12/25/2016

Peran Akhlaq Mulia

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

((أنا زعيم ببيت في ربض الجنة لمن ترك المراء وإن كان محقًّا، وببيت في وسط الجنة لمن ترك الكذب وإن كان مازحًا، وببيت في أعلى الجنة لمن حسن خلقه))

"Aku menjamin sebuah rumah di pinggir Surga bagi seorang yang meninggalkan perdebatan dalam agama walaupun dia yang benar, dan aku menjamin sebuah rumah di tengah Surga bagi seorang yang meninggal dusta walaupun ia sedang bercanda, dan aku menjamin sebuah rumah di tempat tertinggi di Surga bagi seorang yang baik akhlaqnya."

(HR. Abu Daud, no. 4800, ath-Thabraniy dalam al-Kabïr: 8/98, al-Baihaqiy dalam as-Sunan al-Kubra: 10/420, dishahihkan oleh al-Albaniy dalam Shahih at-Targhib, no. 2648)

Dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu- (beliau) berkata,

((سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم عن أكثر ما يدخل الناس الجنة فقال: تقوى الله وحسن الخلق، وسئل عن أكثر ما يدخل الناس النار فقال: الفم والفرج))

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang amalan yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam Surga, beliau menjawab,
'Ketakwaan kepada Allah dan ahklaq yang baik', dan beliau ditanya tentang perkara yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam Neraka, beliau menjawab, 'mulut dan kemaluan'."

(HR. Tirmidziy, no. 2004, Ahmad: 2/442, Ibnu Hibban: 2/224, dihasankan oleh al-Albaniy dalam kitab Shahih at-Targhib, no. 2642)

Selain merupakan sebab masuk Surga, akhlak mulia memiliki peran yang sangat penting dalam berdakwah di jalan Allah. Jika ada seorang yang menyangka bahwasanya manusia masuk ke dalam Islam hanya karena agama Islam itu rasional dan mudah dicerna oleh akal, maka tidak ragukan jika orang tersebut telah keliru.

Banyak manusia yang masuk ke dalam Islam karena melihat akhlak pemeluk agama ini, demikian pula karena para dai yang mengajak manusia untuk taat kepada Allah memiliki akhlak yang mulia, dan bukti tentang perkara ini sangat banyak. Oleh karenanya, konsisten di atas akhlak yang mulia memiliki efek dan manfaat yang sangat besar, dan cukuplah sejarah kenabian menjadi bukti konkrit akan hal ini, berupa akhlak Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam yang sangat dikagumi oleh kaum musyrikin sebelum diutusnya beliau menjadi seorang nabi, sehingga mereka mempersaksikan beliau adalah seorang yang jujur dan menjaga amanah.

Dari Ibnu Abbas -radhiyallahu 'anhu-, beliau berkata, "tatkala ayat ini turun;

وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ الأَقْرَبِينَ

"Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabat dekatmu." (Asy-Syu'ara: 214)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Apa pendapat kalian jika aku kabarkan kepada kalian bahwasanya seekor kuda akan keluar dari dasar gunung ini, apakah kalian akan membenarkanku?' mereka menjawab, 'kami tidak pernah mendapatimu berdusta', beliau lalu berkata: 'Sesungguhnya aku memberikan peringatan untuk kalian tentang adzab yang sangat (pedih)'."

(HR. Al-Bukhariy, no. 4971, Muslim, no. 208)

Dari keterangan di atas, selain ilmu dan semangat dalam menyampaikan kebenaran, akhlak yang mulia juga harus menyertai keduanya. Tidak sedikit manusia yang lari dari sebuah kebenaran yang disampaikan, hanya karena akhlak buruk orang yang menyampaikan kebenaran tersebut. Dan sebaliknya, betapa banyak manusia yang menerima dan mengikuti kebathilan dan kesesatan, hanya karena penyeru kebathilan dan kesesatan memiliki tutur kata yang baik dan akhlak yang terpuji.

Semoga Allah Ta'aala menganugerahkan kepada kita semua akhlak yang baik lagi terpuji, āmīn.

Dari: Muhammad Tamrin Abu Zakariyya at-Tawawiy. Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar