اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه
Ustadz, ana ingin bertanya.
Bagaimana indikasi hati yang rusak dan apa kiat-kiat untuk memperbaikinya?
Syukron, Ustadz.
Jazaakallahu khoiron wa baarakallaahu fiik.
(Suyono, Admin BiAS N06)
Jawaban
وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ
Alhamdulillāh
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in.
Sejatinya banyak tanda-tanda atau ciri dari hati yang mati, namun yang utama antara lain sebagai berikut:
Yang pertama adalah *mengutamakan syahwat dibanding taat*.
Orang berhati seperti ini akan susah mendapatkan nasihat, atau petunjuk kecuali karena hidayah dari Alloh.
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an bahwasanya Alloh Ta’ala berfirman,
أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلاً
_”Sudahkan engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya?”_
(QS. Al-Furqan: 43)
Kedua, *terlalu cinta pada dunia*.
Senang tinggal di dunia, tidak merasa asing di dunia, dan tidak merasa rindu kepada akhirat
Alloh Ta’ala berfirman,
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا * وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
_“Bahkan kalian lebih mengutamakan kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.”_
(QS. Al-A’laa: 16-17)
Ketiga, *banyak berbuat hal yang sia-sia*, tidak bermanfaat darinya. Sebagaimana dalam hadits:
Tidak boleh menghabiskan waktu hanya untuk bercanda,
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
_“Di antara tanda baiknya keislaman seseorang adalah dia meninggalkan yang tidak bermanfaat baginya.”_
[HR. At-Tirmidzi 2317 dan Ibnu Majah 3976]
Keempat, *banyak tertawa*. Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَلاَ تُكْثِرِ الضَّحِكَ, فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ
_“Janganlah banyak tertawa! Sesungguhnya banyak tertawa akan mematikan hati”_
[HR. At-Tirmidzi no. 2305]
Adapun kiat-kiat memperbaikinya adalah sebaliknya, lawan dari apa yang menjadi sebab rusaknya hati di atas.
Wallohu A’lam
Wabillahit Taufiq
Dijawab dengan ringkas oleh:
Ustadz Rosyid Abu Rosyidah حفظه الله
Tanya Jawab
Grup Admin Bimbingan Islam N06
Kamis, 2 Rajab 1438H / 30 Maret 2017M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar