saya beruntung, saya sangat beruntung, saya amat sangat beruntung! saya beruntung beruntung beruntung dan seterusnya. kata-kata itu tidak pernah berujung. merefleksikan keberuntungan yang selalu saya alami dalam hidup. alhamdulillah..
misalnya minggu lalu saat saya berpulang dari menemani ayah ibu terapi ceragem ditempat saudara kami yang memiliki alat tersebut. hari minggu itu sudah malam sekitar jam 8, saat kami melintasi jalur tomang yang menuju kearah tol tangerang saya terpaksa membelokkan kendaraan melintasi jalur busway, karena memang biasanya polisi mempersilahkan untuk melintasinya demi mengurangi kemacetan disana yang memang selalu terjadi. tapi malam itu tidak, diujung sana terlihat beberapa polisi sedang sibuk menilang kendaraan-kendaraan lain yang juga melawati jalur busway ini. yah mau diapain lagi pikir saya.. pasrah saja wong memang salah. yasudah jadinya kami seperti antrian kendaraan yang tertib menunggu giliran untuk ditilang. sesampainya disana saya gak basa basi, justru polisinya yang basa-basi, saya cuma bilang udah tilang aja pak.. tapi entah kenapa saya jadi terburu-buru, setelah menyerahkan SIM saya langsung cabut, mereka tampak bingung.. tapi seketika itu juga ayah saya menegur surat tilangnya mana?! astagfirullah... saya lupa! diujung perbatasan jalur busway saya langsung meminggirkan kendaraan dan berlari agak jauh ke belakang untuk mengejar polisi tadi. sesampainya disana untunglah mereka belum kemana-mana, yang ada semakin nyayur mereka dengan jumlah kendaraan yang tak putus (seharusnya dalam kondisi seperti ini polisi memaklumi, toh biasanya juga begitu, dasar ini aja lagi ngejar setoran, but still rule is rule, the wrong is the wrong). polisi yang menilang saya tadi tak heran dengan kedatangan saya karena sudah tau maksutnya,
polisi: "kenapa tadi buru-buru dek? <-- saya dipanggil adek! hehe",
saya: "iya pak maaf gak enak sama yang antri dibelakang semakin panjang."
polisi: "mobilmu mana?"
saya: "didepan sana pak."
polisi: "yausudah sana jalan, nanti kendaraannya hilang gak ada yang jagain (sambil mengembalikan SIM)"
saya: "terima kasih pak!" (sambil berbisik dalam hati padahal ada orangtua saya didalam mobil, masih tetap didalam hati lalu berucap alhamdulillah, beruntung saya tidak jadi ditilang, mana sempat saya mengurus persidangan dan sebagainya, ditambah resiko tetap berkendara tanpa SIM. syukurlah allah maha tahu kondisi hambanya. terima kasih ya rabb sumber segala nikmat dan kebahagiaan di jiwaku.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar