1/20/2011

Bersikap Memerlukan Pengorbanan

Setiap pagi saya selalu berusaha membaca koran, diperjalananpun saya membaca majalah, sebelum berangkat kerja saya menyempatkan diri nonton tv, begitu juga sesampainya drmh. tujuannya satu, saya peka dengan keadaan sekitar. namun tahukah anda? semakin kita tahu lebih dalam semakin pula kita tersesat didalamnya, membingungkan.. ibarat sebuah labirin. Kasus Antasari - Susno - Gayus - Century atau mungkin juga Lapindo itu saling berhubungan satu sama lain.. aktornya beda2 tapi tujuannya sama menyelamatkan "BIG FISH" dari kasus2 tersebut dengan cara saling jegal.. istilahnya kalau kasus saya diproses kasus kamu juga harus di proses... perlukah kita simpati terhadap gayus? yang mana yang harus saya percaya? bagaimana dengan peran orang nomor satu negeri ini? buat apa berani maju sebagai pemimpin yang mewakili rakyat namun tidak berani bertindak, padahal notabene nya rakyat sedang membutuhkan putusan strategis darinya sekarang ini..

Negara ini sudah terlalu banyak kepala yang sok pintar menurut saya, ditambah dosa masa lalu berupa rezim koruptor yang terlanjur menancapkan pondasi sehingga sampai kapanpun kita sebagai generasi baru akan selamanya berada dalam ketiak mereka, kita sebagai pencipta rezim baru akan selamanya membungkuk diinjak kaki-kaki mereka. maukah kita sebagai mahluk merdeka diperlakukan seperti itu?

Mungkin negara ini harus menjadi komunis yg dipimpin oleh seorang pemimpin yang diktator! jika terjadi perang besar-besaran terjadilah! memang butuh sebuah pengorbanan yang teramat besar yaitu nyawa.. tapi jangan pernah takut! kebenaran akan selalu menang. Ingatlah sejarah para nabi, misalnya Nabi Muhammad dan para sahabat yang berjuang menegakkan Islam di muka bumi ini memerlukan pengorbanan. Sikap Nabi dan para sahabat itu ternyata harus dibayar dengan pengorbanan yang teramat berat yang diderita oleh Umat Islam di Mekkah ketika itu. Umat Islam disiksa, ditindas, dan sederet tindakan keji lainnya dari kaum kafir quraisy. Rasulullah pernah ditimpuki dengan batu oleh penduduk Thaif, dianiaya oleh ibnu Muith, ketika leher beliau dicekik dengan usus onta, Abu Lahab dan Abu Jahal memperlakukan beliau dengan kasar dan kejam. Tak hanya itu, Sejarah nabi Yusuf as yang disiksa dan dibuang ke sebuah sumur tua oleh para saudaranya sendiri adalah bagian dari pengorbanan beliau menegakkan kebenaran. Sejarah Nabi Musa as yang mengalami tekanan, tidak hanya dari Fir’aun, tetapi juga kaumnya, adalah juga wujud dari pengorbanan beliau.

Dalam sejarah perjuangan bangsa, para pahlawan mengorbankan jiwa raga, harta benda untuk kemerdekaan bangsanya. Jenderal Sudirman harus keluar masuk hutan dalam kondisi sakit sambil ditandu demi memimpin tentara Indonesia berjuang melawan Belanda. Sikap para tokoh bangsa yang dipenjara, dibuang, dan disiksa adalah sebagai wujud dari keyakinan mereka akan kebenaran. Ribuan nyawa yang mati adalah pengorbanan mereka terhadap negeri ini. Tentu saja, mereka berkorban atas dasar sikap yang mereka percaya sebagai sebuah kebenaran.

Hasilnya apa? Sebuah Kemerdekaan! Apakah kita yang sekarang ini diberi nikmat merdeka tidak malu dan malas untuk berjuang menegakkan kebenaran & keadilan yang kini sedang runtuh? Maaf jika curahan saya ini juga bercabang kemana-mana, namun benang merahnya satu! yaitu semangat untuk berjuang dan berani berkorban. Mari maju besatu negeriku ini memberantas mafia pajak, mafia hukum, dan koruptor!

----
jangan sok pintar dengan memblow up wacana revolusi II, ingatlah tragedi mei 98, bola liar itu pun belum tentu sanggup kita kendalikan, lebih baik bersabar hingga periode kekuasaan berakhir dan tiba saatnya nanti untuk memilih
seorang pemimpin yang benar-benar tegas! berani melawan yang salah sekuat apapun mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar