1/26/2015

BAHAGIANYA IKHLASH

�� Ustadz Firanda Andirja, MA

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Alhamdulillāh washshalātu wassalāmu ’ala Rasūlillāh.

Sesungguhnya orang yang paling berbahagia adalah orang yang paling ikhlash. Semakin dia meningkatkan keikhlasannya maka dia akan semakin berbahagia.

Bagaimana dia tidak berbahagia?

Allāh Subhānahu wa Ta'ālā mengetahui kebaikannya, Allah mengetahui amalannya dan dia menyerahkan ibadahnya semata-mata hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Seseorang di atas muka bumi ini bahagia kalau dia bisa dikenal oleh orang yang mulia, dikenal oleh pejabat. Apalagi dia dikenal oleh misalnya bupati, apalagi dikenal oleh presiden misalnya. Dia bahagia, presiden mengenalnya.

Lantas bagaimana jika yang mengenalnya adalah Rabbul ‘ālamīn, Pencipta dan Penguasa alam semesta ini? Yang jika menghendaki sesuatu hanya mengatakan, “Kun, fayakun”.

Orang yang ikhlash adalah orang yang paling bahagia .

Suatu saat Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah berkata kepada Ubay bin Ka’ab, Abu Mundzir radhiallāhu ‘anhu, kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

يَا أُبَيٍّ إِنَّ الله أَمَرَنِي أَنْ أَقْرَأَ عَلَيْكَ القرآن

"Wahai Ubay, sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'ālā memerintahkan aku untuk membacakan Al Qur’an kepadamu.”

Maka Ubay berkata:

هَلْ سَمَّانِي لك

“Rasūlullāh, apakah Allah menyebutkan namaku kepadamu?”

Kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

سَمَّاكَ لي

“Ya, Allāh Subhānahu wa Ta'ālā telah menyebut namamu dihadapanku.”

فَجَعَلَ أُبَيٌّ يَبْكِي

Maka Ubay bin Ka’ab pun menangis.

Kenapa? Ubay menangis karena sangat gembira.

Allāh Subhānahu wa Ta'ālā mengenalnya, Allah menyebut namanya.

Orang yang ikhlash, dia tahu bahwasannya Allāh mengetahui amal ibadahnya. Meskipun mungkin orang lain tidak ada yang melihatnya.

Mungkin orang lain tidak mempedulikannya, mungkin orang lain merendahkannya, tapi dia tahu dan yakin, bahwasannya apa yang dia lakukan, kebaikan yang dia lakukan diketahui oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Oleh karena itu, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullāh dalam kitabnya “Al Wasaail Al Mufidah Lil Hayati Sa’iidah” (Kiat-kiat Untuk Meraih Kabahagiaan), beliau menyebutkan:

��“Di antara hal yang bisa mendatangkan kebahagian yaitu seseorang tatkala sedang berbuat baik kepada orang lain, jangan dia menganggap sedang bermuamalah dengan orang tersebut, tetapi sedang bermuamalah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā”.

Tatkala dia memberikan sumbangan kepada orang lain, tatkala dia memberikan bantuan uang kepada orang lain, dia ingat bahwasannya sekarang ini sedang bermuamalah dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, Allāh sedang melihat dia memberi sumbangan.

Muamalah dia bukan dengan orang yang dia bantu, tapi muamalah dia dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Sehingga jika perkaranya demikian, yang dia harapkan hanyalah pujian Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, yang dia harapkan Allāh mengetahui siapa dirinya.

Semakin dia ikhlash, semakin tidak ada orang yang mengetahui amalannya, Allāh akan semakin mengetahui dia, Allāh akan semakin mengenalnya, Allāh akan semakin mencintainya.

Oleh karenanya dia tidak peduli dengan komentar orang-orang yang dia bantu, dia tidak perlu dengan komentar orang lain.

Dan syi'arnya sebagaimana orang-orang yang bertakwa yang Allāh sebutkan dalam Al Qur’an:

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا

“Kami memberi makan kepada kalian karena Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, muamalah kami dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, bukan dengan kalian. Kami tidak butuh dari kalian terima kasih dan kami tidak butuh dari kalian balasan.” (QS: Al-Insaan: 9)

Inilah orang yang paling ikhlash, orang yang paling bahagia.

Adapun orang yang tidak ikhlash, dia senantiasa sibuk mendengar komentar orang lain tentang bagaimana amalan dia. Apakah dia dipuji, apakah dia dicela.

Tapi orang ikhlash, dia tidak peduli dengan perkataan orang lain, yang penting dia baik di hadapan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Dia tahu bahwasanya pujian manusia tidak akan meninggikan derajatnya dan dia tahu bahwa celaan manusia pun tidak akan merendahkan derajatnya, yang penting dia baik di hadapan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Benar-benar konsentrasi dia, bawasannya dia bermuamalah dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Karenanya, para pemirsa yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, diantara 7 golongan yang akan Allāh naungi pada dihari kiamat kelak, ada dua orang yang ikhlas yang Allāh menyebutkan atau Rasulullah shallallāhu 'alayhi wa sallam sebutkan tentang ciri khusus mereka itu ikhlas.

