu mencari kebenaran, diantara sumber (dalil) / pendapat yang paling benar (rajih), tanpa merasa diri yang paling benar."

5/16/2016

Beberapa amalan penghapus dosa

1- Menyempurnakan wudhu dan berjalan ke masjid
“Jika seseorang berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya kemudian berangkat sholat dengan niatan hanya untuk sholat, maka tidak melangkah satu langkah kecuali Allah angkat satu derajat dan hapus satu dosa” (HR. Al Tirmidzi)

2-  Puasa hari Arafah dan A’syura’
“Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

3- Shalat Tarawih di bulan Ramadhan
“Siapa yang menegakkan ramadhan (shalat tarawih) dengan iman dan mengharap pahala Allah maka diampunilah dosanya yang telah lalu” (Muttafaqun ‘Alaihi)

4- Menjaga shalat lima waktu dan jum’at serta puasa Ramadhan
“Shalat lima waktu dan jum’at ke jum’at dan Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa diantara keduanya selama menjauhi dosa besar” (HR Muslim)

5- Mengumandangkan adzan
“Seorang Muadzin diampuni dosanya sepanjang (gema) suaranya” (HR Ahmad)

6- Shalat wajib
”Apa pendapat kalian sekiranya ada sungai di depan pintu salah seorang di antara kalian, dia mandi setiap hari 5 kali, apakah tersisa kotorannya? Mereka (para Sahabat) berkata:”Tidak tersisa dari kotorannya sedikit pun.”Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ”itu seperti shalat lima waktu, menjadi sebab Allah hapus dosa-dosa.”(HR. Bukhari dan Muslim)

7- Memperbanyak sujud
“Hendaklah kamu memperbanyak sujud kepada Allah, karena tidaklah kamu sekali sujud kepada Allah kecuali Allah mengangkatmu satu derajat dan menghapus satu kesalahanmu (dosa)” (HR Muslim)

8- Shalat malam
“Hendaklah kalian sholat malam, karena ia adalah adat orang yang sholeh sebelum kalian dan amalan yang mendekatkan diri kepada Robb kalian serta penghapus kesalahan dan mencegah dosa-dosa” (HR. Al Hakim)

9- Berjihad dijalan Allah
“Semua dosa orang yang mati syahid diampuni kecuali hutang” (HR Muslim)

10- Mengiringi haji dengan umrah
“Iringi haji dengan umroh, karena mengiringi antara keduanya dapat menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana Al Kier (alat pembakar besi) menghilangkan karat besi” (HR Ibnu Majah)

11- Shadaqah
“Shadaqah menghapus dosa seperti air memadamkan api” (HR Ahmad, Tirmidzi)

12- Menegakkan hukum pidana sesuai syariat Islam
“Siapa saja yang melanggar larangan Allah kemudian ditegakkan padanya hukum pidana maka dihapus dosa tersebut” (HR. Hakim)

13- Membaca doa setelah mendengar adzan
”Barang siapa yang ketika mendengar adzan lalu membaca:

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولاً وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا
maka akan diampuni dosanya.(HR. Muslim)

14- Dzikir setelah shalat
“Barang siapa yang bertasbih selesai shalat 33 kali, bertahmid 33 kali, bertakbir 33 kali maka itu 99 kali dan menggenapkannya seratus dengan kalimat:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
diampunilah dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di laut.”(Syarah Shahih Muslim oleh Imam Nawawi 5/99)

15- Berdzikir sehari semalam
"Dan barangsiapa yang membaca:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
dalam sehari 100 kali, dihapuskan kesalahannya walaupun seperti buih di lautan." (HR. Bukhari dan Muslim)

16- Tertimpah musibah
”Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya. (HR. Muslim)

17- Dzikir setelah bangun tidur
“Tidak ada seorang pun yang telah dikembalikan ruhnya (bangun tidur) kemudian membaca,

لااله الاالله وحده لاشريك له، له الملك وله الحمد وهوعلى كل شيءقدير

(Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Mahaesa. Tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan, dan bagi-Nya segala puji. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu),

melainkan segala dosanya diampuni oleh Allah walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Ibnu Sunni)

18- Berdoa ketika mengenakan pakaian baru
“Barangsiapa yang mengenakan pakaian baru lalu membaca,

الحمدلله الذي كسانى هذاورزقنيه من غيرحول منى ولاقوة

segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah memberi pakaian ini kepadaku dan memberi rezeki kepadaku tanpa daya dan upaya dariku), (maka) Allah Ta’ala mengampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Ibnus Sunni)

19- Taubat nasuha
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat nashuha, niscaya Rabb kalian akan menghapuskan kesalahan-kesalahan kalian dan memasukkan kalian ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (QS. At-Tahrim [66]: 8)

20- Berwudhu sesuai dengan tuntunan Nabi & shalat khusyu'
"Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini, lalu ia shalat dua raka’at (dengan khusyu’) tanpa berbicara dengan dirinya sendiri (memikirkan hal selain shalat, edt), niscaya dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni. (HR. Bukhari no. 159 dan Muslim no. 226)

21- Shalat berjamaah di masjid
"Barangsiapa berwudhu dengan sempurna untuk melaksanakan shalat, kemudian ia berjalan kaki menuju shalat wajib, sehingga ia melaksanakan shalat wajib tersebut bersama masyarakat, atau berjama’ah, atau di masjid, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya." (HR. Muslim no.232)

5/11/2016

Berbaik-Sangkalah Kepada Saudaramu

Ketika dia mengingatkanmu agar jangan melakukan ritual yang tidak dituntunkan oleh nabi tercinta shallalahu ‘alaihi wasallam, itu bukan karena dia melarangmu beribadah. Tapi agar anda selamat dari kerugian, akibat ibadah yang tidak berpahala, karena nabi shallalahu ‘alaihi wasallam telah bersabda, “Barangsiapa yang melakukan amalan ibadah yang tidak sesuai dengan tuntunan kami, maka amalan itu ditolak (percuma, tanpa pahala).” [HR. Muslim]

Ketika ada orang lain mengingatkan anda agar jangan membeli emas, karena itu sebenarnya emas palsu, pantaskah anda membencinya ?

Seharusnya anda sangat berterima kasih kepadanya, dan berusaha mencari dan membeli emas yang asli. Begitu pula dalam masalah ibadah, harusnya anda berterimakasih lalu mencari dan melakukan ibadah yang benar-benar ada tuntunannya dari nabi shallalahu ‘alaihi wasallam.

Jika kita harus berhati-hati dalam masalah dunia, tentunya kita harus lebih berhati-hati lagi dalam masalah akhirat.

Semoga bermanfaat.

��Sumber:  http://bbg-alilmu.com/archives/17642.                                                   
✒Ditulis oleh Ust. Musyaffa Ad Dariny, Lc, MA حفظه الله تعالى
                                                    
***

5/01/2016

TERCELANYA BANGGA DIRI

ذم العجب

قال سفيان الثوري رحمه الله :

" إياك و ما يفسد عليك عملك فإنما يفسد عليك عملك الرياء ، فإن لم يكن رياء فإعجابك بنفسك حتى يخيل إليك أنك أفضل من أخ لك ، و عسى أن لا تُصيب من العمل مثل الذي يُصيب و لعلّه أن يكون هو أورع منك عما حرم الله و أزكى منك عملا ، فإن لم تكن معجبا بنفسك فإيّاك أن تحب محمدة الناس و محمدتهم أن تحب أن يكرموك بعملك و يروا لك به شرفا و منزلة في صدورهم أو حاجة تطلبها إليهم في أمور كثيرة ، فإنما تريد بعملك زعمت وجه الله و الدار الآخرة لا تريد به غيره
فكفى بكثرة ذكر الموت مزهّدا في الدنيا و مرغّبا في الآخرة و كفى بطول الأمل قلة خوف و جرأة على المعاصي ، و كفى بالحسرة و الندامة يوم القيامة لمن كان يعلم و لا يعمل "

[ حلية الأولياء (6/391) ]

•┈┈┈┈•✿✿•┈┈┈┈•

Berkata Sufyan At-Tsauri rahimahullah:

  Berhati-hatilah dari hal-hal yang akan merusak amalanmu karena yang akan merusak amalanmu adalah riya', dan jika bukan riya' maka kagum kepada diri sendiri (yang akan merusak) sehingga digambarkan dalam benakmu bahwa engkau lebih utama dari saudaramu, padahal boleh jadi engkau tidak bisa melakukan amalan seperti apa yang dia bisa lakukan, dan boleh jadi dia lebih wara' (berhati-hati) darimu dari perkara-perkara yang telah Allah haramkan, dan lebih suci darimu amalannya.

☝ Dan jika engkau tidak membanggakan dirimu sendiri maka berhati-hatilah dari cinta akan pujian manusia dan sanjungan mereka sehingga menjadikan engkau suka agar mereka memuliakanmu karena amalanmu, dan agar mereka memandang dirimu karenanya dengan kemuliaan dan kedudukan di dalam dada mereka, atau sebuah hajat yang engkau tuntut dari mereka dalam banyak perkara, namun hendaknya yang engkau inginkan dengan amalanmu hanyalah wajah Allah dan negeri akhirat, bukan menginginkan dengan itu selain-Nya.

  Maka cukuplah dengan mengingat kematian menjadikan zuhud di dunia dan mengharapkan negeri akhirat, dan cukuplah dengan panjangnya angan-angan menunjukkan akan sedikitnya rasa takut dan kelancangan terhadap kemaksiatan, dan cukuplah sebagai suatu kerugian dan penyesalan di hari kiamat nanti bagi siapa saja yang berilmu namun dia tidak beramal (dengan ilmunya). 》

          •┈┈┈••✦✿✦••┈┈┈•

Hilyatul Awliya (6/391).
——————————————

Renungan Subuh

Allah SWT bersumpah dalam Al Fajr: “Demi fajar (waktu Subuh).”
Kemudian dalam Al Falaq, Allah mengingatkan: “Katakanlah! aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai waktu subuh.”

Ada apa sebenarnya di balik waktu Subuh?
Mengapa Allah sampai bersumpah demi waktu Subuh?
Dan mengapa pula kita harus berlindung kepada yang menguasai waktu Subuh?
Apakah waktu Subuh sangat penting?

Ya, ternyata waktu Subuh memang benar-benar sangat penting!
Waktu Subuh itu lebih menakutkan daripada sekawanan perampok bersenjata api.
Waktu Subuh bisa lebih menyengsarakan daripada derita kemiskinan.
Waktu Subuh bahkan lebih berbahaya daripada kobaran api yang disiram bensin!

Saudaraku,

Jika ada sekawanan perampok menyatroni rumah seseorang, dan mengambil paksa semua barang yang dimiliki. Emas dan semua perhiasan dirampas. Uang kas puluhan juta dirampas. Laptop yang berisi data penting dirampas. Mobil yang belum lunas cicilan-nya juga dirampas. Nah, bisa dibayangkan bagaimana pedihnya hati kita menerima kenyataan itu?

Tapi ketahuilah, sebenarnya waktu Subuh lebih menakutkan daripada perampok itu. Sebab jika seseorang ‘tergilas waktu Subuh’, sehingga melalaikan shalat fajar, maka orang itu akan menderita kerugian yang jauh lebih besar daripada sekadar kehilangan laptop dan mobil. Dia bahkan akan kehilangan dunia dan segala isinya. Ingat, “Dua rakaat shalat fajar lebih baik daripada dunia dan segala isinya.”
(HR Muslim)

Waktu Subuh juga bisa lebih menyengsarakan daripada sekadar kemiskinan di dunia. Sebab bagi orang-orang yang ‘tergilas waktu Subuh’, sehingga mengabaikan shalat Subuh berjamaah di masjid, maka pada hakikatnya, merekalah orang-orang miskin sejati yang hanya mendapatkan upah 1/150 (0,7%) saja dari pahala shalatnya.
“… dan barangsiapa yang shalat Subuh berjamaah, maka ia bagaikan sholat semalam suntuk.”
(HR Muslim)

Saudaraku,

Shalat semalam suntuk adalah shalat yang dikerjakan mulai dari tenggelamnya matahari sampai dengan terbit fajar. Fantastis! Shalat selama sepuluh jam, atau kurang lebih, sama dengan 150 kali shalat! Jadi, betapa agungnya fadilah shalat Subuh berjamaah ini, khususnya bagi kaum Adam. Dan betapa malangnya orang yang ‘tergilas waktu Subuh’, orang-orang yang mengabaikan shalat Subuh berjamaah di masjid.

Waktu Subuh juga lebih berbahaya daripada kobaran api yang disiram bensin. Mengapa demikian?
Karena Rasulullah telah bersabda, bahwa orang yang tidak mampu melaksanakan shalat Subuh berjamaah, kedudukan-nya setara dengan orang munafik.

“Sesungguhnya tiada yang dirasa berat oleh seorang munafik, kecuali melaksanakan shalat Isya dan shalat Subuh. Sekiranya mereka tahu akan keagungan pahalanya, niscaya mereka bakal mendatanginya (ke masjid, shalat berjamaah) sekali pun harus berjalan merangkak-rangkak.”
(HR Bukhari Muslim)

Saudaraku,

Orang yang ‘tergilas waktu Subuh’ sehingga tak mampu mendatangi masjid untuk shalat berjamaah, sesungguhnya adalah orang yang dalam keadaan terancam bahaya, karena dirinya disetarakan dengan orang munafik. Sebab, ancaman bagi orang munafik adalah Neraka Jahanam. “Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam.”
(An Nisa:140)

Bukankah Jahanam lebih berbahaya daripada sekadar kobaran api yang disiram bensin?

Nah, agar kita tidak merasakan ‘gilasan waktu Subuh’ yang lebih menakutkan daripada perampokan, agar kita tidak terkena ‘gilasan waktu Subuh’ yang lebih menyengsarakan daripada derita kemiskinan, dan agar kita tidak terkapar ‘gilasan waktu Subuh’ yang lebih berbahaya daripada kobaran api, maka: “Katakanlah! Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai waktu Subuh.”
(Al Falaq:1)
Yaitu dengan memanfaatkan waktu Subuh sebaik-baiknya. Lakukan shalat sunnah (shalat fajar) dan shalat berjamaah di masjid terutama bagi laki-laki.

Saudaraku,

Tapi ada satu pertanyaan yang tersisa, yaitu mengapa waktu Subuh bisa menggilas kita?
Sebab, kalau kita mau memperhatikan, sesungguhnya waktu Subuh adalah waktu yang paling berat buat kita yang ingin beribadah. Mengapa?
Karena waktu Subuh adalah saat paling tenang, sehingga sangat pas buat menenggelamkan diri dalam tidur nyenyak dan bermimpi indah. Ditambah lagi, umumnya, suhu udara waktu Subuh lebih dingin dibanding waktu lainnya – sehingga membuat yang sedang tidur jadi makin merapatkan selimutnya.

Tapi yang paling berbahaya ialah, kalau kita sampai kena kepung pasukan iblis – yang akan mengencingi telinga kita, agar tak bisa mendengar panggilan “Shalat itu lebih baik daripada tidur!” dari speaker masjid, dan meniup-niup mata kita – sehingga mata kita serasa dilem atau kelopaknya bagaikan dibanduli dengan beban jutaan ton, sehingga “susaaaahhhh betul buat dibuka”.

Nah, suasana waktu Subuh dan hasil daya upaya pasukan iblis itulah yang akan “menggilas” niat kita, tekad kita, buat bangun dan mendirikan sholat. Sehingga kita terus terkapar tanpa daya di atas buaian tidur lelap dan mimpi indah, dan melalaikan shalat fajar serta shalat Subuh berjamaah di masjid. Jadi, jangan anggap remeh kekuatan waktu Subuh dalam mematahkan atau menggilas iman kita, sehingga iman kita tidak bisa bertumbuh dengan subur oleh siraman fadilah shalat fajar dan shalat berjamaah.

Wallahu A’lam.