1/31/2010

Special Purpose Entity For Investment

Rintik air jatuh semakin cepat, memukul-mukul tanah dengan keras, menghasilkan kegaduhan serupa langkah kaki bocah-bocah kecil yang sedang asik berkejar-kejaran ditengah hujan.

Malam itu, sekelompok pemuda, sebut saja dengan istilah “the magnificent seven” yang kebetulan berjumlah 7, terperangkap dalam situasi gaduh yang diciptakan sang awan & sang tanah. Mereka adalah: Ridooan, Lingga, Acil, Eed, Yogi, Mansur, dan saya sendiri.

Dalam sebuah warung bernuansa biru kelabu, dibawah sinar lampu yang berpendar kekuningan, ditengah meja panjang berbentuk persegi, kami mulai menciptakan kebisingan lain yang tak mau kalah dengan kebisingan yang tercipta diluar sana, dan inilah ringkasan berita acaranya:

*) Nama, tempat, & waktu kejadian sengaja penulis rahasiakan demi privatisasi para pelaku yang terdiri dari; Pemimpin rapat, Moderator, Notulen, Pialang, dan ketiga klien yaitu PT Y, PT E, dan PT A.

PT A tidak mengikuti jalannya rapat sampai selesai dikarenakan factor x yang membuatnya tampak seperti si langit malam yang sedang mendung & gerimis. Hanya sempat saling beradu tanduk dengan Pialang mengenai manajemen investasi diantara mereka perihal saham 'E' dengan saham 'N'.

Rapat dilanjuti dengan permintaan klien PT Y yang menginginkan presentasi kepemilikannya pada PT W diperbesar sehingga memiliki control yang signifikan, yang saat ini sedang dikuasai dan dimiliki lebih dari 50% sahamnya oleh PT S, moderator mengungkapkan informasi bahwa PT W menerapkan parent company theory, namun Notulen menyanggahnya dengan mengatakan sudah menganut entity theory, jadi pengaruhnya tidak mutlak signifikan terhadap control di PT W dan PT Y masih memiliki peluang mengakuisisi. terjadi perdebatan informasi mana yang lebih relevan & reliable? dan sang pemimpin rapat menganjurkan untuk menggunakan informasi yang memiliki nilai wajar yang menggambarkan kondisi sebenarnya saat ini, jika tidak yakin, gunakan jasa penilai :p .

PT Y lalu bertanya lagi ke floor, strategi supaya PT S bersedia menjual sahamnya yang sangat berharga itu? Notulen memberikan pandangan untuk mencari tahu perjanjiannya; callable atau redeemable stock? Karena kalau callable brarti opsi menarik kembali berada ditangan issuer yaitu PT W, sehingga PT Y cukup melobby kepadanya agar menarik kembali sahamnya dari PT S, sehingga bisa dibeli kemudian oleh PT Y. Jika Redeemable? Artinya hak ada di buyer yaitu PT S, dan sang Pialang dengan seronohan khasnya menganjurkan untuk menjatuhkan PT S agar collapse dan terpaksa melepas saham mayoritasnya kepada PT Y. Cara licik namun sulit dilakukan karena posisi PT S yang sangat mature.

Moderator tak kehabisan akal, menganjurkan PT Y berkoalisi dengan PT R untuk mencoba menggoyang dominasi PT S, kenapa harus melibatkan PT R Tanya sang Notulen? Satu lagi klien yaitu PT E yang sejak awal tampak diam, ikut tertawa & cenderung memonitor situasi seperti macan yang dengan tenang perlahan-lahan mengintai mangsanya, melihat opsi lain terjadinya stock split sehingga jumlah saham beredar semakin banyak yang memungkinkannya turut serta membeli saham tersebut dan kemudian berkompetisi menghabisi para pesaingnya dengan kemampuan yang dimilikinya untuk membeli sepenuhnya saham dari PT W. Sebuah scenario yang manis tampaknya.

Namun belum selesai sampai disitu sang Pemimpin rapat dengan bijak menasihati para kliennya untuk lebih tenang & bersabar dalam menentukan investasinya kepada PT siapa? Kembali dianalsis yang paling memberikan yield rate tertinggi siapa? Dengan dibandingkan interest rate saat itu. Notulen kemudian menganjurkan si Pialang untuk memberikan beberapa alternative investasi terbaik lain yang tersedia kepada kliennya, namun si Pialang spontan beceloteh “jancoook wong aku aja masih kesulitan nanem investasi!” Ckckckckckckck, dasar nasib para bujangan... ngerti ora maksut semua tulisan diatas? Ya pecahin sendirilah teka-tekinya. :)

Sekali lagi cerita ini murni sebagai obrolan ringan, tidak untuk mendiskreditkan maupun menyakiti siapapun, tetap semangat, jangan pernah menyerah, terus berusaha, tersenyumlah selalu.

Salam penulis.

1 komentar:

  1. JIAKAKAKAKAKAK! i get it! nice wrote mate. keep it up!

    BalasHapus