1⃣ Yang pertama, kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

رَجُلٌ تَصَدَّقَ بِ يَمِينِهِ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ

"Seseorang yang dia berinfaq dengan tangan kanannya kemudian dia sembunyikan sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan olah tangan kanannya".

Dia bahagia tatkala dia tahu bahwasanya hanya Allāh yang mengetahui amalan dia. Dia tidak perdulikan komentar orang lain, bahkan dia sengaja menyembunyikan amalannya, agar yang mengetahui hanyalah Allāh Subhānahu wa Ta'ālā. Dia tidak butuh pujian orang lain.

2⃣ Yang kedua, kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam diantaranya.

رَجُلٌ ذَكَرَ الله خَلَاءٍ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

"Seseorang yang tatkala dia mengingat Allāh dalam bersendirian, maka kemudian matanya mengalirkan air mata"

Orang ini, dia bersendirian dan dia begitu merasakan kelezatan tatkala mengingat Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, tatkala mengagungkan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Dia seakan-akan sedang berbicara langsung dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, sehingga diapun menangis meskipun tidak ada yang melihat dia, mengeluarkan air mata kebahagiaan.

Kenapa?

Allāh mengetahui tangisan dia, Allāh mengetahui dia mengagungkan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

�� Bahkan diantara tafsiran para ulama: "Demikian pula seseorang yang tatkala dihadapan orang banyak, namun saking ikhlasnya, dia bisa mengkondisikan dirinya seakan-akan dia sedang sendirian.

Kenapa? Karena dia tidak mempedulikan komentar orang lain.

Sehingga dia tetap menangis meskipun dihadapan banyak orang. Dia yakin sedang bermuamalah dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā. Sehingga meskipun dihadapan banyak orang, dia tetap menangis karena mengagungkan keagungan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Para pamirsa yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, anda akan bahagia jika anda mengikhlashkan amalan ibadah anda hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Adapun jika anda kemudian sibuk dengan komentar orang lain, sibuk dengan pujian orang lain atau sibuk dengan cercaan orang lain terhadap anda, maka anda tidak akan pernah bahagia.

Karena tidak mungkin ada seorangpun yang akan dipuji oleh semua orang, tidak mungkin, mustahil.

Betapapun baiknya anda, pasti ada yang memuji dan pasti ada yang mencela.

Kalau Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, Rabbul 'ālamīn, Pencipta alam semesta ini tidak selamat dari celaan ciptaan-Nya, ciptaan makhluknya, seperti orang-orang yahudi mengatakan bahwasanya,

يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ

“Tangan Allāh terbelenggu,”

Mereka mengatakan:

إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ

“Sesungguhnya Allāh miskin dan kamilah yang kaya.”

Allāh Subhānahu wa Ta'ālā tidak selamat dari cercaan makhluknya.
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang memiliki akhlak super mulia pun tidak selamat dari cercaan kaumnya.

Bagaimana dengan kita?
Bagaimana dengan anda?

Tentunya mengharapkan keridhaan seluruh manusia adalah sesuatu yang mustahil, sebagaimana perkataan Imam Syāfi’iy rahimahullāh:

رضا الناس غاية لا تدرك

“Bahwasanya mencari keridhaan manusia adalah suatu hal yang mustahil (tujuan yang mustahil) untuk diraih”.

Karenanya, ikatkan hati anda hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

Yakinlah bahwasanya anda sedang bermuamalah dengan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, maka anda akan bahagia karena Allāh yang akan membahagiakan anda dan anda tidak akan memperdulikan komentar manusia.

Wallāhu Ta'ālā A’lam bish-shawāb.

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّه وَبَرَكَاتُه

✒Tim Transkrip Materi BimbinganIslam.com

1/19/2015

Fatwa seputar anak dan masjid

Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-‘Utsaimin Rahimahullah menjawab beberapa pertanyaan :

UMUR BERAPA ANAK BOLEH DIAJAK KE MASJID

Seseorang dari Negeri Sudan bertanya:
Apakah boleh seseorang pergi ke masjid bersama anak-anaknya yang masih kecil yang berumur belum sampai 4 tahun?

Jawab:
Anak-anak yang umurnya belum sampai 4 tahun, umumnya tidak bagus ketika sholat, karena mereka belum tamyiz. Umur tamyiz biasanya 7 tahun. Nabi memerintahkan kita untuk menyuruh anak-anak kita sholat, jika mereka telah sampai pada umur ini. Nabi bersabda:

مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ أَوْ أَبْنَاءَكُمْ بِالصَّلاَةِ لسَبْعٍ

“Perintahlah anak-anak kalian untuk sholat pada umur 7 tahun!”
Jika anak-anak yang berumur 4 tahun ini tidak bisa sholat dengan baik, maka tidak sepantasnya orang tuanya membawa mereka ke masjid, kecuali ketika ada perkara darurat (sangat mendesak), seperti jika tidak ada di rumahnya seorangpun yang menjaga anak kecil ini. Maka dia membawanya dengan syarat anak tadi tidak mengganggu orang-orang yang sholat. Jika anak itu mengganggu orang-orang yang sholat, janganlah orang tuanya membawanya.

Jika anak kecil itu butuh untuk ditemani di rumah, dalam keadaan ini orang itu diberi udzur untuk meninggalkan jama’ah, karena dia tidak ikut jamaah karena udzur, yaitu menjaga anak. (Fatawa Nur ‘Ala Ad-Darb No. 643, Al-Maktabah Asy-Syamilah)

--#

HUKUM MEMBAWA KE MASJID ANAK YANG MENGGANGGU

Soal: Apa hukum membawa anak-anak kecil ke masjid, jika mereka mengacaukan orang-orang yang sholat?

Jawab:
Tidak boleh membawa anak-anak ke masjid jika mereka mengacaukan orang-orang yang sholat, karena (suatu ketika) Nabi keluar menuju para shahabatnya saat mereka sedang sholat, dan mereka mengeraskan suara, kemudian beliau bersabda:

لاَ يَجْهَرْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الْقُرْآنِ، أَوْ قَالَ: فِي الْقِرَاءَةِ

Janganlah sebagian kalian mengeraskan atas yang lain dalam membaca al-qur’an atau dalam bacaan.” (HR. Ahmad 2/36)
Jika mengacaukan orang sholat dilarang, padahal dalam membaca al-qur’an, maka bagaimana pendapatmu dengan main-mainnya anak-anak kecil?!

Namun jika anak-anak itu tidak mengacaukan, maka mengajak mereka ke masjid adalah perkara yang baik. Karena hal itu melatih mereka untuk menghadiri sholat jamaah dan membuat mereka mencintai masjid dan membuat mereka terbiasa ke masjid.(Majmu’ Fatawa Wa Rosail Ibni Utsaimin (12/325)

--#

BAGAIMANA BILA ANAK-ANAK GADUH KETIKA SHOLAT?

Soal: Ya Syaikh, kadang terjadi di masjid kegaduhan sebagian anak-anak kecil. Apakah boleh seorang makmum memutus sholatnya untuk melarang hal itu, atau untuk menoleh saja agar anak-anak itu kecil itu tahu sedang dimarahi setelah itu?

Jawab:
Pertama: wajib atas para wali anak-anak itu untuk takut kepada Allah , dan janganlah mereka membiarkan anak-anak mereka untuk hadir di masjid selama mereka masih bermain-main. Jika ditaqdirkan anak-anak itu datang tanpa pengetahuan bapak-bapak mereka, sebagaimana yang terjadi kadang-kadang, maka wajib dilaporkan kepada bapaknya jika anaknya ada di masjid: “Ya fulan, ajak anakmu, bawa pulang dia ke rumahmu.”
Jika kita tidak mampu dan kita tidak bisa mencegah gangguan anak-anak kecuali dengan mengeluarkan mereka dari masjid, maka kita mengeluarkan mereka.

Sedangkan memutus sholat karena hal itu, maka itu tidak boleh, karena seseorang jika telah masuk dalam satu perkara fardhu, maka dia wajib menyempurnakannya. Dan kegaduhan anak-anak kecil itu tidak menyebabkan rusaknya sholat orang lain. Kalau sampai menyebabkan rusaknya sholat orang lain, maka untuk melakukan perkara itu perlu diteliti lagi. Namun kegaduhan anak-anak itu tidak menyebabkan kerusakan sholat orang lain, maka hendaklah mereka bersabar sampai sholatnya selesai, kemudian kenalilah anak-anak itu, dan hubungilah bapak-bapak mereka.

Sedangkan menoleh (dalam sholat) untuk sebuah kebutuhan tidak apa-apa. Namun menoleh dengan wajah saja, tidak dengan badan keseluruhannya. Dan anak-anak itu kadang bisa diperbaiki dengan menenangkan mereka, dikatakan: “Wahai anak-anakku, ini tidak boleh. Ini adalah rumah Allah. Sedang mereka itu bapak-bapak kalian dan saudara-saudara kalian, kalian jangan membuat mereka gelisah dan janganlah kalian merusak sholat mereka.”
(Transkrip Liqo’ Al-Bab Al-Maftuh: Pertemuan 94 ke No. 17, Al-Maktabah Asy-Syamilah)

--#

SOLUSI BAGI ANAK-ANAK YANG BERMAIN-MAIN DALAM SHOLAT

Soal: Jika didapati anak-anak di masjid banyak bermain-main dan mereka membuat orang-orang yang sholat tidak konsentrasi dalam sholat mereka, apakah boleh aku untuk berkata kepada salah seorang anak kecil sambil menoleh ketika sholat dan bertanya kepada mereka siapa yang bermain-main dalam sholat, sehingga kami bisa memberi tahu wali anak-anak itu?

Jawab:
Apakah diterima persaksian seorang anak kecil? Intinya: wajib untuk meneliti ulang apakah mungkin untuk menerima persaksian sebagian anak-anak dalam hal anak-anak yang lain, karena sebagian ulama berpendapat: “Tidak diterima persaksian sebagian anak-anak dalam hal anak-anak yang lain.” Sedang sebagian ulama yang lain berpendapat: “Diterima persaksian mereka selama mereka berada di tempat itu.”

Contohnya: Salah seorang dari anak-anak itu dilukai, kemudian dia berkata kepada bapaknya: “Ini dia yang melukaiku.” Kemudian anak (yang dituduh) itu mengingkari dan berkata: “Aku tidak melukainya.” Namun kemudian ada dua anak lain menyaksikan bahwa memang dia yang melukai anaknya. Sebagian ulama berpendapat: “Tidak diterima persaksian anak-anak.” Sebagian yang lain berpendapat: “Jika mereka belum berpisah maka diterima, namun jika mereka telah berpisah maka tidak diterima.” Karena kadang mereka didikte saja.

Bagaimanapun keadaannya, kami berpendapat agar engkau berbicara –jika engkau seorang imam- dengan ucapan yang umum. Engkau mengatakan kepada jamaah masjid: “Jazakumullah khoiron. Anak–anak jika mengganggu orang-orang yang sholat dan mereka meremehkan masjid, maka dosanya atas kalian. Maka hendaknya setiap orang menjaga anaknya dan melatihnya dengan adab.”

Dan mungkin menunjuk salah seorang dari anak-anak itu yang bisa dipercaya untuk menjaga anak-anak itu, meskipun dia tidak sholat, karena anak itu tidak wajib untuk sholat.

Dan jangan engkau mengatakan kepada anak itu: “Tolehlah!” Agar tidak ada yang menyangka bahwa menoleh (dalam sholat) itu tidak apa-apa. (Transkrip Liqo’ Al-Bab Al-Maftuh: Pertemuan 40 ke No. 16, Al-Maktabah Asy-Syamilah)

--#

HUKUM SHOLAT ANAK YANG BERUMUR KURANG DARI 15 TAHUN DI RUMAH

Soal: Ya Syaikh, apa hukum sholat anak kecil yang berumur kurang dari 15 tahun di rumah, karena kadang dia mengganggu orang-orang yang sholat dan bermain-main dengan teman-temannya, atau yang seperti ini?

Jawab:
Yang disyariatkan anak-anak kecil itu hadir di masjid dan sholat bersama orang-orang, karena sabda Nabi :

لِيَلِنِي مِنْكُمْ أُوْلُوا اْلأَحْلاَمِ وَالنُّهَى

“Hendaklah orang yang di belakangku dari kalian adalah orang-orang yang dewasa dan berakal.”

Ini menunjukkan bahwa di sana ada anak-anak kecil. Namun Nabi memerintahkan orang-orang dewasa untuk maju dan untuk datang lebih dulu dan mengambil tempat-tempat yang utama. Maka sholatnya anak-anak di masjid termasuk dari sunnah. Tidak sepantasnya kita berbuat perkara yang membuat mereka lari dari masjid, sebagaimana yang dilakukan sebagian orang jika melihat seorang anak kecil yang belum baligh berada dalam shof, dia mengusirnya dan membentaknya. Ini tidak diragukan lagi menyelisihi petunjuk Nabi yang dibangun di atas kelembutan dan kemudahan.

Kami berpendapat: Biarkan anak itu di tempatnya, meskipun dia berada di shof pertama, walaupun dia berada di belakang imam, biarkan dia.
Namun bila dia bermain-main dan tidak mungkin untuk mengajari adab kepada mereka, maka di sini kita mengeluarkan mereka dari masjid.

Namun di sana ada jenjang-jenjang sebelum mengeluarkan mereka dari masjid, yaitu: berbicara kepada para wali mereka, sehingga tidak ada pada diri mereka sesuatu (prasangka) atas kita kalau kita mengeluarkan anak-anak itu. Kita berbicara kepada para wali dan berkata: “Anak-anak ini masih kecil, mereka tidak menghormati masjid, tidak menghormati jamaah. Kalau engkau meninggalkan mereka sampai mereka bisa sedikit berlaku baik, maka itu lebih baik.”
(Transkrip Liqo’ Al-Bab Al-Maftuh: Pertemuan 74 ke No. 8, Al-Maktabah Asy-Syamilah)

--#

Menghukum Anak dengan Pukulan atau Lainnya

Soal: Apakah boleh bagi bapak atau ibu menghukum anaknya dengan memukul atau menaruh sesuatu yang pahit atau pedas ke mulutnya, seperti cabe bila si anak melakukan suatu kesalahan?

Jawab:
Adapun memberi dia pelajaran dengan memukul maka boleh bila dia sudah sampai umur yang dia bisa mengambil pelajaran dengannya, biasanya saat berumur sepuluh tahun. Adapun memberinya sesuatu yang pedas maka ini tidak boleh, sebab terkadang membekas padanya dan menimbulkan bentol-bentol di mulutnya tau rasa panas di lambungnya, sehingga menimbulkan bahaya. Berbeda dengan memukul karena dikenakan pada bagian sehingga tidak mengapa kalau dia bisa mengambil pelajaran dengannya, dan pukulannya adalah pukulan yang tidak membekas.

Kalau dibawah sepuluh tahun?

Kalau yang di bawah sepuluh tahun maka dilihat dulu. Sebab Rasulullah membolehkan pemukulan pada anak sepuluh tahun bila meninggalkan shalat. Sehingga dilihat dulu bila anak dibawah sepuluh tahun, terkadang dia sudah memiliki pemahaman, kecerdasan, dan badan yang besar yang sanggup menahan pukulan, teguran dan pengajaran adab, dan terkadang beberapa anak yang lain tidak seperti ini.

Wallohu'alam bishowab

1/03/2015

Riwayat singkat Rasulullah Saw

· Nama : Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hashim.
· Tarikh lahir : Subuh hari Isnin, 12 Rabiulawal bersamaan  20 April 571
Masehi (dikenali sebagai Tahun Gajah; sempena peristiwa tentera bergajah Abrahah yang menyerang kota Kaabah).
· Tempat lahir : Di rumah Abu Talib, Makkah Al-Mukarramah.
· Nama bapa : Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hashim.
· Nama ibu : Aminah binti Wahab bin Abdul Manaf.
· Pengasuh pertama : Barakah Al-Habsyiyyah (digelar Ummu Aiman. Hamba perempuan bapa   Rasulullah SAW).
· Ibu susu pertama : Thuwaibah (hamba perempuan Abu Lahab).
· Ibu susu kedua : Halimah binti Abu Zuaib As-Saadiah (lebih dikenali Halimah As-Saadiah.  Suaminya bernama Abu Kabsyah).

USIA 5 TAHUN
· Peristiwa pembelahan dada Rasulullah SAW yang dilakukan oleh dua malaikat untuk mengeluarkan bahagian syaitan yang wujud di dalam hatinya.

USIA 6 TAHUN
· Ibunya Aminah binti Wahab ditimpa sakit dan meninggal dunia di Al-Abwa ' (sebuah kampung yang terletak di antara Makkah dan Madinah).
· Baginda dipelihara oleh Ummu Aiman (hamba perempuan bapa Rasulullah SAW) dan dibiayai oleh datuknya Abdul Muttalib.

USIA 8 TAHUN
· Datuknya, Abdul Muttalib pula meninggal dunia.
· Baginda dipelihara pula oleh bapa saudaranya, Abu Talib.

USIA 9 TAHUN  (Setengah riwayat mengatakan pada usia 12 tahun).
· Bersama bapa saudaranya, Abu Talib bermusafir ke Syam atas urusan perniagaan..
· Di kota Busra, negeri Syam, seorang pendita Nasrani bernama Bahira (Buhaira) telah bertemu ketua-ketua rombongan untuk menceritakan tentang pengutusan seorang nabi di kalangan bangsa Arab yang akan lahir pada masa itu.

USIA 20 TAHUN
· Terlibat dalam peperangan Fijar . Ibnu Hisyam di dalam kitab ' Sirah ' , jilid1, halaman 184-187 menyatakan pada ketika itu usia Muhammad SAW ialah 14 atau 15 tahun. Baginda menyertai peperangan itu beberapa hari dan berperanan mengumpulkan anak-anak panah sahaja..
· Menyaksikan ' perjanjian Al-Fudhul ' ; perjanjian damai untuk memberi pertolongan kepada orang yang dizalimi di Makkah.

USIA 25 TAHUN
· Bermusafir kali kedua ke Syam atas urusan perniagaan barangan Khadijah binti Khuwailid Al-Asadiyah.
· Perjalanan ke Syam ditemani oleh Maisarah; lelaki suruhan Khadijah.
· Baginda SAW bersama-sama Abu Talib dan beberapa orang bapa saudaranya yang lain pergi berjumpa Amru bin Asad (bapa saudara Khadijah) untuk meminang Khadijah yang berusia 40 tahun ketika itu.
· Mas kahwin baginda kepada Khadijah adalah sebanyak 500 dirham.

USIA 35 TAHUN
· Banjir besar melanda Makkah dan meruntuhkan dinding Kaabah.
· Pembinaan semula Kaabah dilakukan oleh pembesar-pembesar dan penduduk Makkah.
· Rasulullah SAW diberi kemuliaan untuk meletakkan ' Hajarul-Aswad ' ke tempat asal dan sekaligus meredakan pertelingkahan berhubung perletakan batu tersebut.

USIA 40 TAHUN
· Menerima wahyu di gua Hira ' sebagai perlantikan menjadi Nabi dan Rasul akhir zaman.

USIA 53 TAHUN
· Berhijrah ke Madinah Al-Munawwarah dengan ditemani oleh Saidina Abu Bakar Al-Siddiq.
· Sampai ke Madinah pada tanggal 12 Rabiulawal/ 24 September 622M.

USIA 63 TAHUN
· Kewafatan Rasulullah SAW di Madinah Al-Munawwarah pada hari Isnin, 12 Rabiulawal tahun 11Hijrah/ 8 Jun 632 Masihi.

ISTERI-ISTERI RASULULLAH SAW
§ Khadijah Binti Khuwailid.
§ Saudah Binti Zam'ah.
§ Aisyah Binti Abu Bakar (anak Saidina Abu Bakar).
§ Hafsah binti ' Umar (anak Saidina ' Umar bin Al-Khattab).
§ Ummi Habibah Binti Abu Sufyan.
§ Hindun Binti Umaiyah (digelar Ummi Salamah).
§ Zainab Binti Jahsy.
§ Maimunah Binti Harith.
§ Safiyah Binti Huyai bin Akhtab.
§ Zainab Binti Khuzaimah (digelar ' Ummu Al-Masakin ' ; Ibu Orang Miskin).

ANAK-ANAK RASULULLAH SAW
1. Qasim
2. Abdullah
3.. Ibrahim
4. Zainab
5. Ruqaiyah
6. Ummi Kalthum
7. Fatimah Al-Zahra '

Sabda Rasulullah SAW:
"Sesiapa yang menghidupkan sunnahku, maka sesungguhnya dia telah mencintai aku. Dan sesiapa yang mencintai aku nescaya dia bersama-samaku di dalam syurga." (Riwayat Al-Sajary daripada Anas )

اللهم صلى على سيدنا محمد وعلى آله واصحابه وسلم

Nabi Muhammad SAW - Manusia agung

KENALI NABI MUHAMMAD S.A.W. SECARA LAHIRIAH.  Begitu indahnya sifat fizikal
Baginda, sehinggakan seorang ulama Yahudi yang pada pertama kalinya bersua muka dengan Baginda lantas melafazkan keIslaman dan mengaku akan kebenaran
apa yang disampaikan oleh Baginda.

Di antara kata-kata apresiasi para sahabat ialah:
- Aku belum pernah melihat lelaki yang sekacak Rasulullah saw..
- Aku melihat cahaya dari lidahnya.
- Seandainya kamu melihat Baginda, seolah-olah kamu melihat matahari terbit.
- Rasulullah jauh lebih cantik dari sinaran bulan.
- Rasulullah umpama matahari yang bersinar.
- Aku belum pernah melihat lelaki setampan Rasulullah.
- Apabila Rasulullah berasa gembira, wajahnya bercahaya spt bulan purnama.
- Kali pertama memandangnya sudah pasti akan terpesona.
- Wajahnya tidak bulat tetapi lebih cenderung kepada bulat.
- Wajahnya seperti bulan purnama.
- Dahi baginda luas, raut kening tebal, terpisah di tengahnya.
- Urat darah kelihatan di antara dua kening dan nampak semakin jelas semasa marah.
- Mata baginda hitam dengan bulu mata yang panjang.
- Garis-garis merah di bahagian putih mata, luas kelopaknya, kebiruan asli di bahagian sudut.
- Hidungnya agak mancung, bercahaya penuh misteri, kelihatan luas sekali pertama kali melihatnya.
- Mulut baginda sederhana luas dan cantik.
- Giginya kecil dan bercahaya, indah tersusun, renggang di bahagian depan.
- Apabila berkata-kata, cahaya kelihatan memancar dari giginya.
- Janggutnya penuh dan tebal menawan.
- Lehernya kecil dan panjang, terbentuk dengan cantik seperti arca.
- Warna lehernya putih seperti perak, sangat indah.
- Kepalanya besar tapi terlalu elok bentuknya.
- Rambutnya sedikit ikal.
- Rambutnya tebal kdg-kdg menyentuh pangkal telinga dan kdg-kdg mencecah bahu tapi disisir rapi.
- Rambutnya terbelah di tengah.
- Di tubuhnya tidak banyak rambut kecuali satu garisan rambut menganjur dari dada ke pusat.
- Dadanya bidang dan selaras dgn perut. Luas bidang antara kedua bahunya lebih drpd biasa.
- Seimbang antahra kedua bahunya.
- Pergelangan tangannya lebar, lebar tapak tangannya, jarinya juga besar dan tersusun dgn cantik..

Wallahua'lam Bissawab

اللهم صلى علآله واصحابه وسلم
اللهم صل على محم 

Dikutip dari Ustadz Abdul Wahab

1/02/2015

APA PERSIAPANMU UNTUK BEKAL AKHIRAT?

Inilah di antara tulisan terbaik Syekh Ali Thanthawi Mesir Rahimahullah:

Pada saat engkau mati, janganlah kau bersedih. Jangan pedulikan jasadmu yang sudah mulai layu, karena kaum muslimin akan mengurus jasadmu. Mereka akan melucuti pakaianmu, memandikanmu dan mengkafanimu lalu membawamu ke tempatmu yang baru, kuburan.

Akan banyak orang yang mengantarkan jenazahmu bahkan mereka akan meninggalkan pekerjaannya untuk ikut menguburkanmu. Dan mungkin banyak yang sudah tidak lagi memikirkan nasihatmu..

Barang barangmu akan dikemas; kunci kuncimu, kitab, koper, sepatu dan pakaianmu. Jika keluargamu setuju barang2 itu akan disedekahkan agar bermanfaat untukmu.

Yakinlah; dunia dan alam semesta tidak akan bersedih dengan kepergianmu.
Ekonomi akan tetap berlangsung!
Posisi pekerjaanmu akan diisi orang lain.
Hartamu menjadi harta halal bagi ahli warismu. Sedangkan kamu akan dihisab dan diperhitungkan untuk yang kecil dan yang besar dari hartamu!

Kesedihan atasmu ada 3;
- Orang yang mengenalmu sekilas akan mengatakan, kasihan.
- Kawan-kawanmu akan bersedih beberapa jam atau beberapa hari lalu mereka kembali seperti sediakala dan tertawa-tawa!
- Di rumah ada kesedihan yang mendalam! Keluargamu akan bersedih seminggu dua minggu, sebulan dua bulan, dan mungkin hingga setahun?? Selanjutnya mereka meletakkanmu dalam arsip kenangan!

Demikianlah "Kisahmu telah berakhir di tengah-tengah manusia". Dan kisahmu yang sesungguhnya baru dimulai, Akhirat!! Telah musnah kemuliaan, harta, kesehatan, dan anak. Telah engkau tinggalkan rumah, istana dan istri tercinta. Kini hidup yang sesungguhnya telah dimulai!

Pertanyaannya adalah:
Apa persiapanmu untuk kuburmu dan Akhiratmu??

Hakikat ini memerlukan perenungan...

Usahakan dengan sungguh-sungguh;
Menjalankan kewajiban kewajiban,
hal-hal yang disunnahkan,
sedekah rahasia,
merahasiakan amal shalih,
shalat malam, dan seterusnya..
Semoga saja engkau selamat.

KONGLOMERAT MUSLIM YANG SEDERHANA & DERMAWAN

(Sulaiman Ar-Rojhi...Penggagas bank tanpa riba BANK AR-ROJHI di saudi)

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. Jika kita bercita-cita jadi konglomerat (he2) maka bisa menjadikan Sulaiman Ar-Rajhi ini sebagai model. Beberapa hal penting yang saya ketahui tentang beliau adalah: ..

1. Majalah Forbes menyebutkan kekayaannya 7,7 milyar Dollar, dan masuk daftar orang terkaya no 120 di dunia, tetapi beliau tetap tampil dengan sederhana, berpakaian jubah putih bersih yang jauh dari kesan glamour dan berlebihan.

2. Beliau memulai usaha dari Nol, kehidupan masa kecilnya sangat susah hingga pernah bekerja jadi kuli panggul dan menjual kayu bakar di masa kanak-kanaknya. Tetapi dengan ketekunan, hemat dan kerja keras serta tawakkalnya kepada Allah ta'ala hingga akhirnya beliau dan saudaranya memiliki “Kerajaan Bisnis Raksasa” di KSA dan salah satunya adalah Bank Ar-Rajhi; Bank syariah terbesar di Dunia yang ATM nya tersebar menjamur dan cabangnya terdapat nyaris di semua distrik KSA.

3. Sangat-sangat dermawan, memiliki Yayasan Amal “raksasa” yang menyalurkan donasinya ke berbagai Negara –sebelum dilarang pasca 11 september 2002- sulit
menghitung waqaf beliau dan jumlah masjid yang telah dibangunnya, serta donasinya untuk berbagai amal dakwah dan penyebaran ilmu.

4. Tidak meletakkan kekayaan di hatinya, Bahkan di masa tuanya kini beliau telah membagi sekitar 6,7 trilyun hartanya kepada ahli waris dan kerabatnya serta fakir miskin hingga diibaratkan hanya memilih “pakaian yang melekat di badan” dan asset bisnis yang dikelola para professional yang hasilnya untuk amal social dakwah Islam. Lahir tanpa membawa apa-apa dan siap tidak tergantung pada harta sebelum meninggal.

5. Dari tetangga dan orang yang tinggal di lingkungannya disampaikan bahwa konglomerat kelas kakap ini selalu termasuk orang-orang yang datang paling awal ke masjid untuk sholat 5 waktu berjamaah, sehingga jika muadzin masjid telat sedikit maka sang konglomeratlah yang adzan. Bandingkan dengan konglomerat lainnya !!

6. Diantara masjid yang dibangunnya adalah Masjid Ar-Rajhi di distrik Rabwah, masjid ini terbesar ketiga setelah Masjidil Haram Mekah dan Madinah. Bisa menampung 18 ribu jamaah sholat, terdapat berbagai sarana pelayanan masyarakat seperti pusat pemandian dan pengurusan jenazah terbesar di Riyadh, Auditorium untuk seminar dan ceramah agama, perpustakaan berisi 40 ribu jenis buku (bukan judul), tempat tinggal bagi para penuntut ilmu yang datang dari luar kota untuk mengikuti berbagai
kajian Islam, menyediakan air zamzam sebagai minuman jamaah dengan kuota 400 galon perminggu, dsb. Dan saat sholat jum’at di lantai dasar dikhususkan untuk sholat jum’at orang asing dimana khutbah langsung diterjemahkan ke berbagai bahasa ; termasuk bahasa isyarat untuk jamaah yang tuna rungu dan tentu saja… bahasa Indonesia..

Semoga Allah Ta’ala merahmati beliau, menerima amalnya, mengampuni kesalahan dan dosanya dan kita semua .…
Wallahu’alam bishshawab, ..

Ditulis oleh Ustadz Fachrudin Nu'man , Lc حفظه الله تعالى

7 INDIKATOR KEBAHAGIAAN DI DUNIA

1. QOLBUN SYAKIRUN (hati yg selalu bersyukur).
Artinya selalu menerima apa adanya (qona'ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur.(QS 13:28, 2:152, 16:18, 34:14, 55:13, 14:7)

2. AL-AZWAJU SHALIHAH (pasangan hidup yang shalih/shalihah).
Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan, suasana rumah dan keluarga yg sholeh pula(QS 51:49, 17:32, 24:32, 24:26)

3. AL-AULADUL ABRAR (anak yg shalih/shalihah).
Do'a anak yg sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah SWT, berbahagialah orang tua yang memiliki anak sholeh/sholehah.(QS 17:23, 31:14, 46:15, 29:8, 25:74)

4. AL-BIATU SHOLIHAH (lingkungan yg kondusif untuk iman kita).
Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang sholeh yang selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan bila kita salah.(QS 4:69, 51:55, 26:214, 5:2)

5. AL-MALUL HALAL (harta yang halal).
Bukan banyaknya harta tapi halalnya harta yang dimiliki. Harta yang halal akan menjauhkan setan dari hati. Hati menjadi bersih, suci dan kokoh sehingga memberi ketenangan dalam hidup. Berbahagialah orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.(QS 2:267, 43:36-37, 2:269, 2:155)

6. TAFAKUH FID-DIEN (semangat untuk memahami agama).
Dengan belajar ilmu agama, akan semakin cinta kepada agama dan semakin tinggi cintanya kepada Allah SWT dan Rasulnya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.(QS 45:20, 3:138, 5:16, 4:174, 2:269)

7. UMUR YANG BAROKAH.
Artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, setiap detiknya diisi dgn amal ibadah. Semakin tua semakin rindu untuk bertemu dgn Sang Pencipta. Inilah semangat hidup orang2 yg barokah umurnya. (QS 2:96, 35:37, 36:68,225)

Ada apa dengan Tahun Baru?

TAHUN BARU...

Ada apa sebenarnya dengan tahun baru?

Untuk siapakah tahun baru?

Emangnya apanya yang baru?

Sering kali terjadi pembodohan publik

Sesuatu yg buruk akan dianggap baik dgn propaganda yg tiada henti

Sehingga terbentuklah opini publik bahwa itu adalah hal yg baik

Begitu pula dengan tahun baru...

COBA KAU GUNAKAN AKAL SEHATMU...

Ingatlah bahwa tidak ada yg baru...

Tempat kerjaMU  tetap yg lama

Tempat sekolahMU juga sama

Istri atau suami kita juga tidak baru

Anak-anakMU juga masih yg lama

RumahMU juga tetap yg dahulu

Teman-teman & sohib juga sama

GajiMU juga tetap...

TERUS APANYA YANG BARU?

Sebagian umat Islam turut dalam perayaan tahun baru dgn berbagai cara..

Ada yg tenggelam dalam acara²  tidak berguna

Ada yg menggunakannya untuk bermuhasabah

Ada yang berkumpul berdoa & berdzikir

Ketahuilah... pada malam tahun baru itu tidak ada peristiwa apapun, sehingga kau harus bersikap atau bertindak

Tidak ada yg istimewa, tidak padamu, tidak pada negaramu, tidak pada keluargamu

TIDAK ADA APA-APA PADA MALAM TAHUN BARU

LAA SYAI-I...

Kita saja yang tertipU OLEH MEDIA

Laluilah malam tahun baru seperti seorang petani muslim di lereng gunung merapi

Setelah shalat isya’ ia bersiap-siap untuk tidur

Ia berwudu’ seperti hendak shalat

Lalu ia membaca doa & wirid sebelum tidur

Lalu ia bangun sebelum subuh untuk mengambil bagian rizkinya dari shalat malam

Dan ketika adzan subuh dikumandakan ia berangkat ke rumah Allah

Dan kemudian ia memulai aktivitasnya dgn biasa

KARENA PADA MALAM TAHUN BARU MEMANG TIDAK ADA PERISTIWA APA-APA

Orang yg cerdas adalah orang yg berusaha untuk berada di depan & tidak mau menjadi ekor, dia menjadi dirinya sendiri

Maka kau jgn menjadi ekor...karena tugas ekor itu menutupi aib & kotoran serta mengusir serangga

Sudah saatnya yg mengaku islam untuk kembali kepada ISLAM

بَارَكَ اللَّهُ فِيْك 

Ust. Syafiq Reza Basalamah MA   حفظه الله