7/22/2015

Tanda-tanda ajal sudah dekat

MAUT itu urusan Allah SWT belaka. Medis tidak bisa mengungkapkannya. Namun, Islam, lewat Rasulullah SAW, memberikan banyak petunjuk lewat hadist-hadistnya.

Sebagian para Nabi berkata kepada Malaikat pencabut nyawa. “Tidakkah Kau memberikan aba-aba atau peringatan kepada manusia bahwa kau datang sebagai malikat pencabut nyawa sehingga mereka akan lebih hati-hati?”

Malaikat itu menjawab, “Demi Allah, aku sudah memberikan aba-aba dan tanda-tandamu yang sangat banyak berupa penyakit, uban, kurang pendengaran, pengliatan mulai tidak jelas (terutama ketika sudah tua). Semua itu adalah peringatan bahwa sebentar lagi aku akan menjemputnya.

“Apabila setelah datang aba-aba tadi tidak segera bertobat dan tidak mempersiapkan bekal yang cukup, maka aku akan serukan kepadanya ketika aku cabut nyawanya: “Bukankah aku telah memberimu banyak aba-aba dan peringatan bahwa aku sebentar lagi akan datang? Ketahuilah, aku adalah peringatan terakir, setelah ini tidak akan datang peringatana lainnya.” (HR imam qurthubi)

Nabi Ibrahim pernah bertanya kepada malaikat maut yang mempunyai dua mata di wajahnya dan dua lagi di tengkuknya. “Wahai malaikat pencabut nyawa, apa yang kamu lakukan seandainya ada dua orang yang meninggal di waktu yang sama, yang satu berada di ujung timur, yang satu berada di ujung barat, serta di tempat lain tersebar penyakit yang mematikan dan dua ekor binatang melata pun akan mati?”

Malaikat pencabut nyawa berkata: “Aku akan panggil ruh-ruh tersebut, dengan izin Allah, sehingga semuanya berada diantara dua jariku, Bumi ini aku bentangkan kemudian aku biarkan seperti sebuah bejana besar dan dapat mengambil yang mana saja sekehendak hatiku.” (HR Abu Nu`aim).

Sumber: Mutiara Amaly (Menembus Hijab)

7/07/2015

Malam 1000 Bulan

~ LAILATUL QADR ~ Malam seribu bulan...

Itulah yang dikenal dengan malam Lailatul Qadr, malam yang super istimewa, yang diburu oleh setiap Muslim, khususnya mereka yang sangat mencari keuntungan akhirat.

Tahukah kita apa itu malam Lailatul Qadr?

Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyebutkan dalam sebuah surat yang sangat mulia, surat Al-Qadr, yang menjelaskan kemuliaan malam tersebut.

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qurān) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibrīl dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Al Qadr: 1-5).

Dalam satu surat ini terdapat penjelasan yang sangat ringkas tentang malam Lailatul Qadr, yang diawali oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla bahwa Lailatul Qadr adalah malam diturunkannya Al-Qurān Al-Karīm.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla menggunakan dhamīr jama' "nahnu" (innā) dan dhamir ini bukan menunjukkan bahwa Allāh jama' sebagaimana sebagian orang memberikan syubhat khususnya orang Nashrani. Penggunaan dhamīr "nahnu" menunjukkan bahwa Allāh itu banyak, bukan satu.

Sedangkan para ulama menjelaskan penggunaan dhamīr "nahnu" bentuk jamak adalah memiliki faidah li ta'zhīm, dalam rangka untuk pengagungan Allāh Subhānahu wa Ta'āla sehingga Allāh Yang Maha Agung yang menurunkan Al-Qurān yang sangat agung.

Lailatul Qadr adalah 2 kata yang Allāh menjadikannya pada malam hari dan ada kekhususan pada malam tersebut, sebagaimana Allāh terangkan dalam beberapa ayat:

وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَأَدْبَارَ السُّجُودِ

"Dan di antara malam maka bertasbihlah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan pada setiap selesai shalat." (Qaf 40)

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا 

"Maha Suci Allāh, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam." (Al-Isrā 1)

Allāh turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir. Sehingga malam (laylah) memiliki keutamaan.

Adapun kata "al-qadr" memiliki 2 makna penting;

⑴ Bermakna "kemuliaan"
Dikatakan kemuliaan karena memang malam itu adalah malam kemuliaan. Diantara kemuliaan itu adalah Allāh turunkan Al-Qurān.

⑵ Bermakna "penetapan"
Allāh menetapkan dan mencatat taqdir-taqdir 1 tahun yang akan datang.

Ayat ke-2 surat Al-Qadr datang dalam bentuk pertanyaan, diantara faidahnya yaitu menunjukkan tentang agungnya, dahsyatnya dan istimewanya malam tersebut, sebagaimana surat Al-Qāriah.

Dan keagungan malam ini juga ditandai dengan para malaikat dan Jibrīl turun ke bumi, sehingga bumi dipenuhi oleh malaikat-malaikat Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Turunnya malaikat-malaikat ini menunjukkan banyaknya keberkahan dan rahmat yang datang dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dan dikatakan pula malam itu penuh dengan kesejahteraan (salām) karena di malam itu banyak diantara para hamba yang berbuat baik dan juga para syaithan kesulitan melakukan kejahatan.

Dan malam ini berlangsung sampai terbitnya fajr.

Malam ini dikatakan Allāh yang kemuliaannya lebih dari 1000 bulan, yang apabila kita hitung dengan bulan kehidupan kita adalah sekitar 83 tahun lebih. Sehingga orang yang beramal pada malam Lailatul Qadr dia akan mendapatkan kebaikan senilai dengan beramal 83 tahun lebih, alangkah sangat luar biasanya.

Sehingga dibawakan sebuah riwayat, diantara sebab turunnya surat Al-Qadr adalah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyampaikan kisah seorang Bani Isrāil yang melakukan ibadah selama 1000 bulan, maka kaum muslimin terkagum-kagum. Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta'āla turunkan surat tersebut yang menerangkan tentang malam yang sangat luar biasa. Maka ini merupakan keutamaan yang Allāh berikan kepada umat Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Kapan keberadaan malam Lailatul Qadr itu?

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menjelaskan sebagaimana yang dijelaskan Allāh Subhānahu wa Ta'āla yaitu malam Lailatul Qadr ada pada bulan Ramadhān dimana didalamnya diturunkan Al-Qurān.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ 

(Al-Baqarah 185)

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberikan petunjuk yang lebih khusus lagi, yaitu:

Dari ‘Āisyah, bahwa Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

تَحَرّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah malam Lailatul Qadr di malam ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhāri II/710/1913 dan Muslim II/828/1169)

Ini merupakan petunjuk Nabi bagi mereka yang menginginkan menggapai malam Lailatul Qadr.

Para ulama memberikan penjelasan tentang apakah malam ini menetap pada tanggal tertentu? Ataukah malam ini berpindah-pindah pada malam-malam yang berlainan tanggal.

Syaikh Muhammad bin Shālih Al-'Utsaimin memberikan jawaban bahwa malam Lailatul Qadr adalah malam yang berpindah-pindah, bukan pada malam tertentu, sehingga bisa jadi tahun ini malam ini malam 25, tahun depan malam 27.

Malam Lailatul Qadr adalah malam yang dirahasiakan, maka kata para ulama ada 2 faidah besar dengan dirahasiakannya, yaitu:

⑴ Dalam rangka untuk memperbanyak kebaikan kaum Muslimin, karena orang yang mereka mencari malam Lailatul Qadr dan tidak tahu kapan Jatuhnya maka dia akan bersungguh-sungguh tiap malam berusaha untuk serius dan menghidupkan malam tersebut.

⑵ Sebagai bentuk ujian, siapa diantara para hamba yang benar-benar bersungguh-sungguh mencari Lailatul Qadr dan siapa yang pemalas.

Bagaimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menghidupkan khususnya 10 malam terakhir Ramadhān yang didalamnya terdapat Lailatul Qadr?

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari 'Āisyah radhiyallāhu 'anhā, sesungguhnya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

كان إذا دخل العشر الأواخر أحيا الليل وأيقظ أهله وشد المئزر . (ولأحمد ومسلم) كان يجتهد في العشر الأواخر مالا يجتهد في غيرها.

“Apabila memasuki sepuluh malam akhir, biasanya beliau (Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam) menghidupkan malam, membangunkan keluarganya serta mengencangkan kainnya (meninggalkan jima' dan semangat beribadah)." Dalam riwayat Ahmad dan Muslim: “Beliau bersungguh-sungguh pada sepuluh malam akhir tidak seperti malam selainnya.” 

Nabi sudah bersungguh-sungguh pada malam bulan Ramadhān, akan tetapi kesungguhan Beliau pada 10 malam terakhir lebih besar lagi.

Dan bagaimana jika seorang wanita dia haidh, apakah dia bisa mencari kebaikan malam Lailatul Qadr?

Para ulama menjelaskan bisa. Dia memperbanyak dzikir, do'a, wirid dan sebagian ulama membolehkan membaca Al-Qurān akan tetapi tanpa menyentuh mushaf, bisa dengan hafalannya atau bisa membaca Al-Qurān tanpa menyentuh mushaf.

Mudah-mudahan Allāh memudahkan kita dan memberikan taufiq untuk mendapatkan malam yang lebih baik dari 1000 bulan yang apabila seseorang diharamkan mendalatkan malam ini maka dia sungguh celaka dan rugi besar.

مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

"Barangsiapa yang terhalangi (untuk mendapatkan) kebaikan malam itu maka sungguh dia telah dihalangi (dari keutamaan yang agung)."

(HR Ahmad (2/385), an-Nâsa’i (no. 2106) dan lain-lain, dinyatakan shahih oleh syaikh al-Albâni dalam kitab “Tamâmul Minnah, hlm. 395)

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan taufiq kepada kita untuk meringankan untuk menghidupkan malam-malam dalam rangka untuk mendapatkan kebaikan malam Lailatul Qadr.

Dan semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberkahi umur-umur kita sehingga umur berbarakah yang penuh keta'atan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Materi Tematik Ramadhān
BimbinganIslam.com
Oleh Ust. Afifi 'Abdul Wadūd hafizhahullāh
Sumber: http://yufid.tv/?s=Lailatul+qadr+afifi

Tips Menjelang 10 Malam Terakhir Ramadhan

1. Mulailah dengan niat yang bersih dan tulus. Jika sampai hari ini ibadah terasa belum maksimal, bersiaplah untuk memaksimalkannya. Jika kau benar2 ingin memperbaikinya, masih ada waktu!

2. Hari ini, bacalah tafsir surat AlQadr, dan pahami apa yg sesungguhnya terjadi pada malam laylatul qadr. Kau akan merasakan keagungan dan kekuatannya in syaa Allaah.

3. Jangan menunggu hingga malam ke 27 untuk mengerahkan segalanya. Seluruh malam dari 10 malam terakhir seharusnya jadi targetmu. Bangunlah setiap malamnya. Jangan sampai laylatul qadr terlewati begitu saja.

4. Jangan ikut-ikutan dengan perayaan2 atau kegiatan2 yang diada2kan (bid'ah) oleh kelompok2 tertentu. Ikutilah sunnah nabi shalallaahu 'alayhi wasallam. Tuntunan beliau adalah : "barangsiapa yang berjaga (tdk tidur) dan berdoa pada malam laylatul qadr dengan iman dan pengharapan akan ganjarannya, dosa2nya yang telah lalu akan diampuni."

5. Hafalkan doa malam laylatul qadr yang diajarkan Rasulullaah shalallaahu 'alayhi wasallam ini : Allaahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa' fu'anni (ya Allah, engkau maha pengampun dan menyukai pengampunan, maka ampunilah aku).

6. Siapkan daftar pendek doa doa untuk dipanjatkan. Ingat, ini adalah waktu yang sangat istimewa bagi seorang hamba. Malam Qadar! Malam ditetapkannya takdir! Pilihlah doa doa terbaik untuk agamamu, dunia akhiratmu dan keluargamu. Jangan lupakan saudara2mu muslimin yang tengah kesusahan di berbagai belahan dunia.

7. Sempatkan tidur siang sejenak jika memungkinkan. Jagalah perutmu agar tidak terlalu kenyang dan tidurlah segera setelah isha dan tarawih sekedar untuk menyegarkan diri. Lalu bangunlah untuk beribadah.

8. Jangan lupakan keluargamu! Rasulullah membangunkan para istrinya pada malam2 ini. Anak2 pun bisa diajak beribadah untuk beberapa saat, walau mungkin tidak selama orang dewasa. Siapkan, semangati dan motivasi mereka!

9. Cara kita berpakaian dan mempersiapkan diri berpengaruh secara psikologis. Pakailah pakaian yang bagus dan wewangian (khusus di rumah untuk wanita) ketika beribadah.

10. Pilihlah spot khusus yang kondusif untuk beribadah, apakah itu di mesjid atau di rumah. Letakkan sajadah, mushaf dan air minum sehingga kita tidak perlu beranjak dari sana jika perlu minum.

11. Ini BUKAN malam untuk pasang status (misalnya : "alhamdulillaah, nikmatnya bermunajat kepadaNYA malam ini" dsb) di FB atau media sosial apapun. Biarlah itu jadi rahasia indah antara hamba dengan Rabbnya. Maka, matikan dulu HP, tablet dan komputer. Putuskan dulu hubungan dengan dunia, dan nikmati jalinan hubungan dengan al-'Afuww!

12. Jika mengantuk, maka variasikan bentuk ibadah antara shalat, bermunajat dan membaca Qur'an. Lakukan bergantian. Jangan habiskan malam untuk mendengarkan ceramah atau tilawah, atau kalau sangat ngantuk, dengarkan sebentar saja untuk mengusir kantuk.

13. Sabar adalah kuncinya. 10 malam terakhir mungkin akan sangat melelahkan. Anda mungkin masih harus bekerja, sekolah atau altifitas lainnya. Ini adalah saat untuk bersabar dengan kelelahan itu. Ingatlah Allah telah menganugrahimu dengan kesempatan berharga (akan luasnya ampunan)yang mungkin saja tidak datang lagi. Bukankah kita akan berlari walau apapun yang terjadi jika kita tahu pasti bahwa ini adalah ramadhan terakhir kita dan surga hanya selangkah lagi?

14. Ini yang paling penting : husnudzhon lah kepada Allah. Ketika bermunajat, ingatlah kau sedang meminta pada Raja Yang Maha Pemurah. Jika kau berharap yang terbaik, Dia akan memberimu yang terbaik. Jangan ragu-ragu, yakinlah dan tumpahkan seluruh isi hatimu di hadapanNYA. Jangan biarkan keragu2an dan prasangka buruk menjauhkanmu dari Arrahman Arrahiim.
Allahumma ballighna Laylatal Qodar

Oleh : Sheikh Tawfique Chowdhury
Sumber : fanpage Status Nasehat