6/13/2009

Sayonara Laknat

Sesuatu telah mengambil sesuatu yang lain dari diri saya belakangan ini
menggerogoti sedikit demi sedikit hingga sesuatu itu lenyap dibawa pergi entah kemana
meninggalkan kekosongan dalam diri yang menbuatnya menjadi terasa sepi
sesuatu itu saya namakan 'laknat'

laknat tersebut saya hisap dalam-dalam lalu kemudian saya keluarkan pelan-pelan
semakin lama semakin saya nikmati, kenikmatan yang membaur dengan kepulan asap-asap kecil
itu dulu.. tidak, bahkan seminggu yang lalu masih dapat saya nikmati.

namun kenikmatan tersebut sekarang seolah berevolusi menjadi kesatiran rasa
rasa yang manis sebenarnya pahit
rasa yang enak sebenarnya hambar

lidah saya mencicipi pahit
lidah saya mencicipi hambar
lidah saya mati rasa
lho?! bukannya rasa pahit & hambar ini terjadi ketika si laknat itu tidak kau cicip?
atau justru malah lidah saya yang baru saja terbangun dari hibernasi panjang?

ada sesuatu yang mengagetkan saya saat melihat peti laknat itu sekarang,
bukan lagi sebuah tulisan peringatan gak penting yang tak berpengaruh bagi si pemakai
namun sebuah gambar tengkorak!saya tahu segala konsekuensi dan efek negatif dari si laknat
dunia bersikeras perang melawan laknat
kamu, anda, dia, dan mereka juga sama keras kepalanya seperti saya
kami melawan dunia dan dunia melawan kami.

saya pun menyadarinya dengan memperlakukan si laknat dengan cara yang unik
saya tidak bercumbu dengan si laknat dihadapan publik yang membuat dunia mengetahuinya, kecuali terpaksa.
beberapa orang terkejut ketika melihat saya & si laknat, "lu nger**ok?", saya hanya menjawabnya dengan tersenyum
saya lebih suka melakukannya sendiri, hanya kami berdua, saya dan dia si laknat.
dunia saya bohongi, saya menutup diri saya dari dunia.
karena saya sadar, saya menganggu.
saya tak ingin mengusik ketenteraman dunia dengan ego saya
biarlah saya sendiri yang merasakan sakitnya bersama si laknat, bukan anda. bukan dunia.
saya sayang anda dan dunia dan saya hanya ingin kalian semua baik-baik saja tanpa perlu mengkhawatirkan saya.

baru saja upacara pemakaman dengan cara kremasi saya lakukan
api membakar si laknat dan petinya (baca:rokok beserta bungkusnya), tinggal menyisakan abu,
abu si laknat tidak saya simpan namun saya biarkan si bayu membawa pergi ke tempat seharusnya dimana laknat berada
sambil berbisik "Sayonara Laknat..."

5 komentar:

  1. masih apa udah gak sama sekali nih?

    BalasHapus
  2. niatnya stop, tapi gue sadar bakalan berat banged prosesnya. habis lingkungan gue mayoritas pengguna laknat.. loe bayangin aja berada di tengah2 situasi kayak gitu. semoga kuat. trus kalo ingkar? gue musti ngapain? ada saran?

    BalasHapus
  3. Jadi inget temen gw yang pernah memutuskan untuk say good bye sama si 'laknat' tapi cuma bertahan sebulan, setelah itu balik lagi ke 'pelukan' si 'laknat', tapi mudah2an lo lebih bisa bertahan ya,, :)

    BalasHapus