5/02/2012

Backflush Costing (Raw Material in Process)

Metode pencatatan biaya untuk COGS / Inventory ini saya dapatkan saat mengaudit di sebuah perusahaan manufaktur, seperti kita ketahui bahwa di era teknologi saat ini dimana mesin-mesin pabrik mampu memproduksi dengan cepatnya tanpa mampu diikuti dengan pencatatan akuntansi yang memadai.

Sebagai contoh ketika akuntansi baru mencatat proses pembelian bahan baku, namun disaat yang bersamaan barang baku tersebut sudah selesai diproduksi bahkan dijual ke pasar. Untuk itulah digunakan pendekatan berupa penyingkatan proses yang semula (umumnya) dimulai dari:


1. "RM (Raw Material) - WIP (Work In Process) - FG (Finished Goods)"

menjadi

2. "RIP (Raw Material in Process) - (Finished Goods)"

Ilustrasi diatas sangat masuk diakal dan tentunya menjadi solusi dari permasalahan yang sedang dibahas, namun penyederhanaan dan deviasi dari sistem biaya tradisional ke modern berarti bahwa penetapan biaya "mungkin" tidak selalu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Kelemahan lain dari sistem ini adalah tidak adanya jejak audit berurutan.


Ilustrasi Jurnal Entry:

1. Bahan baku yang diterima dari pemasok, dicatat di debet akun RIP ( Raw and in Process )

Dr. RIP (Inventory)

Cr.         AP

2. Penggunaan tenaga kerja langsung, dicatat di debet akun Harga Pokok Penjualan

Dr. Salaries Expense (COGS portion)

Cr.         AP

3. Komponen biaya bahan baku atas produk selesai di backflush dari RIP

Dr. FG (Inventory)

Cr.         RIP (Inventory)

4. Komponen biaya bahan baku atas produk terjual di backflush dari Barang Jadi

Dr. COGS

Cr.          FG (Inventory)

Dr. Sales

Cr.          COGS


FYI, untuk menghitung COGS bisa dengan rumus:
DM + DL + FOH + beg WIP - end WIP + Beg FG - end F.


Oleh karenanya metode backflush costing ini sangat tepat digunakan dalam kondisi JIT (Just in time), yaitu suatu filosofi tepat waktu yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak / permintaan konsumen. Sistem ini dirintis oleh Toyota Motor Corporation dan dikenal juga dengan Sistem Produksi Toyota, yang kemudian dikenal juga dengan istilah Sistem Produksi Ramping (Lean Production System) dan sistem kanban.

Secara umum itulah konsep dari backflush costing berdasarkan teori dan praktek yang saya alami, saya belum memiliki kapasitas untuk membahasnya lebih mendalam sekarang. Mungkin dilain kesempatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar