5/27/2009

'belajar' di jalan surabaya

Setiap kali melintasi jalan surabaya .... sesuatu terpikirkan oleh saya,
bukan sebuah kenangan masa lalu ataupun sesuatu yang identik dengan kata antik,
siapa yang senang mengoleksi barang2 'jadoel' sudah pasti tahu jalan dikawasan menteng jakarta pusat itu.
Saya pernah mengalami hal yang entahlah apakah ini termasuk langka atau justru menggelitik disana.

Malam itu .. setelah menyelesaikan soal ujian yang absurd,
saya banyak sekali berceloteh semua teman yang ada didepan saya ataupun yang saya temui mengeluhkan masalah soal yang anehlah, gak jelaslah, gak lengkaplah, sampai ke masalah waktu yang selalu saja tidak cukup,
hingga akhirnya satu persatu mulai pergi meninggalkan pelataran parkir di bangunan tua itu, bangunan klasik peninggalan masa penjajahan belanda.
Menyisakan saya, beberapa teman yang tampak sibuk dengan obrolan masing-masing dan beberapa satpam dengan tawa khasnya dipojokan pos itu,
Saya pulang membawa sebuah perasaan yang disebut dengan 'bingung, penasaran, dan tidak puas'
Akibatnya .. tak lama berjalan , ketika perasaan itu semakin memuncak tepat diatas ubun-ubun kepala,
saya menepikan kendaraan yang saya tunggangi secara spontan, dan kebetulan saya berhenti di jalan surabaya menteng jakarta pusat.
salah satu alternatif jalur yang bisa saya lewati dalam perjalanan kembali kerumah.
Jalan itu tampak sepi, saya mengangkat tangan kiri dan melihat jam tangan menunjukkan pukul 22.30, setengah sebelas malam! hahah..seharusnya jam segini saya sedang menikmati suasana damai kamar.

(*ni cerita kalo mo dibuat panjang bisa, tapi gue persingkat sajalah, yang penting pesan atau maksutnya tersampaikan.)

Disepanjang jalan itu terdapat satu jalan sudut, yang menjadi pelarian sementara saya, ada tempat duduk, meja, dan tukang nasi goreng yang ramah dan ternyata enak masakannya! namanya bang faisal.
Entahlah apa yang ada dipikiran abang itu ketika melihat bocah dengan ekspresi 'bingung, penasaran, tidak puas' tiba-tiba datang memesan satu porsi nasi goreng.
Langsung saja kertas laknat tersebut *laknat dsini = ujian* saya keluarkan dari tas dan lalu saya perhatikan si-laknat dengan seksama..
sambil berpikir kenapa tadi tidak selesai soal segini mudahnya? cihhh! kesal sekali.
peralatan tempur pensil & kalkulator saya keluarkan yang menjadi senjata utama seorang akuntan / auditor.

Brrzttzztt.zzztttt.zzttt.blaaaaaasttt.bliitsss.bratakkkk.brutuuukkkk.blaAaaarararrrRRRRR!!!!!!!!!!!


done! selesai. si-laknat itu kini telah hancur lulu lantah berkeping keping terpenuhi goresan senjata utama saya.

perasaan 'bingung, penasaran, tidak puas' telah berganti sekarang menjadi perasaan 'senang, damai, puas'.
Makanan spesial peneman malam itu dari si abang saya habiskan, nikmat sekali rasanya,... atau mungkin tersugesti dengan perasaan saya yang kembali normal?
Yang pasti saya sungguh benar-benar tidak merasa kecewa, marah, keluh ataupun capek, bahkan perjalanan pulang tengah malam saat itu sangat saya nikmati dengan snyuman penuh tanpa memikirkan bahwa nilai yang keluar nanti akan jelek.
Yang terpenting saya berhasil mengalahkan rasa ->'bingung, penasaran, tidak puas'<- ini tadi. =D

2 komentar:

  1. jadi kesimpulannya, lo bisa ngerjain, yan?
    emang kayak gitu tau..
    soalnya kalo pas di ruangan kan kita stress gitu, mikirnya jadi cepet2..
    eh..pas udah selesai, udah santai, baru ketemu deh jawaban benernyaaa..
    hihihi

    goddluck yah ryan buat hasilnyaaa :)
    woohoooo

    BalasHapus
  2. enggak juga sih dit. gak perlu ada kesimpulan, cuma berbagi pengalaman.
    haha, iya tuh emang faktor suasana ruangan dan aura stress anak2 didalamnya memang mempengaruhi.
    hal ini terus saja trjadi dan terulang kembali ke gue. dasar mental sampsh! harus terus menempa mental stay cool nih gw..
    eh dita, makasih yoo, semoga nilai2 loe pun memuaskan hasilnya.

    BalasHapus