3/13/2014

QADAR, QADHA DAN IKHTIAR

Oleh Prof. Dr. Ing. Fahmi Amhar

Semua kejadian di dunia
apakah itu jodoh atau bencana,
itu ada tiga runsur di dalamnya.

Ada qadar, yaitu sunnatullah yang berlaku atas semuanya.
Ada qadha, yaitu "timing" Allah mempertemukan dua atau lebih faktornya.
Ada ikhtiar, yaitu sejauh mana manusia memantaskan dirinya,
memantaskan untuk terkena bencana atau terhindar dari malapetaka.

Jodoh misalnya,
bagi laki-laki, ada qadar dia suka wanita dengan ciri fisik seperti apa.
lalu ada qadha bahwa dia berada di mana dan bertemu wanita apa saja.
kemudian ada ikhtiar ketika dia memutuskan memilih wanita yang mana.
lalu ada qadha lagi, ketika lamarannya ditolak atau diterima.

Demikian juga bencana apapun: banjir, gunung meletus atau gempa.
ada qadar bahwa banjir punya sifat seperti ini, dan gempa seperti apa.
ada qadar bahwa banjir bisa diatasi dengan satu set cara-cara.
ada qadar bahwa gunung meletus tak bisa dicegah tapi bisa diduga.
ada qadar bahwa gempa tak bisa dicegah maupun diduga kapannya.

Dari mempelajari sunnatullah ini, manusia menyiapkan ikhtiarnya.
Menjaga hutan, normalisasi sungai, menyiapkan bendung dan pompa.
Menjadikan kawasan rawan gunung api menjadi daerah non budidaya.
Mewajibkan gedung-gedung dibangun dengan konstruksi tahan gempa.
Lalu menyiapkan agar penduduknya siap dengan bencana khas di sana.
Juga membuat lembaga pemerintah yang khusus untuk menanganinya,
lengkap dengan alat dan anggaran yang cukup untuk operasionalnya.

Qadhanya adalah kapan hujan turun sedemikian lebatnya,
sehingga mungkin semua antisipasi teknologi itu jadi percuma.
Qadhanya adalah kapan gunung meletus sedemikian dahsyatnya,
sehingga abu vulkaniknya melayang kemana-mana,
tak cuma di kawasan rawan bahaya gunung api saja,
tapi hingga ratusan atau ribuan kilometer jauhnya,
sampai ribuan penerbangan terpaksa dibatalkan karenanya.
Qadhanya adalah kapan gempa skala richter 9.2 menjadi nyata,
sehingga semua bangunan tahan gempa runtuh bersama-sama,
atau jaringan gas bocor dan PLTN menumpahkan radiasinya.

Yang jelas, ikhtiar manusia harus dimaksimalkan sedemikian rupa.
Tidak cuma sekedar dengan menjauhi maksiat; dengan sabar atau do'a,
tetapi juga dengan jaring-jaring sistem syariah yang sempurna,
karena Allah Yang Maha Bijaksana,
yang memberi ujian bagi yang ingin dinaikkan kelasnya,
pasti menyimpan hikmah di balik semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar