Sabtu, 23 Agustus 2014,
Ada ibroh dari dauroh subuh tadi,
Ini kisah nyata dari Ustadz kami ketika membimbing ibadah haji, pernah bersama dengan jamaah (ibu) asal makassar, yang ketika di masjidil haram, dalam keadaan ihram (suci) setelah tawaf, tiba2 merasa pusing, kemudian ditempat peristirahatan meminta dibacakan ayat quran oleh suaminya, setelah dibacakan, ibu itu bersyahadat dan meninggal..
Singkat cerita, Ibu itu kemudian dishalatkan di tempat suci yaitu hijr ismail oleh jutaan orang2 yang sedang bersuci dan dimakamkan juga di tempat suci yaitu baqi, bersama makam para sahabat nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lainnya.
Menyaksikan pemandangan khusnul khotimah itu, ustadz kami bertanya kepada sang suami, "Pak, amalan2 apakah yang dilakukan istri bapak sebelum ini?"
Kata suami, "Tidak ada yang istimewa, hanya saja;
1. Istri saya tidak pernah curiga dengan profesi saya sebagai pengusaha yang sering bepergian, ia selalu menyambut saya dgn ramah setiap saya pulang kerumah.
2. Ia setiap bepergian selalu mensucikan diri dengan berwudhu."
Mendengar jawaban itu sang ustadz terenyuh dan teringat akan firman Alloh:
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟﺘَّﻮَّﺍﺑِﻴﻦَ ﻭَﻳُﺤِﺐُّ ﺍﻟْﻤُﺘَﻂَﻬِّﺮِﻳﻦ
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (Al-Baqoroh:222)
Itulah sedikit kisah tentang seorang hamba yang memiliki kebiasaan bersuci, hingga akhirnya dipanggil kembali oleh Raja-nya, dalam keadaan suci, di tempat suci, bersama orang2 suci.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِيمَهُ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ فِيهِ.
“Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku adalah umur yang terakhirnya, sebaik-baik amalku adalah amal-amal penutupannya dan sebaik-baik hariku adalah hari saat aku menghadap-Mu.” (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-Ausath. Al-Hafizh Nuruddin Al-Haitsami dalam Majmauz Zawaid wa Mambaul Fawaid, 10/158 no. 17267 menshahihkan sanadnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar