Bismillahirrohmanirrohim, washolatu wasalamu ala rosulillah, amma ba'du.
Saudara2ku, ketahuilah kita sedang berada di zaman fitnah, kita wajib berhati-hati terhadap segala informasi yang masuk, berita apapun itu perlu kita tabayyun, Allah ta'ala sudah mengingatkan hal ini melalui QS.Al-Hujurat:6, "Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan) yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu."
Demikian halnya jika datang suatu kaum yang hendak menjauhkanmu dari Islam, membuatmu jadi alergi terhadap hukum syariat, dan membuatmu jadi islamophobia. Disinilah pentingnya ilmu, ilmu yang menjaga diri kita dan keluarga kita dari kebodohan dan kebutaan. "Ya ayyuha allaziina amanuu quu anfusakum waahliikum nar.." (Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..) [QS.At-Tahrim:6]
1. Mereka membawa kenyataan pahit bahwa negara2 Islam sekarang ini terbelakang, jauh tertinggal dari negara2 barat, mereka dengan berbagai makarnya berusaha menghalangi agar jangan sampai negara2 islam itu membawa agama kedalam negara. Mereka membawa fakta sejarah bahwa orang2 barat justru tambah maju karena meninggalkan agamanya, memisahkan agamanya dari urusan negara, ini yang dinamakan paham sekulerisme.
Eropa maju setelah renaisance, Jepang maju setelah restorasi meiji, turki maju setelah jadi republik, tapi apakah ini sepenuhnya benar? Bagi orang yang membaca sejarah, maka ia akan menyanggah fakta itu tidak berimbang karena memotong sejarah dari abad ke 18. Turki yang sekarang tidak ada apa2nya dibanding turki saat dipimpin Sulaiman "the great". Lalu apakah Islam perlu ikut2an dgn paham sekulerisme?
Mari kita mundur kebelakang lagi, middle ages = dark ages bagi barat, sementara middle ages = golden ages bagi islam. Koq bisa? Sejarah menceritakan kepada kita bahwa orang2 barat terperosok kedalam jurang kegelapan justru karena negara diatur oleh gereja, gereja terlalu mendominasi sampai2 melebihi kekuasaan monarki kerajaan yang kekuasaanya mencakup seluruh aspek kehidupan. Gereja mengawasi setiap pemikiran masyarakat . Tidak setiap individu berhak berpendapat, karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapat & keputusan adalah para ahli agama, hanya gereja yang pantas untuk menentukan atau memutuskan perkara kehidupan, pemikiran, politik juga ilmu pengetahuan!
Sementara disebelah timur sedang bersinar terang sebuah peradaban yang menginspirasi untuk kemudian merubah wajah dunia kedepannya, saat itu adalah masa dimana Islam dan hukum2 syariatnya ditegakkan secara menyeluruh dalam kehidupan individu hingga negara.
Jadi ketika gereja menerapkan secara total ajarannya maka yang terjadi adalah zaman kegelapan, dan ketika mereka keluar memisahkan diri yang terjadi adalah zaman keemasan. Demikian halnya ketika islam diterapkan secara total maka akan masuk ke zaman keemasan, dan ketika ditinggalkan yang terjadi adalah zaman kegelapan, kebodohan, kemunduran, seperti yang sedang menimpa negara2 Islam sekarang ini. Untuk inikah Islam diturunkan? Menjadi penyempurna dari agama2 sebelumnya.
Jika ada yang bertanya, saat Islam berjaya & sudah berada dijalan yang benar kenapa kemudian terpuruk? Selama bumi masih berputar, selama itu pula setan akan terus mempengaruhi manusia untuk berbuat dosa & kemaksiatan, Kekhalifahan ottoman runtuh karena memang sudah seharusnya runtuh, korupsi merajalela, perebutan kekuasaan, kehidupan istana yang terlalu mewah, dsbnya yang merupakan Sunatullah, perhatikan firman Nya dalam QS.Ali Imran:140, “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, Maka Sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)..."
2. Kemudian jika ada yang mengatakan Al Qur'an tidak menyinggung tentang negara Islam maka sesungguhhnya itu adalah perkataan yang bathil. Jika ia seorang muslim maka hendaklah ia beristighfar dan segera bertobat, karena sesungguhnya ia telah membuka aib dirinya sendiri. Al Qur'an bukan hanya sekedar buku yang bisa dipahami secara tekstual, untuk itulah umat muslim dimanapun & siapapun diwajibkan untuk mempelajari dengan benar kitab ini sesuai tuntunan rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam, para sahabat, tabi'in, tabiut tabi'in dan ulama2 yang mengikutinya. Jika tidak, maka terjadi adalah apa yang sedang menimpa segolongan kaum sekarang ini, mereka mempelajari Al Qur'an dengan nafsu, mereka dengan sombongnya mengatakan Al Qur'an sudah tidak relevan lagi di zaman orang2 bisa pergi ke bulan & pikiran sudah direkam kedalam software, mereka secara bebas memilih2 hukum dalam Qur'an yang menurut nafsu mereka cocok utk diterapkan, dan mengingkari hukum2 lainnya yang tidak sesuai dengan akal logika mereka, paham ini disebut liberalisme.
Sekarang mari kita buktikan bahwa negara islam ada dan juga diatur dalam Al Qur'an;
- innii ja'ilun fii al-ardi khaliifat "Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di muka bumi" (QS.Al-Baqarah:30)
- fahkum baynahum bima anzalaAllah "Maka putuskanlah perkara di antara mereka dengan apa yang diturunkan Allah" (Qs.Al-Maa’idah:48)
Pertanyaan saya:
- Seorang Khalifah bila menjalankan pemerintahan/negara dalam bentuk apa?
- Hukum2 Allah akan ditegakkan dalam bentuk negara/pemerintahan yang seperti apa?
Imam Ibnu Katsir rahimahullah, ketika menjelaskan ayat tersebut mengatakan "Sesungguhnya al-Qurthubi dan yang lain berdalil berdasarkan ayat ini atas wajibnya mengangkat khalifah untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi di antara manusia, memutuskan pertentangan mereka, menolong orang yang dizalimi dari yang menzalimi, menegakkan hudud, mengenyahkan kemungkaran, dan sebagainya yang merupakan hal-hal penting yang memang tidak mungkin ditegakkan kecuali dengan adanya Imam (Khalifah)."
Itu baru dari Al Qur'an. Sumber hukum islam lainnya seperti as sunnah, ijma sahabat, fatwa ulama hingga kaidah fiqih pun menguatkan dalil tersebut:
* Hadits: "Barangsiapa mati sedangkan di lehernya tak ada bai’at (kepada Khalifah) maka dia mati dalam keadaan mati jahiliyah." [HR. Muslim].
* Ijma sahabat: Abu bakar, Umar, Abu Ubaidah rodhiallahu'anhum mendahulukan urgensi pemilihan Khalifah untuk kemaslahatan umat ketimbang pemakaman rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam.
* Para imam mazhab (Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, dan Ahmad) rahimahumullah telah sepakat bahwa Imamah (Khilafah) itu wajib adanya, dan bahawa ummat Islam wajib mempunyai seorang imam (khalifah,) yang akan meninggikan syiar-syiar agama serta menolong orang-orang yang tertindas dari yang menindasnya..."
* Kaidah Fiqih: "Ma laa yatimmul waajib, illa bihi fahuwa waajib" - Suatu kewajiban yang tidak sempurna tanpa adanya sesuatu, maka sesuatu itu hukumnya menjadi wajib. Hukum2 Allah yang tertera di dalam Al Qur'an adalah wajib, dan kewajiban itu hanya bisa terlaksana oleh pemimpin yang menjalankan pemerintahan islam.
Dalil2 diatas itulah yang menjadikan khalifatul al islam (kepemimpinan islam) adalah fardhu kifayah, selama belum terlaksana, maka wajib hukumnya bagi kaum muslimin untuk bersatu, bersama2 menegakkannya.
Jadi, paham sekularisme dan liberalisme tidak sesuai dengan aqidah ahlus sunnah wal jama'ah, bukan sekedar perkara furu'iyah dan khilafiyah yang masih ada toleransi, oleh karena itu sekularisme dan liberalisme ditentang karena dianggap menyimpang dari jalan Islam. Saya mohon ampun kepada Allah dan saudara2ku atas tulisan yang bisa menyakiti hati ini, sesungguhnya rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam pernah mewasiatkan 7 hal kepada sahabatnya Abu Dzar rodhiallahu'anhu yg salah satunya berbunyi, "qul al haqqa walau kaana murran - Katakanlah yang benar, walau kadang itu pahit." Juga merupakan bentuk pengamalan dari surat Al-Asr (demi masa), serta hadits, “Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (Muttafaq ‘alaih-HR.Bukhari no.13 dan Muslim no.45)
Sebagai penutup, akan saya kutip firman Allah berikut:
* Al-'A`rāf :179 - Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
* Āli `Imrān : 20 - Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam". Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.
Wallahu'alam bisshowab, Wallahu Waliyut Taufiq Wal Hidayah. Semoga kita dijauhi dari paham sekularisme dan liberalisme dalam Islam, hidayah itu dijemput bukan ditunggu.