dunia memperingatinya sebagai hari anti korupsi, dimana huruf berninisial "k" tersebut menjadi salah satu issue paling hangat dan one of the most wanted public enemy yang paling ingin diberantas.
tahun ini, momentnya terasa berbeda disini dibanding sebelumnya, kenapa?
tentu saja karena kasus bank century yang belum ketemu ujungnya, bahkan berentet kemana2 sampai2 presiden RI bapak SBY dan partainya ikut2an terseret kepengadilan.
Hari yang terasa begitu sejuk diiringi rintik hujan dan angin semilir menjadi terasa panas dikarenakan berita demo besar2an secara serempak diseluruh penjuru nusantara, yang salah satu agendanya menuntut pemerintah segera menyelesaikan kasus bank century dengan mengembalikan uang rakyat dan melengserkan wakil presiden Bapak Boediono mantan gubernur BI beserta menteri keuangan Ibu Sri Mulyani.
hal ini menarik perhatian saya untuk menulis, ditambah tulisan dari seorang teman pada postingannya di detik.com dan tulisan seorang kepala jurnalis di wordpress.com,
namun saya akan memfokuskan postingan ini pada sosok Sri Mulyani Indrawati dan kasus bank century itu sendiri.
Begini menurut pandangan saya berdasarkan pengamatan yang saya lakukan,
soal keputusan Ibu Ani mengucurkan dana 6,7 triliun untuk menyelamatkan bank century sudah tepat untuk menghindari kemungkinan resiko yang lebih besar lagi, kasus ini semacam Systemic Risk dan Risiko Keuangan Negara (Risiko Fiskal) yang akan menyebabkan efek yang buruk bagi perekonomian. Memang seperti itulah yang harus dilakukan dalam sebuah skenario permainan resiko, tentu saja pemerintah lebih memilih konservatif dengan memilih jalan paling aman, seperti pemimpin kita saat ini yang memang dikenal dengan strateginya yang sangat hati2.
ilustrasi sederhananya seperti ini :
Penutupan Lehman Brothers perusahaan amerika pada 15 September 2008 yang menyebabkan krisis keuangan dan perbankan secara global, yang akhirnya berdampak pada Bank Century.
nah Ibu Ani & Tim Ahli Ekonom Indonesia mengendus kekhawatiran akan terjadinya systemic risk dan rush pada sistem perbankan nasional. Penutupan Bank Century pada waktu terjadinya krisis keuangan global (November 2008) dikhawatirkan membawa dampak berantai yang parah seperti kasus 1998.
Dalam kasus Century dapat kita lihat bahwa kebijakan yang diambil oleh Pemerintah menyebabkan Pemerintah harus mengeluarkan dana talangan sebesar Rp 6,76 triliun untuk mencegah terjadinya kerugian yang lebih besar yang telah dikalkulasi dan diperkirakan mencapai Rp 30 triliun. Artinya jika Pemerintah tidak melakukan bail out terhadap Bank Century kemungkinan kerugian dan biaya yang harus ditanggung oleh Pemerintah diperkirakan malah akan membengkak dan mencapai Rp 30 triliun!
Adalah konsep dari resiko finansial dan management resiko itu sendiri, kita harus mengeluarkan biaya tertentu untuk menghindari kemungkinan keterjadian lebih buruk dan yang lebih besar lainnya.
Saya yakin beliau sudah melakukan langkah benar. karena mereka orang2 cerdas yang juga belajar dari krisis moneter 98.
Masalahnya sekarang ada di aliran dana besar tersebut yang sedang dipertanggung jawabkan pos2nya, yang sarat akan kebocoran & komisi sana sini, dan seorang sri mulyani tidak memiliki kapasitas sampai terjun langsung disana.
beginilah resiko seorang pemimpin, jika bawahannya melakukan kesalahan tetaplah pemimpinnya yang harus bertanggung jawab. (silahkan baca cerita seorang staff depkeu yang mengalami situasi emosional ketika ibu ani dalam sebuah rapat marah2 dan menangis)
semoga kasus ini segera terselesaikan dengan mengadili secara tepat orang2 yang memang salah, bukan orang benar malah dijadikan kambing hitam.
terkadang masalah seperti ini tak dapat dilihat atau diselesaikan dengan menggunakan logika yang berasal dari mata & kepala, namun hati nurani lah sedang diuji kemurniannya.
"tolong temanku2 yang dengan semangat membumbung tinggi berkoar2 dijalan jangan ada disana tanpa tahu apa yang sebenarnya kalian bela, apa yang sebenarnya kalian perjuangkan." jangan dengan mudah diprovokasi oleh pihak2 tertentu yang menginginkan kekacauan dinegeri kita ini. walaupun ada konspirasi polemik diboncengi oleh gerombolan "barisan sakit hati".tetap berdemolah dengan tertib.
moga-moga pertamax,
BalasHapusnice post gan! two thumb up.
jadi lebih paham ane kasus ini sekarang, tadinya gak mudeng2.