10/14/2010

good boy

alkisah pada suatu malam yang dingin diserai derai hujan lebat saya terjebak diantara dua situasi, situasi terjepit yang membuat saya meneduh secara tiba-tiba dikarenakan hujan mengguyur dengan bgitu mendadak! begitu cepatnya sehingga mata saya tak diberi kesempatan menjelajah mencari ruang berteduh yang cukup, asal minggir pokoknya! dan grsskkk.... motor yang saya pacu terjerumus kedalam sebuah tempat semacam ruko yg sudah tutup dengan atap-atap yang bolong dan disekitar ruko tersebut terdapat karung-karung berisi bebatuan serta kayu-kayu yang tersusun berantakan sehingga tampak begitu kumuh.

saya tidak sendirian disana, terdapat seorang penjaja pulsa (voucher hape). namun orang itu pun tampak tergesa-gesa merapihkan lapaknya karena air yang menghujam dengan begitu deras. brskkkkgrrsskkgrskkkgrkk.... bunyi rak didorong, kerekan digeser, teralis ditutup. dan brrrrrmmmmmm. orang itu pun memacu motornya pergi meninggalkan tempat itu.

dan sekarang saya sendirian...
lima kaki didepan saya tetap saja bulir-bulir air hujan menari dengan begitu cepat dan keras! lubang-lubang pada atap bangunan tadi membuat percikan-percikannya membasahi seluruh tubuh saya secara perlahan, namun pasti akhirnya seperti mandi hujan betulan. mungkin karena faktor lama disana yang membuatnya jadi seperti itu.

dinginnya udara luar menyusuk hingga ke lambung. menarik saya untuk mencari tempat makan.. tapi tetap. saya masih harus menunggu sampai hujan reda. *akh! bertele-tele! #skipskipskip...

sejam kemudian saya segera memacu motor yang saya tumpangi guna mencari tempat makan, kebetulan saya sedang jenuh dan memang ingin mencari suasana, maka saya berputar-putar melewati genangan air dan rintikan hujan.

laju saya terhenti diseputar stasiun kereta gondangdia kebon sirih jakarta pusat. iseng2 memutar, penasaran dengan warung nasi rames persis dibawah jembatan rel kereta tersebut.

suasana syahdu malam itu semakin lengkap dengan dinginnya udara dan tetesan air hujan dari atas jembatan rel yang seperti ketika kau masuk ke mulut goa green canyon pangandaran. indah sekali bukan? .....

alhamdulillah makanannya enak! lengkap dengan sayur mayur dan lauk pauk yg bergizi. suruh ambil sendiri pula oleh ibu nya. ramah sekali, awal dateng saja sudah disambut oleh beliau.

selagi menyantap makanan tersebut datang seorang pemuda yang kurang lebih seumuran dengan saya, orang itu pun sama ramahnya dengan si ibu penjual nasi rames tadi, menyapa dengan nawari makan duluan. ya kami pun mengobrol, mulai dari kerjaan masing-masing hingga cerita tentang hidup, yang ini rahasia. hehe, pokoke kita sama-sama pemuda pejuang kebenaran & keadilan. :p

oke.. cerita belum selesai sampai disini justru intinya terletak di ending.

ketika kami hendak pulang dan kebetulan memang sudah jam tutupnya juga warung nasi itu, saya menyaksikan seorang pemuda satu lagi yang saya yakini ini adalah anak dari ibu penjual nasi rames. *oh iya! ada scene yang terlewat, sepanjang saya menyantap makanan sambil mengobrol, ada anak lelaki atau saya sebut saya 'boy' ini membantu mendampingi si ibu dengan menggoreng lele, menyiapkan minum, merapihkan meja, dan sebagainya.
hingga akhir warung itu ditutup anak itu pun dengan setia tetap membantu si ibu melakukan hampir semua pekerjaan, mencuci piring, menutup tenda, meletakkan tiang-tiang pondasi.
yang menarik dari nya adalah sosoknya yang seperti kebanyakan anak-anak muda jaman sekarang, sebut saja alay. namun si boy bukanlah alay yang ikut-ikutan itu, alay yang suka meresahkan lingkungan dan orang tua, justru ini anak yang berbakti pada ibunya. saya senang sekali melihat pemandangan seperti ini, dan saya pun ingin dan wajib melakukan hal serupa.

kemudian saya meninggalkan warung nasi itu dengan senyuman setelah melihat senyuman dan tatapan mata damai ibu itu karena disisinya ada sosok lelaki berbakti yang setia mendampinginya. subhanalloh..

pengalaman-pengalaman seperti inilah yang sering saya dapati ketika saya diperjalanan, yang membuat saya tetap tersadar dan tetap menginjak bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar