بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman dalam Al Qurān:
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
"Dan bersegeralah kalian kepada ampunan Allāh dan bersegeralah kalian menuju surga Allāh yang luasnya seluas langit dan bumi yang Allāh siapkan bagi orang-orang yang bertaqwa."
(QS. Ali Imran : 133)
Allāh mengatakan, "Surga yang luasnya seluas langit dan bumi," namun kalau kita perhatikan dalam bahasa Arab sebagaimana dijelaskan sebagian ahli tafsir, Allāh dalam ayat ini menggunakan kalimat wal ardh (وَالْأَرْض) dan ardh (الأرض) artinya lebar.
Kalau kita terjemahkan secara "leterlek" artinya:
"Bersegeralah menuju surga Allāh yang lebarnya selebar langit dan bumi."
Nah, kalau disebut lebarnya sudah seperti langit dan bumi, bagaimana lagi dengan panjangnya?
Oleh karenanya sebagian ulamaa mengatakan, "Surga itu lebih luas daripada langit dan bumi."
Allāh menyebutkan tentang langit dan bumi sebagai pendekatan saja karena itulah yang bisa kita saksikan; bumi dan langit.
Akan tetapi sebenarnya surga lebih luas daripada langit dan bumi.
Kalau seandainya surga itu luasnya seperti langit, maka itu sudah sungguh luar biasa.
Langit adalah makhluk yang paling besar yang bisa kita lihat dengan mata kita.
Ada makhluq-makhluq yang lebih besar daripada langit, seperti: 'Arsy Allāh, Kursi Allāh, akan tetapi tidak bisa kita lihat, yang bisa kita lihat dengan mata kita adalah langit.
Kita lihat begitu luas, yang ada di atas kita.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyebutkan tentang dahsyatnya penciptaan langit.
Kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:
أَأَنتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ بَنَاهَا
"Apakah kalian penciptaannya lebih hebat ataukah langit yang Kami ciptakan?"
(QS. An-Nāziāt : 27)
Langit lebih hebat, langit lebih besar dan lebih luas daripada manusia.
Dalam ayat yang lain, kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:
وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ
"Dan langit yang Kami bangun dengan kekuatan Kami dan sungguh Kami meluaskan langit tersebut (sungguh luas langit ini)."
(Adz-Dzāriyāt : 47)
Kita tahu dalam langit ada matahari, rembulan, bintang-bintang, planet-planet, galaksi-galaksi. Kita tidak tahu mana pangkal dari langit tersebut dan mana ujung langit tersebut .
Kalau seandainya surga ini seluas langit maka sudah sangat luas. Bagaimana lagi kalau ternyata lebih luas daripada langit ?
Oleh karenanya ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla, saya akan sebutkan suatu hadist yang menggambarkan tentang luasnya surga.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah bersabda dalam suatu hadist :
إنِّى لأَعْلَمُ آخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوجًا مِنْهَا وَآخِرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُولاً الْجَنَّةَ رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ حَبْوًا فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلأَى. فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ – قَالَ – فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلأَى فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ فَإِنَّ لَكَ مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشَرَةَ أَمْثَالِهَا
"Sungguh aku mengetahui seorang yang paling terakhir keluar dari neraka jahannam dan seorang yang paling terakhir masuk ke dalam surga."
Dalam hadist ini Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan tentang orang yang paling rendah di surga.
Kita ingin tahu seluas apakah kapling yang Allāh berikan kepada penghuni surga yang paling rendah ini.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan, "Dialah orang yang paling terakhir keluar dari neraka jahanam dan dialah orang terakhir yang masuk surga."
Dalam riwayat, kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:
فهو يمشي مرة ويكبو مرة
"Terkadang dia berjalan dan terkadang dia tersungkur di atas wajahnya."
Dalam riwayat yang lain yahbu (يحبو: merangkak) baru keluar dari neraka jahanam.
Tatkala dia keluar dia berkata:
تَبَارَكَ الَّذِي نَجَّانِي مِنْكِ لَقَدْ أَعْطَانِي اللَّهُ شَيْئًا مَا أَعْطَاهُ أَحَدًا مِنَ الأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ
"Sungguh, Maha Suci Allāh yang telah menyelamatkan aku dari engkau wahai neraka. Sungguh, Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah memberikan kepadaku suatu kenikmatan yang tidak pernah Allāh berikan kepada seorangpun, al-awwalīn wal ākhirīn, seorangpun tidak pernah diberikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla."
Sungguh bahagia tatkala dia diselamatkan dari neraka jahanam.
Lalu Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengatakan kepada dia:
"Pergilah engkau dan masuklah engkau ke dalam surga."
Maka dihayalkan bagi dia ternyata surga sudah penuh.
Ini hayalan dia.
Maka dia mengatakan: "Ya Allāh, aku dapati surga sudah penuh."
Padahal belum penuh karena surga sangat luas.
Maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala berkata kepada dia:
"Bagi engkau dunia dan 10 kali lipatnya."
Jadi orang ini adalah orang yang paling rendah di surga , kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:
ذَاكَ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً
"Ini adalah orang yang paling rendah kedudukannya di surga.
(HR. Bukhari no. 6571, 7511 dan Muslim no. 186, dari Ibnu Mas'ūd radhiyallāhu Ta'āla 'anhu)
Maka ternyata dia mendapatkan kapling seluas bumi dan 10 kali lipat, jadi 11 kali lipat dunia ini.
Sungguh luas kapling yang dia dapatkan. Ini penghuni surga yang paling rendah, bagaimana yang lebih tinggi lagi?
Oleh karenanya ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Surga sangatlah luas. Kalau seorang yang paling rendah dia mendapatkan kapling seluas 11 kali lipat dunia, maka sungguh luar biasa.
Kita bayangkan, tidak usah jauh-jauh kalau dia menjadi penguasa Banjarmasin saja berarti dia sudah hebat, apalagi misalnya dia penguasa Jakarta.
Semuanya tunduk sama dia, semua kapling milik dia, dia bahagianya luar biasa.
Bagaimana kalau penguasa Indonesia?
Bagaimana lagi kalau menjadi Raja Saudi?
Bagaimana tidak bahagia?
Bagaimana lagi kalau raja dunia? Seluruh dunia ini milik dia.
Ini bagaimana lagi kalau sepuluh kali lipat dunia?
Kapling/kerajaannya 10 kali kali lipat dunia, 11 kali kali lipat dunia. Dan tatkala kita mengatakan kapling yang dia miliki 11 kali lipat dunia luasnya, bukan berarti tanah kosong , tidak berisi tidak ada kenikmatan, tidak.
Maksud kita adalah 11 kali lipat dunia luas kaplingannya dan berisi dengan kenikmatan, panorama yang indah, pemandangan yang menyejukkan pandangannya, kelezatan - kelezatan, 11 kali lipat dunia!
Oleh karenanya ini adalah kenikmatan yang luar biasa yang Allāh berikan kepada penghuni surga.
Karenanya, tatkala kita mengetahui surga sangat luas dan penghuni surga paling rendah luar biasa kaplingannya seperti itu, maka kita harus bersemangat untuk masuk surga.
Tatkala Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memberi motivasi kepada para shahābat dalam perang Badar.
Kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:
قُومُوا إِلَى جَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ. جَنَّةٌعَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ؟ قَالَ : نَعَمْ ، قَالَ : بَخٍ بَخٍ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا يَحْمِلُكَ عَلَى قَوْلِكَ : بَخٍ بَخٍ ؟ قَالَ : لا وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِلا رَجَاءَ أَنْ أَكُونَ مِنْ أَهْلِهَا ، قَالَ : " فَإِنَّكَ مِنْ أَهْلِهَا " , فَأَخْرَجَ تَمَرَاتٍ مِنْ قَرْنِهِ فَجَعَلَ يَأْكُلُ مِنْهُنَّ ، ثُمَّ قَالَ : أَئِنْ أَنَا حَيِيتُ حَتَّى آكُلَ تَمَرَاتِي هَذِهِ إِنَّهَا لَحَيَاةٌ طَوِيلَةٌ ، قَالَ : فَرَمَى بِمَا كَانَ مَعَهُ مِنَ التَّمْرِ ثُمَّ قَاتَلَ حَتَّى قُتِلَ .
"Bangkitlah kalian menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi."
Maka ada seorang shahābat bernama 'Umair bin Humam Al-Anshāriy radhiyallāhu 'anhu, dia berkata:
Ya Rasūlullāh, surga yang luasnya seluas langit dan bumi?"
Kata Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wassallam: "Ya"
Maka dia mengatakan: "Bakhin bakhin."
⇒Bakhin bakhin dalam bahasa arab artinya ungkapan untuk menunjukkan kekaguman, seakan-akan dia berkata: "Wow , hebat!"
Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata, "Wahai Umayr, apa yang membuat engkau berucap "bakhin bakhin"?"
Kenapa kau kagum, apa yang kau ucapkan menunjukkan engkau takjub.
Kata Umayr bin Humam radiyallahu 'anhu:
"Tidak ada apa-apa ya Rasūlullāh, kecuali hanya aku berharap aku termasuk dari penghuni surga yang luasnya seluas langit dan bumi."
Kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:
"Sesungguhnya engkau termasuk penghuni surga."
Maka tatkala dia mendengar vonis dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bahwasanya dia termasuk penghuni surga , maka diapun mengeluarkan kurmanya. Maka diapun mulai makan dari butiran-butiran kurma dia tersebut.
Kemudian dia berkata:
"Kalau saya harus hidup sampai selesai makan dari kurma ini seluruhnya, maka ini kehidupan yang sangat panjang."
Maka diapun lempar kurmanya, maka diapun segera masuk ke dalam medan pertempuran, akhirnya beliau mati syahid, rahiyallahu Ta'ala anhu.
(HR. Muslim, dari shahābat Anas bin Mālik)
Dan ini menunjukkan bagaimana semangat para shahābat untuk segera masuk surga.
Oleh karenanya ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Jangan terperdaya dengan dunia ini, dunia ini sempit, kemudian kenikmatan yang ada terbatas. Betapapun kenikmatan yang anda lihat, maka itu sangat rendah dibandingkan dengan surga.
Kalau di surga anda menjadi penghuni surga yang paling rendah, minimal anda mendapatkan 11 kali lipat dunia atau 10 kali lipat dunia berisi dengan kenikmatan-kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh mata anda, tidak pernah di dengar oleh telinga anda, bahkan tidak pernah terbetik dalam benak anda.
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjadikan kita orang - orang yang bersemangat untuk menuju surga Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan meraih keridha-anNya.
و صلى الله على نينا محمد و على آله وصحبه وسلم
➖➖➖➖➖➖➖
Materi Tematik
Ustadz Firanda Andirja, MA
Audio: https://www.dropbox.com/s/8jyh7zn8q5ik6i6/luasnya%20surga.mp3?dl=0
Video Source: http://yufid.tv/ceramah-singkat-luasnya-surga-ustadz-firanda-andirja-ma/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar