Dari 'Aisyah rodhiyallahu 'anha, dia berkata, "Ada sekelompok orang Yahudi yang minta izin menemui Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam, lalu mereka mengucapkan, "Assaamu 'alaikum" (Semoga kematian menimpamu). 'Aisyah berkata, "Bal 'alaikumussaam wal la'nah" (Bahkan kalianlah yang semoga mendapat kematian dan laknat). Maka Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam berkata:
مهلا ياعائشة ، فإن الله يحب الرفق في الأمر كله
"Tenanglah wahai 'Aisyah, sesungguhnya Allah mencintai kelembutan dalam semua perkara." Aku berkata, "Wahai Rosulullah, tidakkah engkau mendengar apa yang mereka ucapkan? Berkata Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam:
فقد قلت: وعليكم
"Aku sudah membalasnya dengan ucapan, "Wa 'alaikum" (Juga atas kalian)." (HR. Muslim 2165)
Faidah yang dapat diambil dari hadits ini:
1. Perkataan Nabi shollallahu 'alaihi wasallam, "Sesungguhnya Allah mencintai kelembutan dalam semua perkara", menunjukkan keagungan akhlaq beliau shollallahu 'alaihi wasallam dan kesempurnaan perangai beliau yang mampu menahan marah.
2. Anjuran berlaku lembut, sabar, menahan marah dan santun terhadap orang lain selama tidak ada alasan untuk bersikap keras.
3. Celaan 'Aisyah terhadap orang-orang Yahudi menunjukkan bolehnya membela diri dari kejahatan orang yang zalim.
4. Membela orang yang baik dari siapa saja yang menyakitinya.
5. Dianjurkan tidak meladeni kebodohan orang selama tidak menimbulkan bahaya dan kerusakan. Al-Imam Asy-Syafii berkata, "Orang yang cerdas lagi berakal adalah yang tidak menghiraukan perbuatan bodoh orang lain." (Syarh Shohih Muslim 14/209-210)
Betapa indahnya kelembutan. Bila sifat lembut dan menahan amarah ada pada diri seseorang, maka hal itu akan menghiasi dirinya di pandangan manusia dan juga di pandangan Allah.
Fikri Abul Hasan
Channel Telegram
https://t.me/manhajulhaq