11/20/2020

Menyimpang Setelah Mendapat Hidayah

لماذا ينتكس البعض بعد استقامته على طريق الهداية ؟؟

Mengapa ada sebagian orang yang justru berbalik (menyimpang) setelah ia konsisten di atas jalan hidayah (bahkan sebelumnya ia mendakwahkan sunnah)…??

قيل للشيخ ابن باز :

Syaikh Bin Baz pernah ditanya:

ياشيخ ، فلان انتكس،

Wahai Syaikh; si fulan berbalik (menyimpang)

قال الشيخ :

Syaikh berkata;

(لعل انتكاسته من أمرين :

Boleh jadi dia berbalik menyimpang karena dua hal:

إما أنه لم يسأل الله الثبات ، أو أنه لم يشكر الله على الإستقامة) .

Pertama, dia mungkin tidak pernah meminta kepada Allah agar diteguhkan (di atas alhaq), atau yang kedua, ia tidak bersyukur setelah diberikan keteguhan dan keistiqomahan oleh Allah.

فحين اختارك الله لطريق هدايته،

Maka tatkala Allah telah memilihmu berjalan di atas jalan hidayah-Nya,

ليس لأنك مميز أو لطاعةٍ منك ،

camkanlah bahwa itu bukan karena keistimewaanmu atau karena ketaatanmu,

بل هي رحمة منه شملتك ،

melainkan itu adalah rahmat dari-Nya yang meliputimu

قد ينزعها منك في أي لحظة ،

Allah bisa saja mencabut rahmat tersebut kapan saja darimu

لذلك لا تغتر بعملك ولا بعبادتك

Oleh karena itu, jangan engkau tertipu dengan amalanmu, jangan pula disilaukan oleh ibadahmu

ولا تنظر باستصغار لمن ضلّ عن سبيله

Jangan engkau memandang remeh orang yang tersesat dari jalan-Nya

فلولا رحمة الله بك لكنت مكانه .

Kalau bukan karena rahmat Allah padamu, niscaya engkau akan tersesat pula, posisimu akan sama dengan orang yang tersesat itu.

أعيدوا قراءة هذه الآية بتأنٍّ

Ulang-ulang lah membaca ayat berikut ini dengan penuh penghayatan

﴿ ولوﻵ أن ثبتناك لقد كدت تركن إليهم شيئا قليلا ﴾

“Andai Kami tidak meneguhkanmu (wahai Muhammad shallallahu ‘alayhi wasallam), sungguh engkau hampir-hampir saja akan sedikit condong kepada mereka (orang-orang yang tersesat itu).”

إياك أن تظن أن الثبات على الإستقامة أحد إنجازاتك الشخصية …

Jangan pernah engkau menyangka, bahwa keteguhan di atas istiqomah, merupakan salah satu hasil jerih payahmu pribadi.

تأمل قوله تعالى لسيد البشر..

Perhatikan firman Allah kepada Pemimpin segenap manusia (Muhammad shallallahu ‘alayhi wasallam):

“ولولا أن ثبتناك”

“Kalau bukan Kami yang meneguhkanmu (wahai Muhammad shallallahu ‘alayhi wasallam)…”

فكيف بك !!؟.

Maka apalagi engkau…!!?

نحنُ مخطئون عندما نتجاهل أذكارنا،

Kita sering keliru, manakala kita melupakan dzikir-dzikir kita

نعتقد أنها شيء غير مهم وننسى

Kita menyangka bahwa dzikir-dzikir itu tidak penting, sehingga kita pun melupakannya.

بأن الله يحفظنا بها، وربما تقلب الأقدار..

Kita lupa bahwa Allah akan menjaga kita karena dzikir-dzikir tersebut. Boleh jadi takdir Allah akan berbalik.

يقول ابن القيم:

Ibnu al-Qayyim berkata:

حاجة العبد للمعوذات أشدُ من حاجته للطعام واللباس..!

Kebutuhan hamba akan do’a dan dzikir (agar Allah memberikan perlindungan), melebihi kebutuhannya akan makanan dan pakaian.

داوموا على أذكاركم لتُدركوا معنى:

Maka rutinkanlah membaca do’a dan dzikir kalian, agar kalian meraih apa yang dijanjikan dalam sabda Rosulullah shollallahu ‘alayhi wasallam

احفظ الله يحفظك..

“Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjaga kalian”

تحصنوا كل صباح ومساء ؛

Niscaya kalian akan mendapatkan perlindungan pagi dan petang.

فالدنيا مخيفة .. وفي جوفها مفاجأت .. والله هو الحافظ لعباده

Dunia ini benar-benar menakutkan…. di lorongnya ada banyak hal yang menyentakkan… Allah, Dialah yang Maha Menjaga hamba-hamba-Nya.

https://bbg-alilmu.com/

4/26/2020

Ramadhan Pembeda Langit dan Bumi

Dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu, (beliau berkata),

كَانَ رَجُلَانِ مِنْ بَلِيٍّ حَيٌّ مِنْ قُضَاعَةَ أَسْلَمَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَاسْتُشْهِدَ أَحَدُهُمَا، وَأُخِّرَ الْآخَرُ سَنَةً، قَالَ طَلْحَةُ بْنُ عُبَيْدِ اللهِ: فَأُرِيتُ الْجَنَّةَ، فَرَأَيْتُ الْمُؤَخَّرَ مِنْهُمَا، أُدْخِلَ قَبْلَ الشَّهِيدِ، فَتَعَجَّبْتُ لِذَلِكَ، فَأَصْبَحْتُ، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَوْ ذُكِرَ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ألَيْسَ قَدْ صَامَ بَعْدَهُ رَمَضَانَ، وَصَلَّى سِتَّةَ آلَافِ رَكْعَةٍ، أَوْ كَذَا وَكَذَا رَكْعَةً صَلَاةَ السَّنَةِ؟

“Ada dua orang lelaki dari Baliy, sebuah perkampungan dari suku Qudhâ’ah. Keduanya ber-Islam bersama Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Salah seorang dari keduanya mati syahid, sedangkan seorang yang lain masih diakhirkan (hidup) hingga setahun (setelah itu). Thalhah bin ‘Ubaidullah berkata, ‘Surga diperlihatkan kepadaku (dalam mimpi), maka saya melihat bahwa orang yang terakhir (wafat) dari keduanya dimasukkan ke surga sebelum yang mati syahid. Saya sangat heran dengan hal tersebut. Pada pagi hari, saya menyebutkan hal tersebut kepada Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam, atau hal tersebut disebutkan kepada Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Bukankah dia telah berpuasa Ramadhan setelah (meninggalnya orang yang mati syahid tersebut)? Dan (bukankah) dia telah mengerjakan enam ribu rakaat atau sekian dan sekian rakaat shalat Sunnah?” [Diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad yang hasan]

Dalam riwayat dari Thalhah bin ‘Ubaidillah radhiyallâhu ‘anhu, Rasululllah shallallâhu ‘alaihi wa sallam,

فَمَا بَيْنَهُمَا أَبْعَدُ مِمَّا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ

“Maka antara keduanya (ada jarak) sejauh antara langit dan bumi.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ibnu Hibban. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany lantaran berbagai jalur riwayatnya dalam Ash-Shahîhah no. 2591]

Penjelasan

Termasuk nikmat yang sangat besar terhadap seorang hamba, Allah memberinya kesempatan dan umur panjang dalam ketaatan kepada Allah. Hal tersebut sebagaimana ketika Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Siapakah manusia yang paling baik?”

Beliau menjawab,

مَنْ طَالَ عُمْرُهُ، وَحَسُنَ عَمَلُهُ

“Siapa saja yang panjang umurnya dan baik amalannya.” [Diriwayatkan oleh Ahmad dan At-Tirmidzy dari Abdullah bin Busr radhiyallâhu ‘anhu]

Kematian adalah gelas, semua orang akan meneguknya. Kuburan adalah pintu, seorang akan memasukinya. Kiamat adalah tempat berkumpul, semua orang akan menuai hisabnya. Ramadhan adalah kesempatan, pintu menuju surga, dan lahan berbagai amalan shalih yang tidak semua orang mendapatkannya.

Harus ada kesyukuran akan suatu nikmat agung.

Mesti terdapat kesungguhan dalam meraih pahala.

Janganlah menjadi orang lalai di tengah kesempatan, dan janganlah tergolong sebagai orang yang gersang dan kemarau dalam musim ketaatan.

Semoga Allah memanjangkan umur kita dalam ketaatan, dan menjadikan kita semua sebagai orang-orang yang beruntung dengan kemenangan di bulan yang mulia ini.

Wallahu A’lam.

Faidah Hadits
1. Keutamaan puasa Ramadhan dalam memberatkan pahala kebaikan.
2. Keutamaan shalat lima waktu dan shalat sunnah dalam memberatkan pahala kebaikan.
3. Sebagian mimpi adalah benar.
4. Mimpi yang dipastikan benar adalah hal-hal yang telah disetujui oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
5. Keutamaan mati syahid.
6. Menanyakan hal yang kurang jelas kepada orang yang berilmu.
7. Keutamaan umur yang digunakan dalam ketaatan kepada Allah.
8. Amalan shalih adalah sebab yang memasukkan ke dalam surga.
9. Penetapan adanya balasan pada hari kiamat.
10. Setiap orang mendapat kebaikan sesuai dengan amalannya.
11. Bolehnya menceritakan mimpi kepada orang shalih yang paham agama
_______
dzulqarnain.net

4/15/2020

Berdoa dengan nama Allah yang paling Agung

Allah 'azza wa jalla memiliki nama yang paling agung. 

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutnya sebagai Ismullah al-A’dzam yang bisa menjadi pengantar kemujaraban doa. Dengan menyebut Ismullah al-A’dzam, segala bentuk doa dan permohonan menjadi lebih besar peluang untuk dikabulkan. Karena diantara bagian dari adab dalam berdoa adalah memperbanyak pujian sebelum menghaturkan doa. Nama-nama yang paling Agung tersebut adalah:
  • Al-Ahad [الأَحَدُ] Maha Esa
  • As-Shamad [الصَّمَدُ] Penguasa yang Maha Sempurna dan Bergantung kepada-Nya segala sesuatu
  • Al-Mannan [الْمَنَّانُ] Maha Pemberi
  • Al-Hayyu [الْحَيُّ] Maha Hidup dan Kekal
  • Al-Qoyyum [الْقَيُّومُ] Maha Mengatur dan Maha Berdiri Sendiri
  • Badii’us samaawaati wal ardh [بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ] Pencipta Langit dan Bumi
  • Yaa dzal jalali wal ikram [ذُو الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ] Pemilik Keagungan dan Kemuliaan 

Dalil:

1. اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ بِأَنِّى أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِى لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu karena aku bersaksi bahwa Engkau adalah Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Yang Maha Esa, yang menjadi tempat bergantung semua makhluk-Nya, tidak beranak dan tidak dilahirkan. Dan tidak ada seorangpun yang sepadan dengan-Nya."

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar ada orang yang membaca kalimat di atas. Kemudian beliau bersabda menyebutkan keutamaannya,

"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh orang ini telah meminta kepada Allah dengan ismullah al-a’dzam (nama Allah yang paling agung), dimana, ketika seseorang berdoa dengan menyebut nama itu, maka doanya akan diijabahi. Dan apabila dia meminta kepada Allah dengan menyebut nama itu, maka dia akan diberi." (HR. Ahmad 23654, Abu Daud 1495, Turmudzi 3812,  dan disahihkan Syuaib al-Arnauth).

2. اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَا حَىُّ يَا قَيُّومُ

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu bahwa sesungguhnya segala pujian hanya milik-Mu, tiada sembahan yang benar kecuali Engkau, Yang Maha Pemberi karunia, Pencipta langit dan bumi, wahai Yang Maha Memiliki keagungan dan kemuliaan, wahai Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri.”

Mendengar itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sungguh dia telah berdoa kepada Allah dengan nama-Nya yang paling agung, yang jika seseorang berdoa kepada-Nya dengan nama tersebut maka Allah akan mengabulkannya, dan jika dia meminta kepada-Nya dengan nama tersebut maka Allah akan memenuhi permintaannya. (HR. Ahmad 12946, Abu Daud 1497, Nasai 1308, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

3. Dari Asma bintu Yazid, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

"Sesungguhnya pada dua ayat ini, [اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ] dan ayat [الم اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ] terdapat Ismullah al-A’dzam." (HR. Ahmad 27611, ad-Darimi 3456 dan dihasankan al-Albani)

4. Dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

"Ismullah al-A’dzam, apabila orang berdoa dengan menyebut namanya itu maka doanya akan dikabulkan, ada di tiga surat: Al-Baqarah, Ali imran, dan Thaha." (HR. Ibnu Majah 3988, dan dishahihkan al-Albani). Abu Abdurrahman al-Qosim pun mencarinya dalam al-Quran; 

1. Al-Baqarah ada di awal ayat kursi,

اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

2. Ali Imran ada di ayat kedua,

اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

3. Thaha ada di ayat 111:

وَعَنَتِ الْوُجُوهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّومِ

(Silsilah as-Shahihah, 2/371).

2/27/2020

Matinya Hati karena 10 Perkara

Dari al Ustad Dzulqarnain bin Muhammad sunusi حفظه الله

Suatu hari, Ibrahim bin Adham rahimahullah berlalu melewati pasar Bashrah. Manusia pun berkumpul kepadanya seraya berkata, “Wahai Abu Ishaq, sesungguhnya Allah berfirman dalam kitab-Nya, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagi kalian’. Sudah sekian lama kami berdoa tapi tidak dikabulkan?”

Beliau menjawab,

يَا أَهْلَ الْبَصْرَةِ، مَاتَتْ قُلُوبُكُمْ فِي عَشَرَةِ أَشْيَاءَ، أَوَّلُهَا: عَرَفْتُمُ اللَّهَ ولَمْ تُؤَدُّوا حَقَّهُ، الثَّانِي: قَرَأْتُمْ كِتَابَ اللَّهِ ولَمْ تَعْمَلُوا بِهِ، وَالثَّالِثُ: ادَّعَيْتُمْ حُبَّ رَسُولِ اللَّهِ وَتَرَكْتُمْ سُنَّتَهَ، وَالرَّابِعُ: ادَّعَيْتُمْ عَدَاوَةَ الشَّيْطَانِ وَوَافَقْتُمُوهُ، وَالْخَامِسُ: قُلْتُمْ نُحِبُّ الْجَنَّةَ ولَمْ تَعْمَلُوا لَهَا، وَالسَّادِسُ: قُلْتُمْ نَخَافُ النَّارَ وَرَهَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِهَا، وَالسَّابِعُ: قُلْتُمْ إِنَّ الْمَوْتَ حَقٌّ وَلَمْ تَسْتَعِدُّوا لَهُ، وَالثَّامِنُ: اشْتَغَلْتُمْ بِعُيُوبِ إِخْوَانِكُمْ وَنَبَذْتُمْ عُيُوبَكُمْ، وَالتَّاسِعُ: أَكَلْتُمْ نِعْمَةَ رَبِّكُمْ ولَمْ تَشْكُرُوهَا، وَالْعَاشِرُ: دَفَنْتُمْ مَوْتَاكُمْ وَلَمْ تَعْتَبِرُوا بِهِمْ

“Wahai penduduk Bashrah, hati kalian telah mati pada sepuluh perkara,

1. Pertama, kalian mengenal Allah tapi tidak menunaikan hak-Nya.

2. Kedua, kalian membaca Al-Qur’an, tapi kalian tidak mengamalkannya.

3. Ketiga, kalian mengaku mencintai Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam, tapi kalian meninggalkan sunnahnya.

4. Keempat, kalian mengaku memusuhi syaithan, tapi kalian mencocokinya.

5. Kelima, kalian mengatakan bahwa kami mencintai surga, tapi kalian tidak beramal untuk (memasuki) nya.

6. Keenam, kalian mengatakan bahwa kami takut dari neraka, tapi kalian menggadai diri-diri kalian untuk neraka.

7. Ketujuh, kalian mengatakan bahwa kematian adalah benar adanya, tapi kalian tidak bersiap untuknya.

8. Kedelapan, kalian sibuk membicarakan aib-aib saudara-saudara kalian, sedang kalian mencampakkan aib-aib kalian sendiri.

9. Kesembilan, kalian memakan nikmat-nikmat Rabb kalian, tapi kalian tidak menunaikan kesyukuran kepada-Nya.

10. Kesepuluh, kalian telah mengubur orang-orang mati kalian, tapi kalian tidak mengambil pelajaran darinya.”

Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Hilayatul Auliyâ` 8/15-16. Disebutkan juga oleh Ibnu Abdil Barr dalam Jâmi Bayân Al-‘Ilm no. 1220, Asy-Syâthiby dalam Al-I’tishâm 1/149 (Tahqîq Masyhûr Hasan), dan Al-Absyîhy dalam Al-Mustathraf 2/329.

2/16/2020

EMPAT (4) PENYEBAB KEKUFURAN!

Al-Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah rahimahullah ta’ala berkata:

“Rukun Kekufuran ada 4 (empat) yaitu Sombong, Hasad, Marah, dan Syahwat.

1. SOMBONG akan mencegah seseorang untuk tunduk.
2. HASAD menghalangi untuk menerima nasihat.
3. MARAH akan menghalangi untuk berbuat adil.
4. SYAHWAT akan menghalangi untuk konsentrasi dalam beribadah.

Apabila hancur pondasi kesombongan akan mudah baginya untuk tunduk.
Apabila pondasi hasad runtuh maka akan mudah baginya menerima nasihat dan melaksanakannya.
Apabila pondasi marah runtuh maka akan mudah baginya untuk berbuat adil dan tawadhu’.
Apabila pondasi syahwat itu hancur maka akan mudah baginya untuk bersabar, menahan diri dari maksiat serta istiqamah dalam beribadah.

[Al-Fawa'id Ibnul Qoyyim 174-175]

2/05/2020

Madinah Kota Ilmu dan Iman

* APABILA ISLAM SUDAH MEMBINGUNGKAN TIDAK TAU MANA YANG BENAR MANA YANG SALAH CARILAH ILMU SYAR'I DIMADINAH KARENA *

Keimanan Akan Kembali Ke Kota Madinah...
Diantara keutamaan yang lain dari kota Madinah adalah iman akan kembali ke Madinah....
Sebagaimana sabda Nabi ﷺ... :

إنَّ الإِيْماَنَ لَيَأْزِرُ إِلَى الْمَدِيْنَةِ كَمَا تأْزِرُ الْحَيَّةُ إِلَى جُحْرِهَا

" Sesungguhnya iman akan kembali ke kota Madinah sebagaimana ular kembali kelubang atau sarangnya."
[HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

Nabi ﷺ mensifati kota Madinah bahwasanya:

* Kota Madinah memakan negeri-negeri... 
Beliau ﷺ bersabda...:

أُمِرْتُ بِقرية تَأْكُل الْقُرَى. يَقُولُونَ: يَثْرِبُ، وَهِي الْمَدِينَة

"Aku diperintahkan untuk berhijrah ke sebuah kota yang memakan kota-kota yang lain, mereka menamakannya kota tersebut adalah Yatsrib, padahal namanya adalah Al-Madinah." 
(HR Al-Bukhari dan Muslim)

* Kota Madinah menggugurkan dosa dan kesalahan karena keutamaannya, atau karena cobaan yang dihadapi oleh seorang hamba di kota Madinah....
Rasulullah ﷺ bersabda...:

إنها طيبةٌ تَنْفِي الذُّنوبَ كَمَا تَنْفِي النَّارُ خبث الفِضَّة

"Sesungguhnya Madinah adalah Toibah, ia menghilangkan dosa-dosa sebagaimana api yang menghilangkan kotoran-kotoran perak" 
(HR Al-Bukhari)

* Dan kota Madinah mengusir golongan buruk dari manusia, Nabi ﷺ bersabda :

تَنْفِي النَّاسَ كَمَا يَنْفِي الْكِير خبث الْحَدِيد

"Kota Madinah mengusir manusia yang buruk darinya, sebagaimana alat pandai besi yang menghilangkan karat besi." 
(HR Al-Bukhari dan Muslim)

* Dan Nabi ﷺ menyamakan kekuatan kota Madinah untuk membersihkan dari kotoran sebagaimana alat kekuatan alat pandai besi, maka beliau bersabda...:

المدينةُ كَالْكِيْرِ تَنْفِي خَبَثَهَا

"Kota Madinah seperti alat pandai besi, membersihkan dari kotorannya" 
(HR Al-Bukhari dan Muslim)

* Madinah adalah kota yang aman untuk menegakkan syi'ar-syi'at Islam, dan darinya tersebarlah agama...
Nabi ﷺ bersabda...:

إِنَّهَا حَرَمٌ آمِنٌ

"Sesungguhnya Madinah adalah tanah haram (suci) yang aman" 
(HR Muslim)

* Barangsiapa yang menghendaki keburukan di kota Madinah maka Allah akan membinasakannya....
Rasulullah ﷺ bersabda...:

مَنْ أَرَادَهَا بِسُوْءٍ أَذَابَهُ اللهُ كَمَا يَذُوْبُ الْمِلْحُ فِي المَاءِ

"Barangsiapa yang menghendaki keburukan padanya maka Allah akan meleburkannya sebagaimana garam yang melebur di air" 
(HR Ahmad)

* Dan barangsiapa yang berencana buruk kepada penduduk kota Madinah maka Allah akan membinasakannya dan Allah tidak akan menundanya....
Nabi ﷺ bersabda...:

لاَ يَكِيْدُ أَهْلَ الْمَدِينَة أحدٌ إِلَّا انْمَاعَ كَمَا يَنْمَاعُ الْمِلْحُ فِي المَاءِ

"Tidaklah seorangpun yang berencana buruk kepada penduduk kota Madinah kecuali ia akan lebur sebagaimana garam yang lebur di air" 
(HR Al-Bukhari)

* Barangsiapa yang menghendaki keburukan kepada penduduk kota Madinah maka Allah mengancamnya dengan adzab yang pedih di neraka...
Nabi ﷺ bersabda :

وَلَا يُرِيد أحدٌ أهلَ الْمَدِينَة بِسوء إِلَّا أذابه الله فِي النَّارِ ذَوْبَ الرَّصَاصِ، أَو ذَوْبَ الْمِلْحِ فِي المَاءِ

"Dan tidak seorangpun yang menghendaki keburukan kepada penduduk kota Madinah kecuali Allah akan meleburkannya di neraka sebagaimana leburnya timah, atau leburnya garam di air" 
(HR Muslim)

* Barangsiapa yang menakut-nakuti penghuni kota Madinah maka Allah akan menjadikannya takut dan mengancamnya dengan laknat...
Nabi ﷺ  bersabda... :

مَنْ أَخَافَ أَهْلَ الْمَدِيْنَةِ ظَالِمًا لَهُمْ أَخَافَهُ اللهُ وَكَانَتْ عَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالْمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ لاَ يُقْبَلُ مِنْهُ صَرْفٌ وَلاَ عَدْلٌ

"Barangsiapa yang menakut-nakuti penduduk kota Madinah dengan menzolimi mereka, maka Allah akan menjadikan mereka takut, dan atas dia laknat Allah, para malaikat, dan seluruh manusia, tidak akan diterima darinya amal wajibnya dan tidak juga amal sunnahnya" 
(HR An-Nasai)

* Karena kemuliaan kota Madinah maka Allah menjadikan daerah sekitar masjid Nabawi sebagai tanah haram, sebagaimana kota Mekah...
Nabi ﷺ bersabda :

وَإِنِّي حَرَّمْتُ الْمَدِينَةَ كَمَا حَرَّمَ إِبْرَاهِيمُ مَكَّةَ

"Sesungguhnya aku telah menjadikan Madinah sebagai tanah suci/haram sebagaimana Ibrahim menjadikan Mekah sebagai tanah haram" 
(HR Muslim)

والـلــه تعالى أعلم بالصواب

2/01/2020

Wanita tanpa kehadiran lelaki dalam kehidupannya

Wanita tanpa kehadiran seorang lelaki dalam kehidupannya ibarat domba ditengah kerumunan srigala , yg terlemah dari kerumunannya-pun akan lancang menggodanya.

Imam Ibnu Qutaibah (Rahimahulloh) bercerita :

Seorang wanita keluar daerahnya menuju makkah hendak menunaikan haji dan umroh dan konon ia wanita tercantik didaerahnya, ketika sampai disana dan melakukan lempar jumrah ...

Umar Ibnu Abi Rabi'ah -seorang penyair terkenal dimasanya- dan dikenal sebagai seorang penyuka wanita cantik, dan menyapa wanita tersebut tetapi tidak sepatah katapun dia menjawab,

Dimalam kedua -dia dimakkah- Umar Ibnu Rabi'ah kembali mendekati dan menyapanya, ia marah dan meneriakkan :

إليك عني؛ فإني في حرم الله، وفي أيام عظيمة الحرمة !!

Menjau kau dariku, aku sedang diHarom dan berada pada hari-hari yg diharamkan diagungkan !!

Dia terus merayunya, sampai si wanita itu takut akan diganggu ia pulang dan kembali ke perkemahannya,

Dia malam ketiga dia bilang kepada saudara lelakinya “kamu temani aku menjalankan manasikku.”

Katika Umar melihat dia bersama saudaranya, ia diam ditempatnya (tidak berani mendekat dan merayunya) wanita itupun terlihat senyum tertawa dan berkata :

تعدو الكلابُ على من لا أسودَ له #
وتتقي صولةَ المستأسدِ الضاري

Anjing² akan menyerang siapa yg tidak ada bersamanya singa-singa #
Si anjing bahkan takut dengan suara-suara terdesak yg menyerupai singa.

Dan konon disalah satu negri terdapat wanita pintar bersama putra putrinya, setiap kali si putri hendak keluar rumah sang ibu selalu berpesan kepada putranya mengatakan :

 اخرجْ مع أختك ؛ فإن المرأة دون رجل يحميها ويوسع لها الطريق ؛ كالشاةِ بين الذئابِ يتجرأ عليها أضعفُهم

Keluarlah nak .. bersama adikmu !! Seorang wanita tanpa keberadaan lelaki yg menjaga dan menemani perjalanannya hanya akan seperti seekor domba ditengah sekumpulan srigala, srigala terlemah pun akan lancang menggodanya.

══════════════════════════
Uyunul Akhbar Li Abi Qutaibah (4/107).

1/23/2020

Kisah Tauhid dan Tawakkal seorang Hamba Allah

Dari Abdul Wahid bin Zaid, beliau berkata,

Kami pernah berlayar di atas sebuah kapal. Lalu angin laut menghempaskan kami ke sebuah pulau. Kemudian kami turun. Tiba tiba ada seseorang yang sedang beribadah kepada sebuah patung. Kami pun menemuinya dan berkata kepadanya,

"Wahai pemuda, siapakah yang sedang kamu sembah?" Lalu dia menunjuk kepada sebuah patung berhala. Kami pun mengatakan, "Kalau ini bukan tuhan yg boleh disembah."

Dia pun berkata, "Kalau kalian, siapa yang kalian sembah ?" Kami menjawab, "Kami menyembah Allah." Dia menjawab, "Apa itu Allah." Kami mengatakan, "Allah adalah yang Arsy-Nya ada di langit, Dia menguasai bumi dan ketetapan-Nya berlaku bagi makhluk, baik yg hidup ataupun yang mati."

"Lalu bagaimana Dia memberitahu kalian akan hal itu?" Tanya dia. Kami menjawab, "Rabb Yang Maha Merajai lagi Maha Agung, Maha Pencipta yang Mulia menganugerahkan kepada kami seorang Rasul yang mulia, dan Rasul itulah yang mengabarkan kepada kami."

"Lalu apa yang dilakukan Rasul tersebut?" Tanyanya. Kami menjawab, "Menyampaikan risalah (ajaran Allah). Lalu Allah mewafatkannya."

"Apakah dia meninggalkan sebuah tanda untuk kalian?" Tanyanya. "Ya." Jawab kami.

"Apa yang dia tinggalkan?" Tanyanya lagi. Kami menjawab, "Beliau meninggalkan untuk kami sebuah kita suci dari Rabb Yang Maha Memiliki."

"Tunjukkan kepadaku kitab dari Rabb kalian itu." Pintanya.

"Biasanya kitab-kitab nya para Raja itu bagus-bagus." Timpalnya lagi. Lalu kami memberikan kepadanya mushaf Al-Qur'an. Dia berkata, "Aku tidak tahu apa ini."

Lalu kami membacakan kepadanya sebuah surat dari Al-Qur'an. Ketika kami sedang membacanya tiba tiba dia menangis dan terus menangis sampai kami selesai membaca hingga akhir surat.

Dia berkata, "Pemilik perkataan ini seharusnya tidak boleh ditentang dan dimaksiati."

Kemudian dia masuk Islam lalu kami mengajarkan syariat-syariat Islam dan surat-surat dari Al-Qur'an.

Lalu kami pun membawanya ke atas kapal kami untuk melakukan pelayaran lagi. Ketika kami sedang dalam pelayaran dan malam yang gelap telah menyelimuti dan kami telah bersiap-siap untuk tidur, dia berkata, "Wahai kaum, Sesembahan yang kalian tunjukkan kepadaku apakah Dia tidur ketika gelap di malam hari?"

Kami menjawab, "Tidak wahai hamba Allah. Dia Maha Hidup Maha bersendiri dan maha Agung yang tidak pernah tidur."

Dia mengatakan, "Kalau begitu kalian adalah hamba-hamba yang buruk. Kalian tidur dalam keadaan Sesembahan kalian tidak tidur."

Lalu dia pun beribadah dan meninggalkan kami tidur.

Ketika kami sudah tiba di negeri kami maka aku berkata kepada teman-temanku, "Ini adalah orang yang baru masuk Islam dan orang yang asing di negeri kita."

Lalu kami mengumpulkan dinar dan dirham untuknya dan kami berikan kepadanya. Dia berkata "Untuk apa ini?"

Kami berkata, "Ini adalah harta yang dapat engkau gunakan untuk memenuhi kebutuhanmu."

Dia menjawab, "Laa ilaha illallah, dahulu aku tinggal di sebuah pulau di tengah lautan dan menyembah selain-Nya namun Dia tidak membuat hidupku sengsara. Apakah Allah akan membuat hidupku menjadi sengsara setelah aku mengenal-Nya (dan menyembah-Nya)...!?"

Lalu dia pergi dan mencari kerja untuk dirinya sendiri. Setelah itu dia menjadi orang shaleh yang terkenal sampai dia wafat.

[At-Tawwaabun karya Ibnu Qudamah rahimahullah, hal. 179]

1/16/2020

Kisah Langka Wanita Shalihah

Prof. Dr. Khalid al-Jubair penasehat spesialis bedah jantung dan urat nadi di rumah sakit al-Malik Khalid di Riyadh mengisahkan sebuah kisah pada sebuah seminar dengan tajuk Asbab Mansiah (Sebab-Sebab Yang Terlupakan). Mari sejenak kita merenung bersama, karena dalam kisah tersebut ada nasihat dan pelajaran yang sangat berharga bagi kita.

Sang dokter berkata:
Pada suatu hari -hari Selasa- aku melakukan operasi pada seorang anak berusia 2,5 tahun. Pada hari Rabu, anak tersebut berada di ruang ICU dalam keadaan segar dan sehat.

Pada hari Kamis pukul 11:15 -aku tidak melupakan waktu ini karena pentingnya kejadian tersebut- tiba-tiba salah seorang perawat mengabariku bahwa jantung dan pernafasan anak tersebut berhenti bekerja. Maka akupun pergi dengan cepat kepada anak tersebut, kemudian aku lakukan proses kejut jantung yang berlangsung selama 45 menit. Selama itu jantungnya tidak berfungsi, namun setelah itu Allah Subhanaahu wa Ta’ala menentukan agar jantungnya kembali berfungsi. Kamipun memuji Allah Subhanaahu wa Ta’ala.

Kemudian aku pergi untuk mengabarkan keadaannya kepada keluarganya, sebagaimana anda ketahui betapa sulit mengabarkan keadaan kepada keluarganya jika ternyata keadaannya buruk. Ini adalah hal tersulit yang harus dihadapi oleh seorang dokter. Akan tetapi ini adalah sebuah keharusan. Akupun bertanya tentang ayah si anak, tapi aku tidak mendapatinya. Aku hanya mendapati ibunya, lalu aku katakan kepadanya: “Penyebab berhentinya jantung putramu dari fungsinya adalah akibat pendarahan yang ada pada pangkal tenggorokan dan kami tidak mengetahui penyebabnya. Aku kira otaknya telah mati.”

Coba tebak, kira-kira apa  jawaban ibu tersebut?
Apakah dia berteriak? Apakah dia histeris? Apakah dia berkata: “Engkaulah penyebabnya!”
Dia tidak berbicara apapun dari semua itu bahkan dia berkata: “Alhamdulillah.” Kemudian dia meninggalkanku dan pergi.
Sepuluh hari berlalu, mulailah sang anak bergerak-gerak. Kamipun memuji Allah Subhanaahu wa Ta’ala serta menyampaikan kabar gembira sebuah kebaikan yaitu bahwa keadaan otaknya telah berfungsi.

Pada hari ke-12, jantungnya kembali berhenti bekerja disebabkan oleh pendarahan tersebut. Kami pun melakukan proses kejut jantung selama 45 menit, dan jantungnya tidak bergerak. Maka akupun mengatakan kepada ibunya: “Kali ini menurutku tidak ada harapan lagi.” Maka dia berkata:

“Alhamdulillah, ya Allah jika dalam kesembuhannya ada kebaikan, maka sembuhkanlah dia wahai Rabbi.”

Maka dengan memuji Allah, jantungnya kembali berfungsi, akan tetapi setelah itu jantung kembali berhenti sampai 6 kali hingga dengan ketentuan Allah Subhanaahu wa Ta’ala spesialis THT berhasil menghentikan pendarahan tersebut, dan jantungnya kembali berfungsi.

Berlalulah sekarang 3,5 bulan, dan anak tersebut dalam keadaan koma, tidak bergerak. Kemudian setiap kali dia mulai bergerak dia terkena semacam pembengkakan bernanah aneh yang besar di kepalanya, yang aku belum pernah melihat semisalnya. Maka kami katakan kepada sang ibu bahwa putra anda akan meninggal. Jika dia bisa selamat dari kegagalan jantung yang berulang-ulang, maka dia tidak akan bisa selamat dengan adanya semacam pembengkakan di kepalanya.

Maka sang ibu berkata:

“Alhamdulillah.” Kemudian meninggalkanku dan pergi. Setelah itu, kami melakukan usaha untuk merubah keadaan segera dengan melakukan operasi otak dan urat syaraf serta berusaha untuk menyembuhkan sang anak. Tiga minggu kemudian, dengan karunia Allah Subhanaahu wa Ta’ala , dia tersembuhkan dari pembengkakan tersebut, akan tetapi dia belum bergerak.

Dua minggu kemudian, darahnya terkena racun aneh yang menjadikan suhunya 41,2oC. maka kukatakan kepada sang ibu: “Sesungguhnya otak putra ibu berada dalam bahaya besar, saya kira tidak ada harapan sembuh.” Maka dia berkata dengan penuh kesabaran dan keyakinan:

“Alhamdulillah, ya Allah, jika pada kesembuhannya terdapat kebaikan, maka sembuhkanlah dia.”

Setelah aku kabarkan kepada ibu anak tersebut tentang keadaan putranya yang terbaring di atas ranjang nomor 5, aku pergi ke pasien lain yang terbaring di ranjang nomor 6 untuk menganalisanya. Tiba-tiba ibu pasien nomor 6 tersebut menagis histeris seraya berkata:

“Wahai dokter, kemari, wahai dokter suhu badannya 37,6o, dia akan mati, dia akan mati.”

Maka kukatakan kepadanya dengan penuh heran: “Lihatlah ibu anak yang terbaring di ranjang no 5, suhu badannya 41,o lebih sementara dia bersabar dan memuji Allah.” Maka berkatalah ibu pasien no. 6 tentang ibu tersebut:

“Wanita itu tidak waras dan tidak sadar.”

Maka aku mengingat sebuah hadits Rasulullah Sholallohu ‘alaihi wa sallam yang indah lagi agung:
(طُوْبَى لِلْغُرَبَاِء)  “Beruntunglah orang-orang yang asing.” Sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, akan tetapi keduanya menggoncangkan ummat. Selama 23 tahun bekerja di rumah sakit aku belum pernah melihat dalam hidupku orang sabar seperti ibu ini kecuali dua orang saja.

Selang beberapa waktu setelah itu ia mengalami gagal ginjal, maka kami katakan kepada sang ibu: “Tidak ada harapan kali ini, dia tidak akan selamat.” Maka dia menjawab dengan sabar dan bertawakkal kepada Allah:

“Alhamdulillah.” Seraya meninggalkanku seperti biasa dan pergi.

Sekarang kami memasuki minggu terakhir dari bulan keempat, dan anak tersebut telah tersembuhkan dari keracunan. Kemudian saat memasuki pada bulan kelima, dia terserang penyakit aneh yang aku belum pernah melihatnya selama hidupku, radang ganas pada selaput pembungkus jantung di sekitar dada yang mencakup tulang-tulang dada dan seluruh daerah di sekitarnya. Dimana keadaan ini memaksaku untuk membuka dadanya dan terpaksa menjadikan jantungnya dalam keadaan terbuka. Sekiranya kami mengganti alat bantu, anda akan melihat jantungnya berdenyut di hadapan anda..

Saat kondisi anak tersebut sampai pada tingkatan ini aku berkata kepada sang ibu: “Sudah, yang ini tidak mungkin disembuhkan lagi, aku tidak berharap. Keadaannya semakin gawat.” Diapun berkata:

“Alhamdulillah.” Sebagaimana kebiasaannya, tanpa berkata apapun selainnya.

Kemudian berlalulah 6,5 bulan, anak tersebut keluar dari ruang operasi dalam keadaan tidak berbicara, melihat, mendengar, bergerak dan tertawa. Sementara dadanya dalam keadaan terbuka yang memungkinkan bagi anda untuk melihat jantungnya berdenyut di hadapan anda, dan ibunyalah yang membantu mengganti alat-alat bantu di jantung putranya dengan penuh sabar dan berharap pahala.

Apakah anda tahu apa yang terjadi setelah itu?
Sebelum kukabarkan kepada anda, apakah yang anda kira dari keselamatan anak tersebut yang telah melalui segala macam ujian berat, hal gawat, rasa sakit dan beberapa penyakit yang aneh dan kompleks?

Menurut anda kira-kira apa yang akan dilakukan oleh sang ibu yang sabar terhadap sang putra di hadapannya yang berada di ambang kubur itu? Kondisi yang dia tidak punya kuasa apa-apa kecuali hanya berdo’a, dan merendahkan diri kepada Allah Subhanaahu wa Ta’ala ?

Tahukah anda apa yang terjadi terhadap anak yang mungkin bagi anda untuk melihat jantungnya berdenyut di hadapan anda 2,5 bulan kemudian?

Anak tersebut telah sembuh sempurna dengan rahmat Allah Subhanaahu wa Ta’ala sebagai balasan bagi sang ibu yang shalihah tersebut. Sekarang anak tersebut telah berlari dan dapat menyalip ibunya dengan kedua kakinya, seakan-akan tidak ada sesuatupun yang pernah menimpanya. Dia telah kembali seperti sedia kala, dalam keadaan sembuh dan sehat.

Kisah ini tidaklah berhenti sampai di sini, apa yang membuatku menangis bukanlah ini, yang membuatku menangis adalah apa yang terjadi kemudian:

Satu setengah tahun setelah anak tersebut keluar dari rumah sakit, salah seorang kawan di bagian operasi mengabarkan kepadaku bahwa ada seorang laki-laki berserta istri bersama dua orang anak ingin melihat anda. Maka kukatakan kepadanya:

“Siapakah mereka?” Dia menjawab, “tidak mengenal mereka.”

Akupun pergi untuk melihat mereka, ternyata mereka adalah ayah dan ibu dari anak yang dulu kami operasi. Umurnya sekarang 5 tahun seperti bunga dalam keadaan sehat, seakan-akan tidak pernah terkena apapun, dan juga bersama mereka seorang bayi berumur 4 bulan.

Aku menyambut mereka, dan bertanya kepada sang ayah dengan canda tentang bayi baru yang digendong oleh ibunya, apakah dia anak yang ke-13 atau 14? Diapun melihat kepadaku dengan senyuman aneh, kemudian dia berkata:

“Ini adalah anak yang kedua, sedang anak pertama adalah anak yang dulu anda operasi, dia adalah anak pertama yang datang kepada kami setelah 17 tahun mandul. Setelah kami diberi rizki dengannya, dia tertimpa penyakit seperti yang telah anda ketahui sendiri.”

Aku tidak mampu menguasai jiwaku, kedua mataku penuh dengan air mata. Tanpa sadar aku menyeret laki-laki tersebut dengan tangannya kemudian aku masukkan ke dalam ruanganku dan bertanya tentang istrinya. Kukatakan kepadanya:

“Siapakah istrimu yang mampu bersabar dengan penuh kesabaran atas putranya yang baru datang setelah 17 tahun mandul? Haruslah hatinya bukan hati yang gersang, bahkan hati yang  subur dengan keimanan terhadap Allah Subhanaahu wa Ta’ala .”

Tahukah anda apa yang dia katakan?
Diamlah bersamaku wahai saudara-saudariku, terutama kepada anda wahai saudari-saudari yang mulia, cukuplah anda bisa berbangga pada zaman ini ada seorang wanita muslimah yang seperti dia.

Sang suami berkata: “Aku menikahi wanita tersebut 19 tahun yang lalu, sejak masa itu dia tidak pernah meninggalkan shalat malam kecuali dengan udzur syar’i. Aku tidak pernah menyaksikannya berghibah (menggunjing), namimah (adu domba), tidak juga dusta. Jika aku keluar dari rumah atau aku pulang ke rumah, dia membukakan pintu untukku, mendo’akanku, menyambutku, serta melakukan tugas-tugasnya dengan segenap kecintaan, tanggung jawab, akhlak dan kasih sayang.”

Sang suami menyempurnakan ceritanya dengan berkata: “Wahai dokter, dengan segenap akhlak dan kasih sayang yang dia berikan kepadaku, aku tidak mampu untuk membuka satu mataku terhadapnya karena malu.” Maka kukatakan kepadanya: “Wanita seperti dia berhak mendapatkan perlakuan darimu seperti itu.” Kisah selesai.

Kukatakan:
Saudara-saudariku, kadang anda terheran-heran dengan kisah tersebut, yaitu terheran-heran terhadap kesabaran wanita tersebut, akan tetapi ketahuilah bahwa beriman kepada Allah Subhanaahu wa Ta’ala dengan segenap keimanan dan tawakkal kepada-Nya dengan sepenuhnya, serta beramal shalih adalah perkara yang mengokohkan seorang muslim saat dalam kesusahan, dan ujian. Kesabaran yang demikian adalah sebuah taufik dan rahmat dari Allah Subhanaahu wa Ta’ala .
Allah Ta’ala berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (١٥٥)الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (١٥٦)أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (١٥٧
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157)

Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَا يُصِيْبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَحُزْنٍ وَلاَ أَذىً وَلاَ غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا خَطاَيَاهُ
“Tidaklah menimpa seorang muslim dari keletihan, sakit, kecemasan, kesedihan tidak juga gangguan dan kesusahan, hingga duri yang menusuknya, kecuali dengannya Allah Subhanaahu wa Ta’ala akan menghapus kesalahan-kesalahannya.” (HR. al-Bukhari (5/2137))

Maka, wahai saudara-saudariku, mintalah pertolongan kepada Allah Subhanaahu wa Ta’ala , minta dan berdo’alah hanya kepada Allah Subhanaahu wa Ta’ala terhadap berbagai kebutuhan anda sekalian.

Bersandarlah kepada-Nya dalam keadaan senang dan susah. Sesungguhnya Dia Subhanaahu wa Ta’ala adalah sebaik-baik pelindung dan penolong.
Mudah-mudahan Allah Subhanaahu wa Ta’ala membalas anda sekalian dengan kebaikan, serta janganlah melupakan kami dari do’a-do’a kalian.

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ (١٢٦
“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu).” (QS. Al-A’raf: 126) (AR)*

Oleh: Mamduh Farhan al-Buhairi
Dari Kaset Asbab Mansiah (Sebab-Sebab Yang Terlupakan)